Perisainews.com – Pembohong kompulsif adalah seseorang yang berbohong secara terus-menerus tanpa alasan yang jelas. Mereka mungkin berbohong untuk menutupi rasa malu, menghindari konflik, atau mencari perhatian. Namun, kebohongan mereka seringkali tidak masuk akal, tidak konsisten, dan mudah terbongkar1.
Pembohong kompulsif berbeda dengan pembohong biasa yang berbohong untuk mendapatkan keuntungan atau mengelak dari masalah. Pembohong kompulsif mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang berbohong, atau tidak bisa mengendalikan kebiasaan mereka. Mungkin juga mengalami gangguan mental seperti kepribadian/”>gangguan kepribadian, gangguan obsesif-kompulsif, atau gangguan bipolar23.
Tanda-tanda Pembohong Kompulsif
Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda bahwa Anda sedang berhadapan dengan pembohong kompulsif:
- Mereka seringkali mengubah cerita mereka. Mungkin lupa detail kebohongan mereka, atau menciptakan detail baru untuk membuat cerita mereka lebih meyakinkan. Mereka juga mungkin memberikan informasi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan fakta yang ada1.
- Mereka tidak menunjukkan rasa bersalah atau menyesal. Mungkin tidak merasa bersalah atau menyesal atas kebohongan mereka, bahkan jika kebohongan mereka menyebabkan kerugian atau kesulitan bagi orang lain. Mereka juga mungkin menolak untuk mengakui atau meminta maaf atas kebohongan mereka1.
- Mereka sulit dipercaya. Seringkali melanggar janji, mengingkari perjanjian, atau berkhianat kepada orang lain. Mereka juga mungkin mencuri, berjudi, atau melakukan hal-hal ilegal lainnya tanpa rasa takut akan konsekuensinya1.
- Mereka memiliki harga diri yang rendah. Merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri, dan berusaha untuk meningkatkan citra diri mereka dengan berbohong. Mereka mungkin berpura-pura menjadi orang lain, membesar-besarkan prestasi mereka, atau menciptakan kisah-kisah fantastis tentang diri mereka1.
- Mereka sulit menjalin hubungan yang sehat. Mungkin sulit untuk dipercaya, diandalkan, atau dicintai oleh orang lain. Mereka juga mungkin sulit untuk mempercayai, mengandalkan, atau mencintai orang lain. Hubungan mereka mungkin seringkali penuh dengan konflik, ketidakstabilan, dan ketidakpuasan1.
Cara Menghadapinya
Jika Anda merasa bahwa Anda sedang berhadapan dengan pembohong kompulsif, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghadapinya:
- Jangan terlibat dalam kebohongan mereka. Jika Anda mengetahui bahwa seseorang sedang berbohong kepada Anda, jangan ikut-ikutan dalam kebohongan tersebut. Jangan memberikan reaksi positif atau negatif yang bisa memperkuat kebiasaan berbohong mereka. Juga jangan mencoba untuk membuktikan bahwa mereka sedang berbohong, karena hal ini bisa membuat mereka semakin defensif dan agresif1.
- Tetap tenang dan rasional. Jika Anda harus berbicara, tetaplah tenang dan rasional. Jangan marah, emosional, atau menyerang mereka secara pribadi. Gunakan fakta-fakta yang bisa Anda verifikasi untuk mendukung argumen Anda. Juga minta mereka untuk memberikan bukti-bukti yang bisa Anda cek kebenarannya1.
- Batasi kontak dengan mereka. Jika Anda merasa bahwa pembohong kompulsif sudah terlalu merugikan atau mengganggu Anda, batasilah kontak dengan mereka. Jangan memberikan informasi pribadi, uang, atau bantuan lainnya kepada mereka. Juga jangan membiarkan mereka mempengaruhi keputusan atau perilaku Anda1.
- Cari bantuan profesional. Jika Anda merasa bahwa Anda sendiri atau orang yang Anda cintai adalah pembohong kompulsif, carilah bantuan profesional. Mungkin membutuhkan terapi atau pengobatan untuk mengatasi masalah mental yang mendasari kebiasaan berbohong mereka. Dengan bantuan profesional, bisa belajar untuk mengenali dan mengubah perilaku mereka.
Pembohong kompulsif adalah orang-orang yang berbohong secara terus-menerus tanpa alasan yang jelas. Mereka mungkin berbohong karena gangguan mental, rasa malu, atau keinginan untuk mendapatkan perhatian. Pembohong kompulsif bisa menyebabkan masalah bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Untuk menghadapi pembohong kompulsif, kita perlu tetap tenang, rasional, dan tidak terlibat dalam kebohongan mereka. Kita juga perlu batasi kontak dengan mereka, dan mencari bantuan profesional jika perlu.
