Perisainews.com – Elon Musk, sang miliarder sebagai pemilik Tesla, SpaceX, dan Neuralink, kini juga menjadi pemilik Twitter. Namun, ia tidak puas hanya dengan menjalankan media sosial yang populer itu. Ia punya rencana besar untuk mengubah Twitter menjadi X, sebuah super app yang bisa melakukan segala hal.
Apa itu super app?
Super app adalah sebuah aplikasi yang menyediakan berbagai layanan dalam satu platform. Dengan super app, pengguna tidak perlu mengunduh banyak aplikasi berbeda untuk kebutuhan sehari-hari. Misalnya, untuk berkomunikasi, berbelanja, membayar tagihan, memesan transportasi, bermain game, dan lain-lain.
Salah satu contoh super app yang terkenal adalah WeChat, yang didirikan oleh perusahaan raksasa China Tencent. WeChat memiliki lebih dari 1,3 miliar pengguna aktif bulanan dan menawarkan lebih dari 100 layanan dalam satu aplikasi. Mulai dari chat, video call, pembayaran QR code, e-commerce, mini program, hingga layanan kesehatan.
Selain WeChat, ada juga beberapa super app lain di Asia, seperti Grab di Singapura, Gojek di Indonesia, KakaoTalk di Korea Selatan, dan Paytm di India. Super app ini biasanya memanfaatkan kekuatan jaringan penggunanya untuk menambah nilai dan fungsi aplikasinya.
Mengapa Elon Musk ingin X jadi super app?
Elon Musk memiliki alasan tersendiri untuk ingin membuat X menjadi super app. Berikut ini adalah beberapa alasannya merangkumnya dari berbagai sumber:
- Merealisasikan visinya yang sudah lama tertunda. Sejak tahun 1999, Elon Musk sudah bercita-cita untuk membuat X.com menjadi sebuah situs yang bisa menangani semua transaksi keuangan online. Namun, rencananya itu gagal karena X.com bergabung dengan PayPal dan menjualnya ke eBay. Kini, dengan menguasai Twitter dan mengganti namanya menjadi X, Elon Musk ingin mewujudkan mimpi lamanya itu.
- Terinspirasi oleh WeChat dan super app lainnya. Elon Musk mengakui bahwa ia kagum dengan WeChat dan aplikasi serupa yang bisa memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya. Ia ingin membuat X menjadi seperti WeChat untuk pasar Barat. Ia juga melihat potensi besar dari pasar super app yang masih terbuka lebar di luar Asia.
- Ingin meningkatkan nilai dan pertumbuhan Twitter. Twitter adalah salah satu media sosial terbesar di dunia dengan lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan. Namun, Twitter juga menghadapi tantangan dalam hal monetisasi, inovasi, dan persaingan dengan platform lain seperti Facebook dan Meta. Dengan mengubah Twitter menjadi X, Elon Musk ingin memberikan diferensiasi dan keunggulan kompetitif bagi Twitter. Ia juga ingin meningkatkan pendapatan dan profitabilitas Twitter dengan menambahkan fitur-fitur baru seperti pembayaran, perbankan, e-commerce, dan lain-lain.
Bagaimana rencana Elon Musk untuk membuat X jadi super app?
Elon Musk belum memberikan detail lengkap tentang bagaimana ia akan menjadikan X sebagai super app. Namun, ia sudah memberikan beberapa petunjuk dan indikasi melalui pernyataannya di media sosial dan podcast. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita ketahui dari rencana Elon Musk:
- Menambahkan fitur komunikasi dan keuangan yang komprehensif di X. Ia mengatakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, X akan menambahkan kemampuan untuk melakukan seluruh dunia keuangan penggunanya. Ia juga ingin membuat X menjadi platform komunikasi yang berpusat pada audio, video, dan pesan.
- Memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menghubungkan pengguna X dengan cara-cara baru. Ia mengatakan bahwa X akan mendapat dukungan chatbot-ai-serupa-chatgpt-proyek-rahasia-apple-yang-akan-diungkap-pada-2024/”>AI yang akan menciptakan pasar global untuk ide, barang, layanan, dan peluang. Ia juga ingin membuat X menjadi tempat untuk berbagi pengetahuan, kreativitas, dan hiburan.
- Membuat X menjadi terbuka dan inklusif untuk semua orang. Ia mengatakan bahwa X akan menjadi aplikasi yang siapa saja bisa menggunakannya, di mana saja, dan kapan saja. Ia juga ingin membuat X menjadi platform yang mendukung kebebasan berekspresi, privasi, dan keamanan pengguna.
Apa tantangan dan peluang Elon Musk untuk membuat X jadi super app?
Membuat X menjadi super app bukanlah hal yang mudah. Elon Musk harus menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, baik dari dalam maupun luar. Berikut ini adalah beberapa tantangan yang mungkin Elon Musk hadapi:
Regulasi
Super app biasanya melibatkan banyak sektor dan layanan yang memiliki regulasi yang berbeda-beda di setiap negara. Misalnya, untuk layanan pembayaran dan perbankan, super app harus memenuhi persyaratan lisensi, otorisasi, dan pengawasan dari otoritas keuangan. Untuk layanan e-commerce, super app harus mematuhi aturan pajak, perlindungan konsumen, dan persaingan usaha. Untuk layanan media sosial, super app harus mengikuti aturan konten, privasi, dan keamanan data. Semua ini bisa menimbulkan biaya dan risiko yang tinggi bagi super app.
Budaya
Super app biasanya berkembang di negara-negara yang memiliki budaya digital yang kuat dan homogen. Misalnya, di google-trend/”>China, WeChat bisa menjadi dominan karena pengguna internet China terbiasa menggunakan aplikasi yang multifungsi dan terintegrasi. Di Barat, pengguna internet cenderung lebih selektif dan independen dalam memilih aplikasi yang mereka gunakan. Mereka juga lebih peduli dengan isu-isu seperti privasi, keamanan, dan kesejahteraan digital. Hal ini bisa mengurangi minat dan loyalitas pengguna terhadap super app.
Kompetisi
Super app harus bersaing dengan banyak aplikasi lain yang sudah mapan dan populer di pasar Barat. Misalnya, untuk layanan pembayaran, super app harus bersaing dengan PayPal, Venmo, Cash App, Apple Pay, Google Pay, dan lain-lain. Untuk layanan e-commerce, super app harus bersaing dengan Amazon, eBay, Shopify, Etsy, dan lain-lain. Untuk layanan media sosial, super app harus bersaing dengan Facebook, Instagram, WhatsApp, Snapchat, TikTok, dan lain-lain. Semua ini bisa mengurangi daya tarik dan diferensiasi super app.