Mekkah, Arab Saudi – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Republik Indonesia secara intensif menggelar kegiatan monitoring dan pengawasan terhadap dapur serta berbagai fasilitas pendukung layanan bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Langkah proaktif ini diambil guna memastikan seluruh aspek layanan, khususnya konsumsi makanan dan minuman, terjamin kehalalan dan keamanannya menjelang puncak ibadah haji 2025.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Haji Sukses
Pengawasan yang dilakukan BPJPH ini bukan merupakan kegiatan tunggal, melainkan bagian dari kolaborasi lintas kementerian/lembaga yang bertujuan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025. Sinergi ini ditekankan untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan seluruh rangkaian ibadah bagi jemaah asal Indonesia. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kualitas layanan, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi yang halal dan aman.
Sekretaris Utama BPJPH, Muhammad Aqil Irham, menegaskan pentingnya kolaborasi ini. “Kita melaksanakan pemantauan di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) bersama tim dari Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Badan Penyelenggara Haji, dan perwakilan K/L lainnya,” ujarnya dalam siaran resmi yang diterima InfoPublik pada Rabu (28/5/2025).
“Pemantauan ini kita laksanakan dalam rangka mendukung layanan yang optimal bagi keamanan dan kenyamanan jemaah haji asal Indonesia selama pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi,” lanjutnya, menjelaskan tujuan utama dari kegiatan monitoring tersebut.
Fokus Pengawasan: Dari Dapur Hingga Fasilitas Tidur
Dalam kegiatan pengawasan ini, tim BPJPH tidak hanya fokus pada aspek makanan. Berbagai fasilitas vital lainnya turut menjadi perhatian. Tim melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap fasilitas dapur, tenda, ketersediaan air, tempat tidur, kamar mandi, toilet, pendingin udara (AC), dan berbagai infrastruktur pendukung lainnya.
Fasilitas-fasilitas ini disiapkan oleh sejumlah syarikah, yakni lembaga yang secara khusus ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi untuk mengelola layanan jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Menariknya, para syarikah ini menyiapkan konsep fasilitas yang bervariasi, seringkali menyesuaikan dengan ciri khas negara asal jemaah.
Sebagai contoh, di sebuah maktab salah satu syarikah, terlihat penataan tempat tidur dan dekorasi yang kental dengan ciri khas nusantara, seperti anyaman bambu atau rotan, serta meja dan kursi bambu yang menciptakan suasana familiar bagi jemaah Indonesia.
Menjamin Kenyamanan di Tengah Cuaca Panas
Muhammad Aqil Irham mengapresiasi upaya syarikah dalam menciptakan suasana nyaman bagi jemaah. “Ini adalah upaya yang baik yang dilakukan oleh para syarikah. Dengan konsep yang menghadirkan keindahan, kebersihan, dan kesejukan, agar jemaah haji kita merasa nyaman meskipun tinggal di tengah cuaca Arab Saudi yang relatif panas saat ini,” jelasnya.
Selain estetika dan kenyamanan, ketersediaan fasilitas dasar juga menjadi prioritas. “Kita juga memastikan ketersediaan air bersih, dengan sanitasi yang baik yang tentu akan sangat dibutuhkan oleh jemaah, terutama di Armuzna yang merupakan tiga lokasi penting dalam fase puncak ibadah haji nanti,” tambahnya, menyoroti vitalnya sanitasi di area krusial tersebut.
Puncak dari pengawasan ini adalah pemantauan dapur-dapur. “Setelahnya, pada Rabu dini hari nanti kita juga memonitoring dapur-dapur yang ada, memastikan penerapan prosedur yang menekankan pentingnya standar halal dan juga keamanan pangan terlaksana di lapangan,” pungkas Aqil Irham, menegaskan komitmen BPJPH dalam menjamin setiap hidangan yang disajikan kepada jemaah memenuhi standar halal dan aman konsumsi.
Pengawasan ketat ini diharapkan dapat memberikan ketenangan dan jaminan bagi jemaah haji Indonesia, sehingga mereka dapat fokus dalam menjalankan ibadah tanpa kekhawatiran mengenai kualitas layanan dan konsumsi selama di Tanah Suci.