PsikologiSosial

Jangan Bilang Ini ke Orang Sensitif, Sakitnya Kebangetan

×

Jangan Bilang Ini ke Orang Sensitif, Sakitnya Kebangetan

Sebarkan artikel ini
Jangan Bilang Ini ke Orang Sensitif, Sakitnya Kebangetan
Jangan Bilang Ini ke Orang Sensitif, Sakitnya Kebangetan (www.freepik.com)

perisainews.com – Memahami dan berinteraksi dengan orang yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi memerlukan kehati-hatian dan empati. Tanpa disadari, lontaran kata-kata yang bagi sebagian orang mungkin terdengar biasa saja, bisa menjadi duri yang melukai bagi mereka yang lebih perasa. Artikel ini akan membahas frasa-frasa umum yang sebaiknya dihindari ketika berinteraksi dengan individu sensitif, serta memberikan alternatif komunikasi yang lebih membangun dan penuh pengertian.

Mengenali Sensitivitas dan Dampaknya

Sensitivitas bukanlah kelemahan, melainkan sebuah karakteristik kepribadian yang unik. Orang yang sensitif cenderung lebih mendalam dalam merasakan emosi, baik emosi diri sendiri maupun emosi orang lain. Mereka juga lebih peka terhadap detail kecil, perubahan suasana, dan isyarat nonverbal. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 15-20% populasi memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi. Memahami hal ini adalah langkah awal untuk membangun komunikasi yang efektif dan menghindari potensi kesalahpahaman atau perasaan terluka.

Ketika berinteraksi dengan individu sensitif, penting untuk menyadari bahwa perkataan kita memilikiBobot yang lebih besar. Kritik yang disampaikan tanpa kehati-hatian, perbandingan yang merendahkan, atau bahkan sekadar komentar yang dianggap enteng, dapat memicu respons emosional yang kuat. Hal ini bukan berarti kita harus selalu berhati-hati dalam berbicara, tetapi lebih kepada bagaimana kita menyampaikan pesan dengan mempertimbangkan perasaan orang lain.

Frasa-Frasa yang Sebaiknya Dihindari

Ada beberapa frasa umum yang seringkali terucap tanpa dipikirkan panjang, namun dapat memberikan dampak negatif bagi orang yang sensitif. Berikut adalah beberapa di antaranya beserta alasannya:

1. “Jangan terlalu sensitif!”

Frasa ini adalah salah satu yang paling meremehkan dan menyakitkan bagi orang yang sensitif. Mengatakan “jangan terlalu sensitif” sama dengan menyuruh mereka untuk tidak menjadi diri sendiri dan mengabaikan perasaan yang mereka alami. Ini juga mengimplikasikan bahwa perasaan mereka tidak valid atau berlebihan. Alih-alih mengatakan ini, cobalah untuk mengakui perasaan mereka dengan kalimat seperti, “Aku mengerti kamu merasa seperti itu,” atau “Sepertinya hal ini cukup berat bagimu.”

Baca Juga  Berurusan dengan Rekan Kerja Narsistik? Begini Cara Bertahan Tanpa Drama

2. “Kamu terlaluDrama!”

Menyebut seseorang “drama” karena mereka menunjukkan emosi atau bereaksi terhadap suatu situasi dapat membuat mereka merasa malu dan tidak dihargai. Ini juga merendahkan pengalaman emosional mereka. Lebih baik tanyakan apa yang sebenarnya mereka rasakan dan dengarkan dengan penuh perhatian. Misalnya, “Apa yang membuatmu merasa seperti itu?” atau “Ceritakan lebih lanjut apa yang kamu alami.”

3. “Orang lain juga mengalaminya, biasa saja kok.”

Membandingkan pengalaman seseorang dengan orang lain, terutama untuk meremehkan perasaan mereka, sangat tidak membantu. Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi dan memproses emosi. Apa yang “biasa saja” bagi satu orang, bisa jadi sangat menyakitkan bagi orang lain. Fokuslah pada validasi perasaan mereka, bukan pada perbandingan. Cobalah katakan, “Setiap orang memiliki cara sendiri dalam menghadapi masalah,” atau “Aku di sini untuk mendengarkanmu.”

Baca Juga  Introvert Selalu Canggung? Mitos Besar

4. “Sudahlah, jangan dipikirkan.”

Meskipun maksudnya mungkin baik, yaitu untuk menghibur, frasa ini justru bisa membuat orang yang sensitif merasa bahwa perasaannya diabaikan dan tidak penting. Menyuruh seseorang untuk tidak memikirkan masalah yang sedang mereka hadapi tidak akan menghilangkan perasaan tersebut. Lebih baik tawarkan dukungan dan solusi jika memungkinkan. Misalnya, “Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?” atau “Bagaimana kalau kita cari solusinya bersama?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *