Perisainews.com – Menurut laporan Pentagon, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) sedang meningkatkan pesawat tempur J-20 Mighty Dragon. Peningkatan ini jawaban China untuk F-22 Raptor.
Dengan adanya peningkatan ini diyakini akan membuat J-20 menjadi pesawat tempur yang lebih mampu dan lebih mematikan.
Salah satu peningkatan utama yang sedang dilakukan pada J-20 adalah kemampuan untuk membawa lebih banyak rudal udara-ke-udara. Saat ini, J-20 dapat membawa hingga 6 rudal udara-ke-udara, tetapi setelah ditingkatkan, J-20 akan dapat membawa hingga 12 rudal udara-ke-udara.
Hal ini akan membuat J-20 menjadi ancaman yang lebih besar bagi pesawat musuh.
Peningkatan lain yang sedang dilakukan pada J-20 adalah kemampuan untuk terbang lebih jauh. Saat ini, J-20 memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer, tetapi setelah ditingkatkan, J-20 akan memiliki jangkauan sekitar 3.000 kilometer.
Hal ini akan memungkinkan J-20 untuk beroperasi di area yang lebih luas dan untuk menyerang target yang lebih jauh.
Selain itu, J-20 juga sedang ditingkatkan dalam hal kemampuan radar dan avionik. Peningkatan ini akan membuat J-20 lebih mampu mendeteksi dan melacak pesawat musuh, serta untuk melakukan serangan yang lebih akurat.
Peningkatan yang sedang dilakukan pada J-20 merupakan indikasi bahwa China sedang berusaha mengembangkan armada pesawat tempur generasi kelima yang paling canggih di dunia.
Pesawat tempur generasi kelima adalah pesawat tempur yang memiliki kemampuan stealth, supercruise, dan sensor canggih.
Peningkatan kemampuan J-20 merupakan tantangan bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Amerika Serikat dan sekutunya perlu mengembangkan strategi untuk mengatasi peningkatan kemampuan J-20, seperti mengembangkan pesawat tempur generasi keenam dan meningkatkan kemampuan pertahanan udara mereka.
Peningkatan kemampuan J-20 merupakan perkembangan yang signifikan dalam teknologi militer China. Hal ini menunjukkan bahwa China sedang berusaha mengembangkan armada pesawat tempur generasi kelima yang paling canggih di dunia.
Amerika Serikat dan sekutunya perlu terus memantau perkembangan kemampuan J-20 dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
