perisainews.com – Menjadi orang tua adalah sebuah perjalanan yang penuh cinta, tawa, dan kebahagiaan yang tak terhingga. Namun, di balik semua itu, tak jarang terselip rasa lelah dan tekanan yang begitu besar. Tuntutan untuk menjadi orang tua “sempurna” seringkali menghantui, memicu stres, kelelahan emosional, hingga kondisi yang dikenal sebagai parental burnout. Jika Anda sering merasa kewalahan, jenuh, atau bahkan kehilangan motivasi dalam mengasuh buah hati, penting untuk menyadari bahwa Anda tidak sendirian dan ada jalan keluarnya.
Mengenal Lebih Dalam Fenomena Parental Burnout
Parental burnout bukanlah sekadar kelelahan biasa. Ini adalah sindrom kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres kronis terkait peran sebagai orang tua. Kondisi ini berbeda dengan depresi pascapersalinan meskipun gejalanya terkadang mirip. Burnout berkembang secara bertahap akibat tekanan yang terus-menerus dan harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Affective Science, parental burnout dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan orang tua, mulai dari kualitas hubungan dengan anak, pasangan, hingga kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan. Data dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang tua yang mengalami burnout cenderung lebih mudah marah, menarik diri dari interaksi sosial, dan bahkan mengalami penurunan performa kerja.
Mitos Kesempurnaan Orang Tua yang Merugikan
Salah satu pemicu utama parental burnout adalah adanya tekanan sosial dan internal untuk menjadi orang tua yang sempurna. Mitos ini sering kali digambarkan melalui media sosial atau ekspektasi yang tidak realistis dari lingkungan sekitar. Padahal, kenyataannya, tidak ada satu pun manusia yang sempurna, termasuk dalam peran sebagai orang tua.
Mempercayai bahwa Anda harus selalu memiliki jawaban atas segala pertanyaan anak, selalu sabar tanpa batas, mampu menyeimbangkan karier dan keluarga tanpa cela, atau memiliki rumah yang selalu rapi adalah beban yang sangat berat. Upaya untuk mencapai standar yang mustahil ini justru akan menguras energi dan emosi Anda, meningkatkan risiko terjadinya burnout.
Mengenali Tanda-Tanda Parental Burnout
Penting untuk mengenali gejala awal parental burnout agar dapat mengambil tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
Kelelahan Emosional yang Mendalam
Anda merasa terkuras secara emosional, mudah marah, sensitif, atau bahkan apatis terhadap hal-hal yang dulunya Anda nikmati. Interaksi dengan anak-anak terasa seperti beban, bukan lagi sumber kebahagiaan.
Merasa Jauh dari Anak-Anak
Anda mungkin merasa kurang terhubung secara emosional dengan anak-anak, bahkan merasa seperti orang asing di rumah sendiri. Empati dan kesabaran menipis, dan Anda cenderung lebih mudah terpancing emosi.
Merasa Tidak Kompeten Sebagai Orang Tua
Meskipun Anda telah melakukan yang terbaik, Anda terus-menerus merasa gagal dan tidak mampu memenuhi kebutuhan anak-anak. Rasa percaya diri sebagai orang tua menurun drastis.
Menarik Diri dari Lingkungan Sosial
Anda mungkin cenderung menghindari interaksi dengan teman, keluarga, atau bahkan pasangan. Keinginan untuk menyendiri dan mengisolasi diri semakin kuat.
Perubahan Kebiasaan Makan dan Tidur
Stres akibat burnout dapat memengaruhi pola makan dan tidur Anda. Beberapa orang mungkin makan berlebihan sebagai pelarian, sementara yang lain kehilangan nafsu makan. Gangguan tidur seperti insomnia juga sering terjadi.