Scroll untuk baca artikel
Global

Laut China Selatan, Titik Panas Baru di Dunia Pasca Israel-Hamas dan Invasi Ukraina

×

Laut China Selatan, Titik Panas Baru di Dunia Pasca Israel-Hamas dan Invasi Ukraina

Sebarkan artikel ini
China Tegaskan AS Tidak Punya Hak untuk Ikut Campur

Perisainews.com – Laut China Selatan, yang telah lama menjadi sumber ketegangan antara China dan negara-negara tetangganya, kini menjadi titik panas baru setelah perang Israel-Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina. Kecelakaan kapal antara dua kapal patroli China dan kapal resupply Filipina pada tanggal 22 Oktober 2023 telah meningkatkan kekhawatiran tentang potensi konflik di kawasan tersebut.

Kecelakaan itu terjadi di dekat Second Thomas Shoal, sebuah karang yang diklaim oleh Filipina tetapi juga diklaim oleh China. Kecelakaan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan. China telah melakukan klaim yang semakin luas atas wilayah tersebut, dan telah meningkatkan kehadiran militernya di kawasan tersebut.

Peran Amerika Serikat

Amerika Serikat, yang telah lama menjadi sekutu Filipina, telah menyatakan bahwa mereka akan membela sekutunya di Laut China Selatan. Namun, belum jelas apa yang akan dilakukan Amerika Serikat jika China meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Satu opsi yang mungkin adalah mengirim kapal perang ke Laut China Selatan untuk meningkatkan kehadiran Amerika Serikat di kawasan tersebut. Opsi lain adalah meningkatkan kerja sama militer dengan sekutu Amerika Serikat di kawasan tersebut.

Dampak Ekonomi

Sebuah konflik di Laut China Selatan akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Laut China Selatan adalah jalur pelayaran yang penting, dan konflik apa pun di kawasan tersebut akan mengganggu perdagangan global. Sebuah konflik juga akan meningkatkan biaya energi, karena negara-negara akan perlu mencari sumber energi alternatif untuk menghindari gangguan pasokan dari Laut China Selatan.

Baca Juga:  Dukungan NATO Rudal Harpoon Ke Ukraina, Mimpi Buruk Armada Rusia

Kesimpulan

Laut China Selatan telah menjadi titik panas baru setelah perang Israel-Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina. Kecelakaan kapal antara dua kapal patroli China dan kapal resupply Filipina telah meningkatkan kekhawatiran tentang potensi konflik di kawasan tersebut. Amerika Serikat telah menyatakan bahwa mereka akan membela sekutunya di Laut China Selatan, tetapi belum jelas apa yang akan dilakukan Amerika Serikat jika China meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Sebuah konflik di Laut China Selatan akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan, termasuk gangguan perdagangan global dan kenaikan biaya energi.