Scroll untuk baca artikel
Global

Ilmuwan Menguji Ikan Fukushima Setelah Pelepasan Air Pembangkit Nuklir

×

Ilmuwan Menguji Ikan Fukushima Setelah Pelepasan Air Pembangkit Nuklir

Sebarkan artikel ini
Ilmuwan Menguji Ikan Fukushima Setelah Pelepasan Air Pembangkit Nuklir
Ilmuwan Menguji Ikan Fukushima Setelah Pelepasan Air Pembangkit Nuklir. Image by kanal youtube@IAEAvideo

Perisainews.com – Sejumlah ilmuwan internasional mengumpulkan sampel ikan dari kota pelabuhan dekat pembangkit nuklir Fukushima Jepang pada hari Kamis, 19 Oktober, untuk menilai dampak pelepasan air radioaktif yang dilakukan pembangkit tersebut ke laut. Studi yang dilakukan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ini merupakan yang pertama sejak pelepasan air dimulai pada bulan Agustus.

Pelepasan air tersebut telah menuai kritik dari nelayan setempat dan mendorong China untuk melarang semua impor produk laut dari Jepang karena kekhawatiran keamanan pangan.

Para ilmuwan dari China, Korea Selatan, dan Kanada mengamati pengumpulan sampel ikan yang dikirim langsung dari kapal di pelabuhan Hisanohama, sekitar 50 kilometer selatan pembangkit nuklir. Sampel-sampel tersebut akan diuji untuk mengetahui kadar radioaktivitasnya.

Baca Juga:  China Tegaskan AS Tidak Punya Hak untuk Ikut Campur dalam Ketegangan dengan Filipina

IAEA telah menyatakan bahwa pelepasan air radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima telah dilakukan dengan aman dan tidak akan menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia atau lingkungan. Namun, para ilmuwan independen dan kelompok-kelompok lingkungan telah memperingatkan bahwa pelepasan tersebut dapat memiliki dampak negatif jangka panjang pada ekosistem laut dan kesehatan manusia.

Hasil dari pengujian sampel ikan diharapkan akan dirilis dalam beberapa minggu mendatang.

Pelepasan air radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima merupakan salah satu langkah yang diambil oleh operator PLTN, Tokyo Electric Power Company (TEPCO), untuk mengatasi masalah penumpukan air terkontaminasi yang mencapai lebih dari satu juta ton. Air tersebut terkontaminasi akibat kontak dengan batang bahan bakar di reaktor yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011.

Baca Juga:  Filipina dan China Ribut Gara-gara Kapal Berkarat di Laut China Selatan

Sebelum dilepaskan, air tersebut disaring untuk menghilangkan isotop radioaktif, kecuali tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan. Air tersebut juga diencerkan hingga tingkat tritium turun di bawah batas peraturan. Tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena radiasinya tidak cukup energik untuk menembus kulit manusia. Namun, jika tertelan pada tingkat di atas kadar yang ada di air yang dilepaskan, hal itu dapat meningkatkan risiko kanker.

Pelepasan air tersebut telah mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk nelayan lokal yang khawatir produk mereka akan ditolak oleh konsumen karena persepsi negatif. Beberapa negara tetangga, seperti China, Korea Selatan, dan Rusia, juga telah mengambil langkah-langkah untuk melarang atau membatasi impor produk laut dari Jepang karena alasan keamanan pangan. Jepang sendiri telah berusaha meyakinkan dunia internasional bahwa pelepasan air tersebut aman dan sesuai dengan standar internasional. Pemerintah Jepang juga telah meminta bantuan IAEA untuk melakukan pemantauan dan verifikasi terhadap pelepasan tersebut. Selain itu, Jepang juga telah melakukan berbagai upaya diplomasi untuk menjelaskan posisinya kepada negara-negara lain.