BeritaMiliterNasional

Indonesia–Prancis Perkuat Aliansi Pertahanan Lewat LoI Alutsista

×

Indonesia–Prancis Perkuat Aliansi Pertahanan Lewat LoI Alutsista

Sebarkan artikel ini
Indonesia–Prancis Perkuat Aliansi Pertahanan Lewat LoI Alutsista
Indonesia–Prancis Perkuat Aliansi Pertahanan Lewat LoI Alutsista (infopublik.id)

Jakarta, Hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis semakin menguat, ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) kerja sama alat utama sistem senjata (alutsista) yang mencakup akuisisi pesawat tempur Rafale dan kapal selam Scorpene. Langkah strategis ini disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, sebagai bagian integral dari upaya modernisasi pertahanan nasional Indonesia.

LoI Alutsista: Fondasi Modernisasi Pertahanan Indonesia

Penandatanganan LoI ini bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ke Indonesia. Presiden Macron disambut langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, dan kedua kepala negara turut membahas peningkatan kerja sama strategis di berbagai bidang, tidak hanya pertahanan, tetapi juga pendidikan dan hubungan antarparlemen.

Anggota Komisi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) DPR RI, Amelia Anggraini, menilai penandatanganan LoI ini sebagai langkah krusial. “Komisi I DPR RI akan terus mengawal dan memberi masukan atas setiap rencana strategis kerja sama Indonesia–Prancis agar sejalan dengan kepentingan nasional,” ujar Amelia di Jakarta, Rabu (28/5/2025). Pernyataan ini menegaskan komitmen legislatif untuk memastikan setiap kesepakatan memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi kepentingan bangsa.

Transparansi dan Transfer Teknologi: Kunci Kemandirian Industri Pertahanan

Dalam konteks kerja sama pengadaan alutsista, Amelia Anggraini menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan prinsip transfer teknologi. Menurutnya, pembangunan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam negeri adalah kunci utama untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional. Ini bukan hanya tentang membeli produk, tetapi juga tentang penguasaan teknologi dan kemampuan produksi di masa depan.

“Setiap bentuk kerja sama internasional di bidang pertahanan harus memastikan adanya alih teknologi dan peningkatan kualitas SDM. Ini penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tapi juga pelaku industri pertahanan global,” tegas Amelia. Pernyataan ini menyoroti visi jangka panjang Indonesia untuk tidak hanya menjadi konsumen, melainkan juga pemain aktif di kancah industri pertahanan global, mendorong inovasi dan menciptakan lapangan kerja bagi anak bangsa.

Kemitraan Meluas: Diplomasi, Pendidikan, dan Kebudayaan

Lebih dari sekadar aspek militer, Amelia juga menyoroti dimensi diplomatik dan pendidikan dari kunjungan Presiden Macron. Salah satu agenda penting kunjungan tersebut adalah kunjungan ke Universitas Negeri Jakarta dan Akademi Militer Magelang. Langkah ini, menurut Amelia, menunjukkan bahwa kemitraan antara Indonesia dan Prancis tidak terbatas pada ranah transaksional semata, melainkan juga merambah ke ranah kebudayaan dan pembangunan sumber daya manusia.

“Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama tidak berhenti pada aspek militer semata, tetapi juga meluas pada ranah kebudayaan, pendidikan, dan diplomasi publik,” tambahnya. Ini mencerminkan pendekatan holistik dalam membangun hubungan antarnegara yang tidak hanya menguntungkan secara strategis, tetapi juga memperkaya pertukaran budaya dan ilmu pengetahuan. Interaksi di bidang pendidikan, khususnya di perguruan tinggi dan akademi militer, akan membuka peluang baru bagi kolaborasi riset dan pengembangan keilmuan yang saling menguntungkan.

Mengokohkan Stabilitas Indo-Pasifik: Visi Jangka Panjang Kemitraan Strategis

Amelia Anggraini berharap kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis dapat terus diperluas dan diarahkan untuk mendukung stabilitas serta perdamaian di kawasan Indo-Pasifik. Kawasan ini memiliki arti strategis yang sangat besar dalam geopolitik global, dan kerja sama yang solid antara dua negara dapat menjadi pilar penting dalam menjaga keseimbangan kekuatan.

“Kerja sama ini harus berorientasi jangka panjang, membentuk aliansi strategis yang saling menguntungkan, serta mendukung keamanan kawasan,” pungkasnya. Visi ini menunjukkan bahwa kolaborasi ini bukan hanya tentang keuntungan sesaat, melainkan tentang membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih stabil dan aman di salah satu wilayah paling dinamis di dunia. Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia merupakan bagian dari penguatan hubungan bilateral yang telah terjalin sejak lama, menjadikan Indonesia mitra penting Prancis di kawasan Asia Tenggara dalam berbagai isu, dari keamanan maritim hingga perubahan iklim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *