perisainews.com – Fenomena anak muda zaman sekarang yang terlihat kurang antusias dalam memasuki dunia kerja menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Generasi Z, yang tumbuh di era digital dengan limpahan informasi dan pilihan, seringkali dipandang memiliki perspektif yang berbeda terhadap karier dan kehidupan. Ada berbagai faktor kompleks yang melatarbelakangi kecenderungan ini, dan beberapa di antaranya mungkin akan membuat Anda terkejut. Mari kita telaah lebih dalam 13 alasan mengejutkan mengapa anak muda zaman sekarang tampak enggan untuk segera terjun ke dunia profesional.
1. Prioritas Kesehatan Mental dan Keseimbangan Hidup yang Tinggi
Generasi Z tumbuh dengan kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya kesehatan mental. Mereka menyaksikan generasi sebelumnya berjuang dengan burnout dan tekanan kerja yang berlebihan, dan mereka tidak ingin mengulanginya. Bagi mereka, pekerjaan bukan lagi sekadar mencari nafkah, tetapi juga harus selaras dengan kesejahteraan mental dan emosional. Mereka mencari pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas dan menghargai work-life balance. Sebuah studi oleh Deloitte pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 46% Gen Z menganggap keseimbangan hidup dan pekerjaan sebagai faktor utama dalam memilih pekerjaan.
2. Mengejar Passion dan Tujuan Hidup yang Lebih Dalam
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin lebih fokus pada stabilitas finansial, Generasi Z cenderung mencari pekerjaan yang sejalan dengan passion dan nilai-nilai pribadi mereka. Mereka ingin pekerjaan mereka memiliki makna dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Mereka tidak ragu untuk menunda pekerjaan konvensional jika belum menemukan sesuatu yang benar-benar mereka yakini. Sehingga mereka lebih tertarik membangun karier yang berkelanjutan dan memuaskan secara pribadi, bukan hanya sekadar pekerjaan untuk membayar tagihan.
3. Kekhawatiran Akan Masa Depan dan Ketidakpastian Ekonomi
Krisis ekonomi global, perubahan iklim, dan ketidakstabilan politik turut memengaruhi pandangan Generasi Z terhadap dunia kerja. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian, yang membuat mereka lebih berhati-hati dan mungkin enggan terburu-buru masuk ke dalam sistem yang mereka anggap rapuh. Mereka menyaksikan bagaimana resesi dan PHK dapat terjadi kapan saja, sehingga mereka lebih memilih untuk mempersiapkan diri dengan lebih matang atau mencari alternatif pekerjaan yang lebih stabil dan sesuai dengan perkembangan zaman.
4. Dampak Media Sosial dan Perbandingan yang Tidak Sehat
Media sosial memainkan peran signifikan dalam kehidupan Generasi Z. Namun, paparan terus-menerus terhadap kesuksesan dan gaya hidup orang lain di platform digital dapat menciptakan tekanan dan perbandingan yang tidak sehat. Mereka mungkin merasa terintimidasi atau tidak termotivasi untuk memulai dari bawah ketika melihat influencer atau pengusaha muda yang tampak sukses instan. Hal ini dapat menunda keinginan mereka untuk mencari pekerjaan tradisional.
5. Pendidikan Tinggi yang Semakin Mahal dan Tidak Menjamin Pekerjaan
Biaya pendidikan tinggi yang terus meningkat menjadi beban finansial yang signifikan bagi banyak anak muda. Mereka mungkin mempertanyakan nilai investasi besar dalam pendidikan jika tidak ada jaminan pekerjaan yang sesuai setelah lulus. Akibatnya, sebagian dari mereka memilih untuk menunda kuliah atau mencari jalur alternatif untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman kerja, seperti kursus online atau proyek freelance.
6. Berkembangnya Gig Economy dan Fleksibilitas Kerja
Popularitas gig economy menawarkan alternatif menarik bagi Generasi Z yang menghargai fleksibilitas dan otonomi. Mereka dapat memilih proyek yang mereka sukai, mengatur jam kerja sendiri, dan bekerja dari mana saja. Hal ini membuat pekerjaan tradisional dengan jam kerja tetap dan hierarki yang ketat menjadi kurang menarik bagi sebagian dari mereka. Platform seperti Upwork dan Fiverr memberikan banyak peluang bagi mereka untuk menghasilkan uang tanpa harus terikat dengan satu perusahaan.