Parenting

Pujian Bisa Bikin Anak Takut Gagal? Ini Faktanya!

×

Pujian Bisa Bikin Anak Takut Gagal? Ini Faktanya!

Sebarkan artikel ini
Pujian Bisa Bikin Anak Takut Gagal? Ini Faktanya!
Pujian Bisa Bikin Anak Takut Gagal? Ini Faktanya! (www.freepik.com)

perisainews.com – Sebagai orang tua atau orang dewasa di sekitar anak-anak, tentu kita ingin memberikan dukungan dan motivasi terbaik. Salah satu cara yang sering kita lakukan adalah melalui pujian. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa kalimat pujian yang tampak positif justru dapat menanamkan rasa takut gagal pada anak-anak? Alih-alih mendorong mereka untuk berani mencoba dan menghadapi tantangan, pujian-pujian ini justru bisa membuat mereka cemas dan menghindari risiko. Mari kita telaah lebih dalam lima kalimat pujian yang tanpa sadar dapat menciptakan beban mental pada si kecil.

1. “Kamu Pasti Bisa!” – Beban Ekspektasi yang Terlalu Tinggi

Kalimat “Kamu pasti bisa!” seringkali kita lontarkan dengan maksud memberikan semangat. Namun, bagi anak, kalimat ini bisa menjelma menjadi tekanan yang besar. Mereka merasa harus selalu berhasil dan tidak boleh melakukan kesalahan. Ketika mereka menghadapi kesulitan atau bahkan kegagalan, mereka mungkin merasa sangat terpukul karena tidak mampu memenuhi ekspektasi yang telah kita tanamkan. Alih-alih memberikan semangat yang tulus, kalimat ini justru bisa menciptakan kecemasan akan kegagalan.

2. “Wah, Kamu Memang Anak Pintar!” – Identitas yang Terlalu Melekat pada Hasil

Memberikan pujian atas kecerdasan anak memang wajar, tetapi terlalu sering melabeli mereka sebagai “anak pintar” dapat memberikan dampak negatif. Anak-anak bisa merasa bahwa nilai diri mereka hanya terletak pada kemampuan intelektual mereka. Mereka mungkin menjadi takut untuk mencoba hal baru di luar zona nyaman mereka karena khawatir tidak akan terlihat “pintar” lagi. Pujian ini secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk menghindari tantangan yang berpotensi mengungkap “ketidakpintaran” mereka.

3. “Lihat, Kamu Lebih Hebat dari yang Lain!” – Membandingkan dan Menciptakan Persaingan Tidak Sehat

Membandingkan anak dengan orang lain, meskipun dengan maksud memuji, adalah tindakan yang kurang bijak. Kalimat “Lihat, kamu lebih hebat dari yang lain!” bisa membuat anak merasa superior, tetapi juga menanamkan rasa takut untuk tidak lagi menjadi yang “terhebat.” Mereka mungkin menjadi terlalu fokus pada persaingan dan merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Pujian semacam ini tidak mendorong kolaborasi atau empati, justru menumbuhkan mentalitas persaingan yang tidak sehat.

Baca Juga  Orang Stress Butuh Mentimun? Ini Jawabannya

4. “Bagus Sekali! Jangan Sampai Melakukan Kesalahan Lagi, Ya!” – Menghilangkan Ruang untuk Belajar dari Kesalahan

Ketika anak berhasil melakukan sesuatu dengan baik, kita seringkali menambahkan peringatan seperti “Jangan sampai melakukan kesalahan lagi, ya!” Meskipun maksudnya baik, kalimat ini justru mengirimkan pesan bahwa kesalahan adalah sesuatu yang buruk dan harus dihindari sebisa mungkin. Padahal, kesalahan adalah bagian penting dari proses belajar dan成長. Dengan menanamkan ketakutan akan kesalahan, kita menghambat keberanian anak untuk mencoba hal baru dan belajar dari pengalaman mereka.

5. “Kamu Selalu yang Terbaik dalam Segala Hal!” – Pujian Berlebihan yang Tidak Realistis

Pujian yang terlalu berlebihan dan tidak realistis, seperti “Kamu selalu yang terbaik dalam segala hal!”, dapat memberikan tekanan yang tidak perlu pada anak. Mereka tahu bahwa tidak mungkin untuk selalu menjadi yang terbaik dalam segala situasi. Pujian semacam ini bisa membuat mereka merasa harus terus-menerus mempertahankan citra “terbaik” ini, yang pada akhirnya akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan akan kegagalan. Mereka mungkin juga menjadi tidak percaya diri ketika menghadapi situasi di mana mereka tidak menjadi yang nomor satu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *