perisainews.com – Di era yang serba cepat dan didominasi oleh Gen Z serta milenial ini, cara berkomunikasi menjadi semakin dinamis. Bagi generasi baby boomer, beradaptasi dengan bahasa dan tren terkini bisa menjadi tantangan tersendiri. Tanpa disadari, beberapa ungkapan yang dulunya populer kini justru bisa membuat percakapan terasa canggung atau bahkan dianggap ketinggalan zaman. Untuk menghindari hal tersebut, mari kita telaah beberapa frasa yang sebaiknya dihindari oleh generasi boomer agar tetap relevan dan terhubung dengan generasi yang lebih muda.
Mengapa Beberapa Ungkapan Terdengar Kuno?
Pergeseran bahasa adalah fenomena alamiah. Seiring waktu, kata-kata dan frasa mengalami evolusi makna atau bahkanPopularitasnya memudar digantikan oleh istilah-istilah baru yang lebih sesuai dengan konteks zaman. Generasi muda, dengan akses tak terbatas ke informasi dan budaya global melalui internet, cenderung menciptakan bahasa gaul dan singkatan yang unik. Ketika generasi boomer menggunakan ungkapan yang sudah tidak lazim, hal ini bisa menciptakan jurang komunikasi dan membuat mereka terdengar kurang memahami perkembangan zaman.
Frasa-Frasa yang Sebaiknya Dihindari
Berikut adalah beberapa contoh ungkapan yang sebaiknya dipertimbangkan kembali penggunaannya oleh generasi boomer:
“Anak zaman sekarang…”
Ungkapan ini sering kali diikuti dengan generalisasi negatif tentang perilaku atau preferensi generasi muda. Meskipun mungkin ada perbedaan nilai atau pandangan, melabeli seluruh generasi dengan satu frasa yang cenderung merendahkan dapat menciptakan kesan negatif dan menghambat komunikasi yang konstruktif. Alih-alih, cobalah untuk memahami perspektif individu dan menghargai keberagaman.
“Dulu waktu saya muda…”
Meskipun berbagi pengalaman masa lalu adalah hal yang wajar, terlalu sering membandingkan kondisi zaman dulu dengan sekarang bisa terdengar seperti meremehkan tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini. Setiap generasi memiliki perjuangan dan konteksnya sendiri. Fokuslah pada mencari titik temu dan saling belajar, bukan terjebak dalam nostalgia masa lalu.
Istilah-istilah teknologi yang sudah usang
Teknologi berkembang sangat pesat, dan istilah-istilah yang dulunya populer kini mungkin sudah digantikan dengan yang baru. Menggunakan istilah seperti “warnet” (warung internet) di era broadband atau menyebut smartphone dengan “telepon genggam” saja bisa menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap perkembangan teknologi terkini. Berusahalah untuk memperbarui kosakata teknologi Anda agar percakapan tetap relevan.
Ungkapan-ungkapan gaul yang dipaksakan
Mencoba menggunakan bahasa gaul anak muda tanpa pemahaman yang benar justru bisa terdengar canggung atau tidak autentik. Lebih baik menggunakan bahasa yang alami dan sopan daripada memaksakan diri menggunakan slang yang mungkin salah konteks atau pengucapannya. Kejujuran dan keaslian dalam berkomunikasi jauh lebih dihargai.
Menyebut sesuatu dengan “itu” atau “anu” tanpa konteks yang jelas
Meskipun terkadang wajar untuk menggunakan kata ganti, terlalu sering menggunakan “itu” atau “anu” tanpa memberikan konteks yang jelas bisa membuat lawan bicara bingung dan percakapan menjadi tidak efektif. Berusahalah untuk menyampaikan maksud Anda dengan lebih spesifik dan jelas.
Tips untuk Berkomunikasi Lintas Generasi dengan Efektif
Lalu, bagaimana caranya agar generasi boomer dapat berkomunikasi dengan generasi yang lebih muda secara efektif dan tetap relevan? Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
Dengarkan dengan Empati
Cobalah untuk benar-benar mendengarkan dan memahami perspektif generasi muda tanpa langsung menghakimi atau membandingkan dengan pengalaman pribadi. Tunjukkan rasa ingin tahu dan hargai perbedaan pandangan.