Scroll untuk baca artikel
Politik

Cara Hidup Sehat Ala Rannya Agustyra Kristiono

×

Cara Hidup Sehat Ala Rannya Agustyra Kristiono

Sebarkan artikel ini

 

Mataram – Usia remaja, muda dan milenial adalah masa-masa yang penuh harapan dan perubahan. Akan tetapi, ternyata cukup banyak kejadian kematian tertinggi dialami oleh kelompok usia peralihan ini. Mulai dari masalah kesehatan, hingga pola hidup yang kurang bersih

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016, lebih dari 3.000 remaja meninggal dunia setiap hari, dengan total mencapai 1,2 juta kematian remaja per tahun. Padahal kebanyakan dari penyebabnya sebenarnya dapat dicegah.

Melihat fakta tersebut, putri mendiang anggota DPR RI H Bambang Kristiono, yakni Rannya Agustyra Kristiono mengajak generasi muda milenial dan Gen Z, khususnya di P. Lombok untuk mulai menerapkan pola hidup sehat dan Bersih sejak dini.

Baca Juga:  Rannya Beber 5 Hambatan UMKM Lombok Barat, Janji Beri Pelatihan Digital

“Pola hidup sehat, bersih dan tertib diperlukan bagi generasi muda Bumi Gora, agar cita-cita Generasi Emas Indonesia bisa tercapai,” kata Rannya Agustyra Kristiono, Minggu, 27 Agustus 2023.

Dara cantik yang lama menempuh pendidikan di Eropa ini menjelaskan, dari data WHO dapat diketahui bahwa ada beberapa penyebab kematian yang paling tinggi terjadi di usia remaja.

Yang pertama adalah kecelakaan. Kecelakaan merupakan penyebab kematian remaja usia 10-19 tahun yang terbesar. Kejadian kecelakaan ini dua kali lipat lebih banyak terjadi pada remaja laki-laki. Jenis kecelakaannya adalah kecelakaan lalu lintas (transportasi).

Misalnya tabrakan kendaraan atau kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki. Itulah mengapa pemerintah menetapkan usia minimal untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah 17 tahun.

Baca Juga:  RS Apung Laksamana Singgah di KSB, Warga Antusias Berobat

“Sehingga orang tua dan masyarakat secara umum punya peran yang sangat penting dalam mencegah kematian remaja karena kecelakaan. Salah satu caranya adalah menunggu sampai anak mendapatkan SIM baru diperbolehkan untuk mengemudikan kendaraan bermotor. Orang Tua juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya soal keselamatan lalu lintas,” katanya.

Dari data yang sama, papar Rannya, penyebab kedua kematian remaja adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan.

“Infeksi saluran pernapasan bagian bawah adalah kondisi infeksi yang dialami pada organ sistem pernapasan bagian bawah seperti paru-paru , bronkus, dan trakea,” jelas Rannya.

Menurut dia, terdapat berbagai macam infeksi saluran pernapasan bagian bawah pada remaja yakni, bronkitis, pneumonia, laryngotracheitis, dan tracheitis.

Baca Juga:  Calon Anggota DPRD Wanita Termuda Partai Gerindra Dapil Gunungsari-Batulayar Laksanakan "Jum'at Peduli"

“Hal ini berkaitan dengan kebiasaan merokok. WHO mencatat bahwa lebih dari setengah dari total kasus kematian anak dan remaja akibat pneumonia adalah akibat menghirup asap polusi dalam ruangan,” imbuhnya.

Selanjutnya adalah penyakit diare. Diare dapat disebabkan oleh virus, bakteri, infeksi parasit, atau bahkan keracunan. Diare juga sangat berkaitan dengan kondisi sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitar sehingga kebersihan menjadi penting dalam pencegahan diare. Minum air mentah, minum produk susu yang tidak diproses melalui pasteurisasi, dan tidak menjaga kebersihan makanan juga meningkatkan risiko diare.

“Diare memang kesannya sepele. Namun, bila tidak segera ditangani, diare bisa menyebabkan dehidrasi serius yang akhirnya berujung pada kematian,” papar Rannya.