Scroll untuk baca artikel
BeritaNasional

IGHF 2024, Inovasi dan Regenerasi dalam Fesyen Halal Indonesia

×

IGHF 2024, Inovasi dan Regenerasi dalam Fesyen Halal Indonesia

Sebarkan artikel ini
IGHF 2024, Inovasi dan Regenerasi dalam Fesyen Halal Indonesia

Jakarta, Indonesia Global Halal Fashion (IGHF) 2024, acara bergengsi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), telah menjadi platform utama untuk menyoroti pentingnya regenerasi dalam industri fesyen tanah air.

Dengan fokus pada promosi produk berbasis budaya seperti lurik dan tenun halal, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan keunikan produk Indonesia ke pasar global.

Pentingnya Peran Desainer Senior

Dalam konteks acara IGHF 2024, peran desainer senior Indonesia, seperti Nani Rahma, sangat krusial. Nani Rahma, pendiri APPMI dan desainer senior, menekankan betapa pentingnya bagi desainer senior untuk membimbing generasi muda dalam industri fesyen.

Dalam wawancaranya di Jakarta pada Selasa (10/9/2024), Nani mengungkapkan, “Dalam industri ini, penting bagi desainer senior untuk memberikan contoh kepada adik-adik desainer. Saya merasa ‘dipaksa’ untuk terus berkontribusi, dan untuk itu, saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan.

Baca Juga:  Babinsa Mareje: Menanam Pohon Bagian Dari Menanam Kebaikan

Kesempatan ini sangat berharga, dan kami akan memanfaatkannya sebaik mungkin.”

Nani Rahma mengungkapkan pengalamannya yang luas, baik di pasar domestik maupun internasional, dan menekankan perlunya pemahaman terhadap preferensi fashion di berbagai benua.

“Selera fashion antara yang berkulit putih di Eropa dan Amerika berbeda jauh dengan kita. Oleh karena itu, kita harus belajar dan menyesuaikan desain kita dengan selera pasar global. Misalnya, desain batik dengan warna hitam dan coklat yang kita sukai di sini, mungkin kurang diminati di sana. Kita harus terus belajar dan berinovasi,” jelasnya.

Mengatasi Tantangan Pasar Global

Nani Rahma juga mencatat bahwa memahami selera pasar internasional adalah kunci untuk diterimanya produk-produk Indonesia di pasar global. Produk-produk seperti tenun dan lurik yang diperkenalkan di pasar internasional mulai mendapatkan apresiasi, meskipun tantangan tetap ada.

Baca Juga:  Bhabinkamtibmas Polsek Buer Ajak Warga Waspada TPPO

“Kami harus menghadapi tantangan dalam memperkenalkan produk berbasis budaya Indonesia di pasar global. Namun, kami yakin dengan terus berinovasi, produk kita bisa diterima di luar negeri,” tambah Nani.

Peran Desainer Muda dalam Industri

Sementara itu, desainer muda seperti Rani Pasodjo juga memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh IGHF 2024 untuk mempromosikan lurik berbahan benang bersertifikat halal di pasar internasional.

Rani, yang telah bergabung dengan APPMI selama tujuh tahun, menyatakan, “Sebagai desainer muda, kesempatan ini sangat berharga. Selama 15 tahun saya telah memegang lurik sebagai fokus utama, dan sekarang lewat fashion, mempromosikan lurik ke pasar internasional menjadi lebih mudah.”

Rani menjelaskan bahwa produk lurik yang diproduksi dengan teknologi modern kini dapat mencapai produksi harian sebesar 2.500 meter. Meskipun demikian, tantangan utama adalah bagaimana memasarkan produk ini dalam skala besar, baik melalui platform online maupun offline yang semakin ramai setelah pandemi.

Baca Juga:  Tim Mata Elang Polres Kuansing Gagalkan Transaksi Narkoba Senilai Rp 3,5 Juta!

“Kami terus berusaha memperluas pasar untuk produk lurik ini, dan alhamdulillah, pesanan selalu ada. Selain itu, kami juga melayani pesanan seragam umrah yang berbahan lurik, dan selama lima tahun ini pesanan selalu stabil,” ungkap Rani.

Kolaborasi untuk Masa Depan

Kolaborasi antara desainer senior dan muda merupakan kunci untuk memastikan keberlanjutan dan perkembangan industri fashion Indonesia. Dengan adanya bimbingan dari para desainer senior, generasi muda diharapkan dapat membawa warisan budaya Indonesia ke panggung global sekaligus berinovasi sesuai dengan tren dan kebutuhan pasar.