Scroll untuk baca artikel
Berita

Lombok FC, Rannya dan HBK di Mata Dosen Malaysia

×

Lombok FC, Rannya dan HBK di Mata Dosen Malaysia

Sebarkan artikel ini

Saya cemburu karena HBK mampu dan berhasil dengan cemerlang mewujudkan sebagain imajinasi saya tentang Sasak. Dengan modal kekuasaan politik dan kekuataan ekonomi, HBK dengan mudah mewujudkan imajinasi kesasakan yang oleh saya sendiri, tentu saja hampir mustahil dapat direalisasikan.

Sebagai orang Sasak, sudah pasti, saya ingin melihat Sasak terdepan, memilik harga diri, mempunyai kehormatan, mendapatkan peluang yang sama dengan bangsa lain. Potret imajinasi tersebut tentu saja dapat dilukis dalam bentuk pembangunan manusia dan infrastruktur lainnya.

Namun karena saya tidak memiliki kekuasaan politik dan kekuataan ekonomi seperti HBK, maka imajinasi itu hanya berkelindan dalam ruang kosong. Ia lama-lama dapat membahayakan jika sudah masuk ke lorong hayalan.

Baca Juga:  Kompolnas Lakukan Pengawasan Kesiapan Pengamanan Pilkada Polda Riau

Sebagai orang Sasak, saya dapat pastikan, saya terlebih dahulu berimajinasi orang Sasak dapat memilki klub sepak bola yang hebat dan ternama. Bahkan sejak ahun 1986, ketika Argentina menjadi juara dunia sepakbola, imajinasi ini sudah tertanam sangat dalam.

Karena saya membayangkan, betapa Argentina dan Maradona ketika itu, menjadi buah bibir semua orang di muka bumi ini. Argentina dan Maradona ketika itu sangat terkenal dan sangat dihormati sekaligus dikagumi oleh dunia.

Terlebih saat itu, yang dikalahkan adalah Jerman Barat. Satu negara yang jauh di atas Argentina. Sudah terpikir, sepak bola ialah politik dan strategi selain dilihat sebagai olah raga. Karena itu, jika menjadi juara, maka bangsa yang terjajah pun dengan cepat memiliki kehormatan sekaligus kekuatan.

Baca Juga:  Mudik Lebaran 2024: Kakorlantas Harap Ceria dan Penuh Makna

Imajinasi itu terus mengalir. Bahkan alirannya semakin deras ketika saya semakin memahami betapa keterjajahan orang Sasak ialah persoalan utama Sasak itu sendiri. Saya benar-benar disiksa oleh imajinasi saya sendiri karena hingga lebih dari tiga dekade, ia masih berupa imajinasi.

Bayang-bayang yang semakin kabur karena saya sudah sampai pada satu fase di mana, saya menyadari bahwa hal tersebut tak mungkin dapat saya wujudkan. Klub sepak bola bukan barang murah dan mudah. Perlukan duit yang sangat banyak. Memerlukan juga sumber daya manusia pemain dan pengelola yang mumpuni. Juga diperlukan kekuasaan politik. Sesuatu yang samasekali tidak ada pada diri saya.

Tiba-tiba pada tahun 2021, setelah HBK mengakuisisi klub sepak bola Garuda Muda, HBK secara permanen mendirikan Lombok FC. Klub sepak bola yang dikelola secara profesional. Satu pengelolaan sepak bola yang sangat terbarukan. Ada beberapa hal penting terkait hal ini.

Baca Juga:  Polres Sumbawa Barat Ikuti Doa Bersama Lintas Agama Secara Virtual

Jika ditilik dari konteks zaman, di mana talenta muda Lombok dalam sepak bola sudah berjamur di mana-mana, ditambah kesadaran masyarakat terhadap strategis dan pentingnya sepak bola, maka apa yang dilakukan oleh HBK merupakan pencapaian tonggak sejarah.

HBK berhasil menampung, atau membuka pintu keluar (eksisting) bagi talenta muda sepak bola untuk dapat berkiprah secara luas di dunia. Ini merupakan mimpi semua anak muda yang menggemari sepak bola. Maka apa yang dilakukan HBK, sebaiknya dilihat sebagai kecemerlangan sekaligus kegemilangan.