Tulungagung – Kabupaten Tulungagung kembali berduka setelah dua kejadian tragis di perlintasan kereta api merenggut nyawa dua warganya dalam kurun waktu dua hari terakhir. Peristiwa pilu ini terjadi di wilayah Kecamatan Ngunut dan Rejotangan, masing-masing pada Minggu dan Senin (23-24/02/2025).
Kepolisian Resor (Polres) Tulungagung melalui Polsek Ngunut dan Rejotangan telah mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan saksi. Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian, yang kemudian mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintasi perlintasan kereta api, terutama yang tidak berpalang pintu.
Dua Kecelakaan Maut dalam Waktu Singkat
Kejadian pertama terjadi pada Minggu (23/02/2025) sekitar pukul 16.30 WIB di perlintasan kereta api tanpa penjaga di Dusun Pundensari, Kecamatan Rejotangan. Korban, seorang perempuan bernama Siti Purwaningsih (44), warga setempat, tertabrak kereta api Komuter Dhoho dengan nomor lokomotif CC 2018348 jurusan Kertosono – Surabaya (via Malang).
“Korban pada saat itu sedang menyeberang perlintasan kereta api dari arah selatan menuju utara. Tujuannya adalah untuk melakukan ziarah ke makam leluhur. Namun nahas, saat melintas, kereta api melaju dan menabrak korban hingga meninggal dunia di lokasi kejadian,” ungkap Kasihumas Polres Tulungagung, Ipda Nanang, Senin (24/02/2025).
Selang beberapa jam kemudian, tragedi serupa kembali terjadi pada Senin (24/02/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Lokasi kejadian kali ini berada di perlintasan kereta api KM 142 + ¾ timur doplangan tanpa palang pintu, masuk wilayah Desa Gilang, Kecamatan Ngunut. Korban diketahui bernama Sutrianik (48), seorang perempuan warga desa setempat.
“Piket Jaga Polsek Ngunut menerima laporan dari Danru Polsuska yang melaporkan adanya kejadian orang tertabrak kereta api. Kereta api CL Penataran dari arah Blitar menuju Surabaya (lewat Kertosono) dengan nomor kereta api CC 2039807 menjadi penyebab kecelakaan ini,” jelas Ipda Nanang.
Kronologi dan Keterangan Saksi
Menurut keterangan saksi mata, sebelum kejadian nahas tersebut, korban Sutrianik baru saja selesai memetik daun jeruk di area utara perlintasan rel kereta api. Ia kemudian berjalan di atas perlintasan rel kereta api menuju arah barat dengan maksud untuk pulang ke rumah.
“Saat bersamaan, kereta api melintas dari arah timur menuju barat. Masinis kereta api sempat membunyikan klakson, namun tidak dihiraukan oleh korban. Akibatnya, korban tertabrak kereta api CL Penataran jurusan Malang – Surabaya dan terseret kurang lebih sejauh 100 meter. Korban meninggal dunia seketika di TKP,” terang Kasihumas.
Setelah menerima laporan, personel Polsek Ngunut segera mendatangi TKP. Di lokasi, petugas menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Polsek Ngunut kemudian menghubungi Tim Inafis Polres Tulungagung dan petugas medis dari RSUD Dr. Iskak Tulungagung untuk proses identifikasi dan evakuasi korban.
Imbauan Kepolisian: Utamakan Keselamatan di Perlintasan Kereta Api
Menyikapi dua kejadian tragis ini, Polres Tulungagung melalui Kasihumas Ipda Nanang kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada saat melintasi perlintasan kereta api, terutama perlintasan tanpa palang pintu.
“Dengan adanya kejadian ini, kami menghimbau kepada warga masyarakat yang akan melintasi perlintasan kereta api terutamanya tanpa palang pintu alangkah amannya untuk berhenti sejenak melihat kanan kiri,” tegas Ipda Nanang.
Ipda Nanang menekankan pentingnya kehati-hatian dan kewaspadaan saat berada di dekat rel kereta api. Berhenti sejenak, melihat dengan seksama ke kanan dan kiri sebelum melintasi rel, adalah langkah sederhana namun sangat penting untuk menghindari potensi kecelakaan. Keselamatan diri dan keluarga adalah yang utama, dan kehati-hatian di perlintasan kereta api adalah bagian dari upaya menjaga keselamatan tersebut.
Pihak kepolisian berharap, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kesadaran akan keselamatan di perlintasan kereta api. Kerja sama dan kehati-hatian dari seluruh masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di kemudian hari.