perisainews.com – Pernahkah kamu merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi? Merasa bersalah padahal tidak melakukan kesalahan? Atau bahkan mulai meragukan ingatan dan persepsimu sendiri? Waspadalah, bisa jadi kamu sedang mengalami gaslighting. Istilah yang semakin sering terdengar ini merujuk pada bentuk manipulasi psikologis yang halus namun sangat merusak. Pelaku gaslighting secara sistematis membuat korban meragukan diri sendiri, kewarasan, dan realitas yang mereka alami. Mari kita telaah lebih dalam ciri-ciri, dampak psikologis, dan cara efektif menghadapi gaslighting.
Mengenali Taktik Kotor Gaslighting
Gaslighting bukanlah sekadar perbedaan pendapat atau lupa akan suatu kejadian. Ini adalah pola perilaku manipulatif yang bertujuan untuk mengontrol dan mendominasi korban. Beberapa taktik umum yang sering digunakan pelaku antara lain:
Menyanggah (Denial)
Pelaku akan dengan tegas menyangkal perkataan atau kejadian yang jelas-jelas terjadi. Mereka bisa berkata, “Aku tidak pernah mengatakan itu,” atau “Itu hanya imajinasimu saja.” Taktik ini membuat korban mempertanyakan ingatannya sendiri.
Meremehkan (Trivializing)
Perasaan dan kekhawatiran korban dianggap remeh dan tidak penting. Mereka mungkin mendengar kalimat seperti, “Kamu terlalu sensitif,” atau “Jangan dibesar-besarkan.” Ini membuat korban merasa bersalah karena memiliki perasaan dan akhirnya enggan untuk mengungkapkan apa pun.
Mengalihkan (Diverting)
Ketika korban mencoba membahas suatu masalah, pelaku akan mengalihkan pembicaraan atau mengubah topik. Ini bertujuan untuk menghindari tanggung jawab dan membuat korban merasa frustrasi karena tidak pernah didengarkan.
Melupakan/Menyembunyikan (Forgetting/Withholding)
Pelaku akan berpura-pura lupa kejadian penting atau menyembunyikan informasi relevan. Ini menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan pada diri korban.
Menyangkal Kejadian (Countering)
Pelaku akan mempertanyakan ingatan korban tentang suatu kejadian, bahkan ketika korban yakin dengan apa yang terjadi. Mereka mungkin berkata, “Kamu pasti salah ingat,” atau “Kejadiannya tidak seperti itu.”
Membuat Korban Merasa Gila (Making You Crazy)
Ini adalah taktik puncak dari gaslighting. Pelaku akan melakukan serangkaian tindakan yang membuat korban merasa tidak waras. Misalnya, menyembunyikan barang lalu menyalahkan korban karena lupa, atau mengatakan hal yang berbeda kepada orang lain untuk membuat korban terlihat berbohong.
Memecah Belah (Triangulation)
Pelaku akan melibatkan orang lain (teman, keluarga, atau bahkan mantan pasangan) untuk mendukung narasi mereka dan membuat korban merasa sendirian dan tidak dipercaya. Mereka mungkin berkata, “Semua orang juga berpikir kamu terlalu berlebihan.”
Dampak Psikologis yang Menggerogoti
Paparan gaslighting secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak psikologis yang serius bagi korban. Beberapa di antaranya adalah:
Meningkatnya Rasa Cemas dan Stres
Ketidakpastian dan kebingungan yang diciptakan oleh gaslighting dapat memicu kecemasan berlebihan dan stres kronis. Korban terus-menerus merasa waswas dan tidak tenang.
Menurunnya Kepercayaan Diri
Ketika realitas dan persepsi diri terus-menerus disangkal, kepercayaan diri korban akan terkikis. Mereka mulai meragukan kemampuan diri sendiri dalam mengambil keputusan atau menilai situasi.
Kebingungan dan Disorientasi
Korban gaslighting seringkali merasa bingung dan tidak tahu apa yang benar dan salah. Mereka mulai meragukan ingatan dan persepsi mereka sendiri, yang dapat menyebabkan disorientasi dalam kehidupan sehari-hari.
