JAKARTA – Kabar gembira datang dari ranah perekonomian Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Tanah Air berhasil mencatatkan pertumbuhan yang solid sebesar 4,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan pertama tahun 2025. Capaian gemilang ini tidak hanya menunjukkan ketahanan fundamental ekonomi Indonesia, tetapi juga melampaui pertumbuhan sejumlah negara tetangga di kawasan ASEAN serta negara-negara maju anggota G20.
Pertumbuhan Ekonomi Lampaui Singapura, Malaysia, AS, dan Uni Eropa
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2025 ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan yang dicatatkan oleh negara-negara seperti Singapura (3,8 persen) dan Malaysia (4,4 persen). Bahkan, Indonesia juga unggul dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju anggota G20, termasuk Amerika Serikat yang hanya tumbuh 2,0 persen dan Uni Eropa dengan pertumbuhan 1,2 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyambut baik capaian ini dan menegaskan bahwa hal tersebut merupakan cerminan dari fundamental ekonomi Indonesia yang kokoh. “Meskipun kita dihadapkan pada berbagai tantangan eksternal, seperti fragmentasi geoekonomi dan proteksionisme global, ekonomi kita terbukti mampu tumbuh dengan kuat,” ujar Menteri Airlangga dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Konsumsi Rumah Tangga Jadi Motor Utama Pertumbuhan
Lebih lanjut, Menteri Airlangga menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025, dengan sumbangan mencapai 54,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor ini mencatatkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 4,89 persen. Kebijakan-kebijakan strategis dari pemerintah, seperti pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), Bantuan Hari Raya, serta program mudik gratis, diyakini turut menjadi pendorong utama peningkatan konsumsi masyarakat.
Sektor Pertanian dan Jasa Catat Pertumbuhan Tertinggi
Selain konsumsi rumah tangga, beberapa sektor ekonomi lainnya juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Sektor pertanian tercatat sebagai sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yakni mencapai 10,52 persen. Diikuti oleh sektor jasa lainnya yang tumbuh sebesar 9,84 persen dan sektor jasa perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan 9,27 persen.
Secara regional, pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga terlihat di berbagai wilayah Indonesia. Sulawesi menjadi wilayah dengan pertumbuhan tertinggi, mencapai 6,40 persen, disusul oleh Jawa dengan pertumbuhan sebesar 4,99 persen.
Strategi Pemerintah untuk Pertahankan Momentum Pertumbuhan
Untuk menjaga tren positif ini, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk triwulan II-2025. Menteri Airlangga mengungkapkan bahwa strategi tersebut meliputi percepatan penyaluran berbagai bantuan sosial (bansos), seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako untuk periode Mei-Juni. Selain itu, pemerintah juga akan mencairkan gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Kami juga akan memberikan insentif fiskal untuk sektor properti dan otomotif, membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perluasan Lapangan Kerja, serta melanjutkan upaya penyederhanaan perizinan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Deregulasi,” imbuh Airlangga.
Lebih lanjut, pemerintah juga akan mengoptimalkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan capital expenditure (belanja modal) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian.
Perluas Kerja Sama Internasional dan Mitigasi Risiko Global
Dalam upaya memperkuat posisi ekonomi Indonesia di kancah global, pemerintah terus aktif memperluas kerja sama internasional melalui berbagai forum, seperti BRICS dan OECD. Selain itu, negosiasi perdagangan dengan negara-negara mitra strategis seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa juga terus diintensifkan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menekankan pentingnya langkah-langkah mitigasi risiko global untuk menjaga stabilitas ekonomi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mempercepat realisasi belanja pemerintah serta memperluas program-program prioritas, seperti program makan bergizi gratis dan insentif perumahan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Kolaborasi yang erat antar kementerian dan lembaga kunci sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan membuka peluang pasar baru,” pungkas Menteri Sri Mulyani.
Capaian pertumbuhan ekonomi yang impresif ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di kawasan Asia Tenggara. Hal ini juga menjadi bukti nyata ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi berbagai ketidakpastian global yang terus berkembang. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, diharapkan momentum pertumbuhan ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang luas bagi seluruh masyarakat Indonesia.