perisainews.com – Pernahkah kamu merasa melakukan sesuatu yang biasa saja, bahkan mungkin banyak orang melakukannya, tapi jauh di lubuk hati ada sedikit keraguan atau ketidaknyamanan? Nah, inilah saatnya kita membahas beberapa perilaku yang sering dianggap “normal” dalam kehidupan sehari-hari, padahal jika direnungkan lebih dalam, justru perlu kita pertanyakan. Kebiasaan-kebiasaan ini mungkin tanpa sadar menghambat perkembangan diri, merusak hubungan, atau bahkan memberikan dampak negatif pada kesehatan mental kita. Yuk, kita bedah satu per satu!
1. Merasa Harus Selalu Produktif
Di era serba cepat ini, ada semacam tekanan tak tertulis untuk selalu produktif. Setiap detik rasanya harus diisi dengan kegiatan yang menghasilkan sesuatu. Padahal, otak dan tubuh kita juga butuh istirahat dan jeda. Memaksakan diri untuk terus “on” justru bisa berujung pada burnout, stres kronis, dan penurunan kualitas kerja. Ingatlah, istirahat yang cukup bukan kemalasan, melainkan investasi jangka panjang untuk produktivitas yang berkelanjutan.
2. Membandingkan Diri dengan Orang Lain di Media Sosial
Scrolling media sosial seringkali menjadi rutinitas harian. Namun, tanpa sadar, kita seringkali terjebak dalam lingkaran perbandingan yang tidak sehat. Kita melihat highlight kehidupan orang lain, pencapaian mereka yang gemilang, dan gaya hidup yang tampak sempurna. Padahal, apa yang kita lihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari realita. Membandingkan diri dengan “etalase” orang lain hanya akan memicu rasa insecure dan tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki. Fokuslah pada perjalanan dan pencapaian diri sendiri.
3. Menunda-nunda Pekerjaan Penting
Siapa yang tidak pernah menunda-nunda? Rasanya seperti godaan setan yang sulit ditolak. Padahal, menunda pekerjaan penting hanya akan menambah beban pikiran dan stres. Tugas yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat justru menumpuk dan menjadi momok yang menakutkan. Cobalah untuk memecah tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola, dan berikan reward kecil setiap kali berhasil menyelesaikan satu bagian.
4. Terlalu Perfeksionis Hingga Melumpuhkan Diri
Menginginkan hasil yang terbaik tentu baik, namun perfeksionisme yang berlebihan justru bisa menjadi bumerang. Ketakutan akan kegagalan atau tidak sempurna seringkali membuat kita ragu untuk memulai atau bahkan menyelesaikan suatu pekerjaan. Ingatlah, kesempurnaan adalah ilusi. Lebih baik menghasilkan sesuatu yang “cukup baik” daripada tidak menghasilkan apa-apa karena terlalu terpaku pada detail yang tidak esensial.
5. Mengatakan “Ya” untuk Segala Hal
Menjadi orang yang helpful memang terpuji. Namun, jika kita selalu mengatakan “ya” untuk setiap permintaan, tanpa mempertimbangkan waktu, energi, dan prioritas diri sendiri, kita akan kewalahan dan akhirnya mengabaikan kebutuhan diri sendiri. Belajarlah untuk mengatakan “tidak” dengan sopan dan tegas ketika memang diperlukan. Menjaga batasan adalah kunci untuk kesehatan mental dan hubungan yang sehat.
6. Memendam Emosi Negatif
Mungkin kita diajarkan untuk selalu terlihat kuat dan tidak menunjukkan emosi negatif. Padahal, memendam perasaan marah, sedih, atau kecewa hanya akan membuat emosi tersebut “meledak” di kemudian hari atau bahkan bermanifestasi menjadi masalah kesehatan fisik. Belajarlah untuk mengenali, menerima, dan mengelola emosi dengan cara yang sehat, misalnya dengan berbicara dengan orang terpercaya, menulis jurnal, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan.
7. Mengabaikan Kesehatan Fisik Demi Pekerjaan
Dalam mengejar karir atau impian, kita seringkali mengorbankan kesehatan fisik. Jam tidur yang kurang, makan tidak teratur, dan kurangnya aktivitas fisik menjadi “hal biasa”. Padahal, kesehatan fisik adalah fondasi dari segala aktivitas kita. Tubuh yang sehat akan mendukung pikiran yang jernih dan energi yang optimal. Ingatlah pepatah “mens sana in corpore sano” – di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.