Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Air Ketuban atau Air Kencing? Kenali Ciri-Cirinya dan Lakukan Tes Sederhana Ini

×

Air Ketuban atau Air Kencing? Kenali Ciri-Cirinya dan Lakukan Tes Sederhana Ini

Sebarkan artikel ini
Ilustarasi pecahnya air ketuban

Salah satu tanda bahwa ibu hamil sudah siap untuk melahirkan adalah pecahnya air ketuban. Air ketuban adalah cairan yang mengisi kantung ketuban dan melindungi janin dari benturan dan infeksi. Cairan ini biasanya akan keluar dari vagina saat kontraksi rahim mulai terjadi.

Namun, tidak semua ibu hamil dapat dengan mudah mengenali air ketuban yang pecah. Ada kalanya keluar sedikit demi sedikit dan mirip dengan air kencing. Hal ini bisa menimbulkan kebingungan dan kepanikan bagi ibu hamil, apalagi jika terjadi sebelum waktunya.

Untuk itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui perbedaan antara air ketuban dan air kencing. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu Anda membedakan keduanya:

Baca Juga:  Jadi Pilihan Wisatawan, Aruna Senggigi Kembali Peroleh Penghargaan Tripadvisor Travelers’ Choice 2023  

Perhatikan jumlah dan waktu keluarnya cairan

Biasanya akan keluar dalam jumlah banyak dan sekaligus saat kantung ketuban pecah. Anda akan merasakan aliran atau tetesan cairan dari vagina yang tidak dapat dikendalikan. Sedangkan air kencing akan keluar dalam jumlah sedikit dan sesuai dengan keinginan Anda. Jika Anda merasa ingin buang air kecil, kemungkinan besar itu adalah air kencing, bukan air ketuban.

Perhatikan warna dan bau cairan

Biasanya berwarna kuning jernih, pucat, atau kehijauan. Cairan ini juga berbau manis atau tidak berbau sama sekali. Sedangkan air kencing berwarna kuning lebih gelap dan berbau menyengat seperti amonia. Jika Anda menggunakan pembalut atau tisu untuk menyerap cairan, Anda dapat melihat warna dan mencium bau cairannya.

Baca Juga:  Inovasi Haji Indonesia 2024 Ala Gus Men

Perhatikan tekstur dan komposisi cairan

Air ketuban yang keluar dari vagina biasanya mengandung bintik-bintik merah mirip darah dan lendir menyerupai keputihan. Cairan ini juga bersifat licin dan lengket. Sedangkan air kencing tidak mengandung darah atau lendir, melainkan hanya cairan jernih yang bersifat encer.

Lakukan tes pH pada cairan

Jika Anda masih ragu apakah cairan yang keluar adalah air ketuban atau air kencing, Anda dapat melakukan tes pH menggunakan kertas lakmus atau strip pH yang dapat dibeli di apotek. Memiliki pH basa, yaitu sekitar 7,1-7,3, sedangkan air kencing memiliki pH asam, yaitu sekitar 4,5-8,0. Jika Anda menempelkan kertas lakmus atau strip pH pada cairan, warnanya akan berubah sesuai dengan tingkat keasaman atau kebasaannya.

Baca Juga:  Jangan Sampai Diblokir! Ini Cara Verifikasi IMEI Ponsel yang Wajib Anda Ketahui

Jika Anda sudah yakin bahwa cairan yang keluar adalah air ketuban, segera hubungi dokter atau bidan Anda untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Jangan menunda-nunda untuk pergi ke rumah sakit atau puskesmas, karena dapat meningkatkan risiko infeksi pada janin dan ibu.