Gaya HidupPsikologiSosial

Boomer vs Gen Z, 10 Kebiasaan yang Sering Jadi Sumber Gesekan

×

Boomer vs Gen Z, 10 Kebiasaan yang Sering Jadi Sumber Gesekan

Sebarkan artikel ini
Boomer vs Gen Z, 10 Kebiasaan yang Sering Jadi Sumber Gesekan
Boomer vs Gen Z, 10 Kebiasaan yang Sering Jadi Sumber Gesekan (www.freepik.com)

perisainews.com – Generasi Z dan milenial seringkali punya pandangan yang berbeda dengan generasi baby boomer dalam berbagai aspek kehidupan. Perbedaan ini tak jarang memicu perdebatan ringan, terutama soal kebiasaan sehari-hari. Beberapa kebiasaan generasi boomer bahkan dianggap kurang relevan atau bahkan menjengkelkan bagi generasi yang lebih muda. Apa saja sih kebiasaan-kebiasaan tersebut? Mari kita bahas lebih lanjut.

Terlalu Bergantung pada Panggilan Telepon

Di era digital ini, generasi muda lebih memilih berkomunikasi melalui pesan teks, email, atau media sosial. Bagi mereka, menerima panggilan telepon tanpa pemberitahuan terlebih dahulu terasa mengganggu dan kurang efisien. Bayangkan saja, sedang fokus bekerja atau belajar, tiba-tiba dering telepon berbunyi. Sementara itu, generasi boomer cenderung menganggap panggilan telepon sebagai cara komunikasi yang lebih personal dan langsung.

Keterbatasan dalam Penggunaan Teknologi

Bukan rahasia lagi kalau generasi muda lebih fasih dalam menggunakan teknologi. Mereka tumbuh besar dengan internet, smartphone, dan berbagai aplikasi canggih. Sebaliknya, beberapa boomer mungkin masih kesulitan dengan hal-hal sederhana seperti mengirim email atau menggunakan aplikasi tertentu. Hal ini seringkali menimbulkan situasi canggung atau bahkan frustrasi bagi generasi yang lebih muda saat mencoba membantu.

Pandangan yang Kaku Terhadap Dunia Kerja

Generasi Z dan milenial memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap dunia kerja dibandingkan generasi boomer. Mereka lebih menghargai fleksibilitas, keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, serta lingkungan kerja yang suportif dan inklusif. Sementara itu, beberapa boomer mungkin masih menganut pandangan tradisional tentang jam kerja yang panjang dan loyalitas tanpa batas kepada perusahaan. Perbedaan pandangan ini tak jarang menimbulkan gesekan di tempat kerja.

Baca Juga  Putus Nyambung Tanpa Akhir? Ini Tanda Hubunganmu Sudah Toxic!

Kebiasaan Menumpuk Barang

Mungkin Anda pernah melihat rumah seorang boomer yang penuh dengan barang-barang yang tampaknya tidak terpakai. Kebiasaan menumpuk barang ini seringkali sulit dipahami oleh generasi muda yang lebih menghargai minimalisme dan gaya hidup yang ringkas. Bagi sebagian boomer, barang-barang tersebut mungkin memiliki nilai sentimental atau dianggap akan berguna di kemudian hari. Namun, bagi generasi muda, hal ini justru terlihat berantakan dan tidak efisien.

Kurang Terbuka Terhadap Perubahan Sosial

Isu-isu sosial seperti kesetaraan gender, keberagaman, dan perubahan iklim menjadi perhatian utama bagi generasi muda. Mereka cenderung lebih terbuka dan progresif dalam menyikapi isu-isu ini. Sementara itu, beberapa boomer mungkin memiliki pandangan yang lebih konservatif atau kurang memahami urgensi dari isu-isu tersebut. Perbedaan pandangan ini seringkali memicu perdebatan yang cukup sengit.

Gaya Berpakaian yang Dianggap Ketinggalan Zaman

Tren fashion terus berubah dari waktu ke waktu. Apa yang dianggap keren di masa lalu, mungkin terlihat kurang menarik bagi generasi sekarang. Beberapa gaya berpakaian boomer, seperti celana high-waist atau kemeja gombrong, mungkin dianggap ketinggalan zaman oleh generasi muda. Meskipun fashion adalah hal yang subjektif, perbedaan selera ini tak jarang menjadi bahan candaan di antara kedua generasi.

Baca Juga  Gen Z Bukan Malas, Mereka Hanya Memprioritaskan Hal yang Berbeda

Terlalu Fokus pada Opini Pribadi

Generasi muda tumbuh di era di mana informasi dari berbagai sumber mudah diakses. Mereka cenderung lebih kritis dan terbuka terhadap berbagai perspektif. Sementara itu, beberapa boomer mungkin terlalu percaya pada opini pribadi atau informasi dari sumber yang kurang kredibel. Hal ini bisa menjadi masalah ketika berdiskusi atau mengambil keputusan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *