Lombok Barat, NTB — Kepolisian Sektor (Polsek) Batulayar, jajaran Polres Lombok Barat, Polda NTB, menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan daerah. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan monitoring dan pendampingan penjualan stok jagung dari kelompok tani (Poktan) di Desa Sandik ke Gudang Perum BULOG Provinsi NTB. Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Kompol I Putu Kardhianto, S.H., M.H., selaku Kapolsek Batulayar, ini berlangsung aman dan lancar pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Dukungan Polri dalam Distribusi Pangan Lokal
Kegiatan monitoring ini dimulai sejak pagi hari, sekitar pukul 09.00 Wita, bertempat di Dusun Perempung, Desa Sandik, Kecamatan Batulayar. Petugas Kepolisian bersama-sama memantau, mengecek, dan mendampingi seluruh proses pendistribusian dan penjualan hasil panen jagung dari petani lokal. Peran aktif Polri dalam kegiatan ini menegaskan kembali fungsi kepolisian yang tidak hanya berfokus pada aspek keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dan petani dalam memastikan kelancaran rantai pasok pangan.
“Kami hadir di tengah-tengah petani untuk memastikan bahwa proses penjualan dan pendistribusian hasil panen jagung ke BULOG berjalan dengan transparan, aman, dan tanpa hambatan,” ujar Kompol I Putu Kardhianto. “Ini adalah bentuk dukungan nyata Polri, khususnya Polsek Batulayar, terhadap program ketahanan pangan nasional dan upaya meningkatkan kesejahteraan petani,” tambahnya, menegaskan komitmen institusinya.
Pengecekan Kualitas dan Kuantitas Jagung
Stok jagung yang siap didistribusikan kali ini mencapai sekitar 1 ton. Jagung tersebut berasal dari Poktan Dusun Perempung, Desa Sandik, yang merupakan salah satu sentra pertanian di Kecamatan Batulayar. Proses pengecekan kualitas menjadi tahapan krusial sebelum jagung diterima oleh pihak BULOG.
Salah satu aspek penting yang dicek adalah mutu kadar air jagung. Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh BULOG untuk menjamin kualitas penyimpanan, kadar air maksimal jagung yang dapat diterima adalah sebesar 14%. Setelah dilakukan pengecekan oleh petugas gudang BULOG di lokasi, diperoleh hasil bahwa kadar air jagung dari Poktan Perempung berada di angka 13,8%. Angka ini menunjukkan bahwa hasil panen petani telah memenuhi persyaratan kualitas dan layak untuk diserap oleh BULOG.
“Hasil pengecekan kadar air 13,8% ini membuktikan bahwa jagung yang dipanen dan dijual oleh petani kita memiliki kualitas yang sangat baik dan sesuai dengan standar yang dipersyaratkan,” jelas Kompol I Putu Kardhianto. “Hal ini tentu sangat menggembirakan dan menunjukkan kerja keras serta ketepatan waktu panen dari kelompok tani,” sambungnya. Kualitas jagung yang baik juga akan berpengaruh pada nilai jual dan ketahanan pangan di gudang penyimpanan.
Proses Distribusi Berjalan Lancar ke Gudang BULOG
Setelah dinyatakan lolos uji kualitas, proses distribusi jagung segera dilaksanakan. Distribusi ini bertujuan ke Gudang BULOG Provinsi NTB yang berlokasi di Dasan Cermen, Kota Mataram. Pada pukul 13.45 Wita, sebanyak 1 ton jagung diangkut menggunakan kendaraan truk, bergerak dari Dusun Perempung, Desa Sandik, menuju lokasi gudang penyimpanan.
Pendampingan oleh personel Polsek Batulayar terus dilakukan sepanjang rute perjalanan. Kehadiran petugas kepolisian memastikan bahwa pengiriman komoditas strategis ini berjalan lancar di jalan raya, bebas dari segala potensi gangguan keamanan. Kerjasama yang baik antara petani, BULOG, dan Kepolisian menjadi kunci utama suksesnya kegiatan ini.
Seluruh rangkaian kegiatan monitoring, pengecekan, dan pendampingan proses penjualan stok jagung ini dilaporkan selesai pada pukul 15.00 Wita. Hasil akhirnya adalah penyerapan 1 ton jagung petani oleh BULOG dengan mutu terjamin.
“Seluruh rangkaian kegiatan dari desa hingga gudang penyimpanan di Mataram telah selesai pada pukul tiga sore. Kami bersyukur, semuanya berjalan aman dan tertib,” tutup Kapolsek Batulayar, Kompol I Putu Kardhianto, dalam keterangannya. Keberhasilan penyerapan ini diharapkan dapat memotivasi petani lain untuk terus meningkatkan kualitas hasil panen mereka, sekaligus memberikan kepastian pasar bagi komoditas pangan lokal di NTB.












