Psikologi

Mantan Bikin Sakit Hati? Lupakan Dia dengan Cara Ini

×

Mantan Bikin Sakit Hati? Lupakan Dia dengan Cara Ini

Sebarkan artikel ini
Mantan Bikin Sakit Hati? Lupakan Dia dengan Cara Ini
Mantan Bikin Sakit Hati? Lupakan Dia dengan Cara Ini (www.freepik.com)

perisainews.com – Patah hati bukan hanya sekadar perasaan sedih karena kehilangan seseorang yang dicintai. Lebih dari itu, ini adalah pengalaman emosional yang kompleks dan bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Kamu mungkin merasakan campuran antara kesedihan mendalam, kemarahan, kekecewaan, bahkan rasa bersalah. Secara psikologis, otak kita merespons penolakan dan kehilangan ini dengan cara yang mirip seperti saat kita mengalami sakit fisik. Hormon stres seperti kortisol meningkat, sementara hormon kebahagiaan seperti dopamin menurun. Inilah mengapa patah hati bisa terasa begitu menyakitkan secara fisik dan emosional.

Tren menunjukkan bahwa semakin terbuka seseorang dalam mengekspresikan emosi dan mencari dukungan, semakin cepat pula proses pemulihannya. Namun, seringkali kita terjebak dalam pola pikir konvensional tentang bagaimana seharusnya kita mengatasi patah hati, yang justru bisa memperlambat proses penyembuhan. Oleh karena itu, mari kita eksplorasi beberapa kebiasaan tak terduga yang justru bisa menjadi akselerator kebangkitanmu.

1. Memeluk Kesendirian dengan Sengaja

Mungkin terdengar kontra-intuitif, tetapi salah satu cara tercepat untuk bangkit dari patah hati adalah dengan benar-benar memeluk kesendirian. Setelah putus cinta, dorongan pertama mungkin adalah mencari pelarian, entah itu dengan terus-menerus bersama teman, mencari hubungan baru secepatnya, atau bahkan tenggelam dalam kesibukan yang berlebihan. Namun, menghindari rasa sepi justru bisa memperpanjang proses pemulihan.

Cobalah untuk menjadwalkan waktu khusus untuk dirimu sendiri. Matikan notifikasi ponsel, jauhkan diri dari media sosial yang mungkin memicu kenangan tentang mantan, dan nikmati momen bersamamu. Lakukan hal-hal yang benar-benar kamu sukai, yang mungkin terlupakan saat kamu masih dalam hubungan. Ini bisa berupa membaca buku favorit, mendengarkan musik, menulis jurnal, bermeditasi, atau sekadar menikmati secangkir teh di pagi hari tanpa gangguan.

Baca Juga  Apakah Kamu Terlalu Dimanja? ini 10 Tandanya

Kesendirian yang disengaja memberi ruang bagi emosi untuk diproses secara utuh. Kamu tidak perlu berpura-pura kuat di depan orang lain atau merasa tertekan untuk segera “move on”. Ini adalah waktu untuk merefleksikan diri, memahami apa yang sebenarnya kamu butuhkan dan inginkan, serta membangun kembali koneksi dengan dirimu sendiri. Sebuah studi menunjukkan bahwa individu yang meluangkan waktu untuk refleksi diri setelah putus cinta cenderung memiliki tingkat pemulihan emosional yang lebih baik dan lebih cepat.

2. Berhenti “Menguntit” Media Sosial Mantan (dan Teman-temannya)

Di era digital ini, salah satu tantangan terbesar pasca putus cinta adalah godaan untuk terus memantau aktivitas mantan di media sosial. Meskipun terasa sulit, berhenti “menguntit” media sosial mantan adalah langkah krusial untuk mempercepat pemulihan. Melihat unggahan mereka, siapa saja yang berinteraksi dengan mereka, atau bahkan mencari tahu tentang kehidupan baru mereka hanya akan memperpanjang luka dan menghambatmu untuk fokus pada diri sendiri.

Baca Juga  Ini Cara Jitu Melawan Manipulasi dalam Hubungan

Bahkan, memperluas “area larangan” ke teman-teman dekat mantan juga bisa sangat membantu. Informasi tidak langsung tentang mantan yang kamu dapatkan dari teman-teman bisa sama menyakitkannya dengan melihatnya langsung. Untuk sementara waktu, batasi interaksi dengan lingkaran pertemanan yang sama jika itu membuatmu terus teringat pada mantan.

Mengapa ini begitu penting? Setiap kali kamu melihat pembaruan tentang mantan, otakmu akan kembali memproses kenangan dan emosi terkait hubungan tersebut. Ini bisa memicu kembali rasa sakit, kerinduan, atau bahkan kecemburuan, yang semuanya menghambat proses penyembuhan. Dengan “memutus” akses ke informasi tentang mereka, kamu memberi dirimu ruang untuk fokus pada kehidupanmu sendiri, membangun identitas baru di luar hubungan tersebut, dan secara bertahap melepaskan keterikatan emosional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *