Scroll untuk baca artikel
Teknologi

Dampak AI: Google PHK Ratusan Pekerja Asisten Suara

×

Dampak AI: Google PHK Ratusan Pekerja Asisten Suara

Sebarkan artikel ini
Google PHK Ratusan Pekerja Asisten Suara

perisainews.com – Google, perusahaan teknologi raksasa yang berada di bawah Alphabet, baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan yang terlibat dalam pengembangan Google Assistant, perangkat lunak asisten suara yang bersaing dengan Alexa dan Siri. Langkah ini juga diikuti dengan penghapusan sejumlah posisi di tim produk informasi dan pengetahuan, serta tim perangkat keras dan teknik.

Google menjelaskan bahwa PHK ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan menyesuaikan sumber daya dengan prioritas produk. Perusahaan juga menyatakan bahwa PHK ini akan membantu meningkatkan kualitas Google Assistant, yang sedang menjelajahi kemungkinan untuk mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) terbaru ke dalam produk-produknya.

Salah satu teknologi AI yang sedang dikembangkan oleh Google adalah chatbot AI generatif bernama Bard, yang diumumkan pada Oktober lalu. Bard adalah chatbot yang mampu menghasilkan teks yang koheren, relevan, dan kreatif berdasarkan input pengguna. Google berencana untuk menggunakan Bard untuk membangun versi baru Google Assistant yang dapat berkomunikasi dengan pengguna melampaui suara, memahami dan menyesuaikan diri dengan pengguna, dan menangani tugas-tugas pribadi dengan cara-cara baru.

Baca Juga:  Cara Uninstall Aplikasi di Laptop Windows dengan Mudah

PHK ini, terutama di tim asisten suara, dapat dilihat sebagai dampak langsung dari AI – khususnya AI generatif. AI generatif adalah teknologi yang mampu menghasilkan konten baru berdasarkan data yang ada, seperti teks, gambar, suara, atau video. Teknologi ini telah mengubah pasar dan menantang para raksasa teknologi untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam lini produk yang ada.

Google bukanlah satu-satunya perusahaan yang terpengaruh oleh AI generatif. Perusahaan lain, seperti OpenAI, Facebook, dan Microsoft, juga telah mengembangkan dan meluncurkan produk-produk berbasis AI generatif, seperti ChatGPT, Blender, dan Turing-NLG. Produk-produk ini menawarkan kemampuan untuk berdialog dengan pengguna, memberikan informasi, atau menghibur pengguna dengan konten yang dibuat oleh AI.

Baca Juga:  Cara Menghapus Kata Sandi Masuk dari Windows 10 dan Windows 11

PHK ini juga mencerminkan perubahan besar dalam strategi dan visi Google. Sebagai perusahaan yang selalu berinovasi dan bereksperimen dengan berbagai produk dan layanan, Google tampaknya lebih fokus pada produk dan layanan yang menghasilkan pendapatan dalam beberapa tahun terakhir, seperti iklan, cloud, dan YouTube. Namun, Google juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari perusahaan teknologi lain, baik yang sudah mapan maupun yang baru muncul.

Perusahaan-perusahaan tersebut menawarkan produk dan layanan yang lebih menarik, lebih murah, atau lebih unggul dari Google, seperti Amazon, Apple, Netflix, TikTok, atau Spotify. Oleh karena itu, Google harus berusaha keras untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan memenuhi harapan para pengguna, pemegang saham, dan regulator.

Baca Juga:  PTPN dan FGV Jajaki Kolaborasi Energi Bersih

Dalam menghadapi dampak AI, Google telah melakukan langkah-langkah untuk terus berinovasi dan mengintegrasikan teknologi AI generatif ke dalam produk-produknya. Meskipun PHK ini dapat dianggap sebagai dampak negatif, perusahaan ini juga melihat potensi besar dari penggunaan teknologi AI generatif untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan memperluas kemampuan Google Assistant.