- Hindari: “Jangan marah ya, tapi menurutku kamu kurang fokus.”
- Alternatif: “Saya perhatikan ada beberapa hal yang mungkin bisa ditingkatkan dalam fokusmu.” atau “Bisakah kita membahas bagaimana kita bisa lebih fokus pada tugas ini?”
“Saya hanya bercanda kok…” (setelah menyakiti atau mengatakan sesuatu yang tidak pantas)
Menggunakan frasa ini sebagai alasan setelah mengatakan sesuatu yang menyakitkan atau tidak sopan menunjukkan kurangnya tanggung jawab atas perkataan sendiri.
- Hindari: Mengatakan sesuatu yang menyakitkan lalu berkata “Saya hanya bercanda kok.”
- Alternatif: Jika memang tidak bermaksud menyakiti, segera minta maaf dan akui kesalahan. “Maaf, perkataan saya tadi tidak pantas.”
“Saya akan memikirkannya…” (padahal tidak ada niat untuk melakukannya)
Menggunakan frasa ini untuk menunda atau menghindari konfrontasi tanpa ada niat yang jelas untuk mempertimbangkan permintaan tersebut tidaklah jujur dan bisa merusak kepercayaan.
- Hindari: Mengatakan “Saya akan memikirkannya” padahal sudah memiliki jawaban “tidak”.
- Alternatif: Bersikap jujur dan menyampaikan jawaban dengan sopan. “Terima kasih atas tawarannya, namun saat ini saya belum bisa menerimanya.”
Membangun Komunikasi yang Lebih Asertif
Mengganti frasa-frasa di atas dengan alternatif yang lebih tegas adalah langkah awal. Berikut beberapa tips tambahan untuk membangun komunikasi yang lebih asertif:
- Ketahui Nilai dan Prioritas Anda: Memahami apa yang penting bagi diri sendiri akan membantu Anda untuk menyampaikan pendapat dan membuat keputusan dengan lebih yakin.
- Berani Mengatakan “Tidak”: Belajar untuk menolak permintaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau prioritas Anda adalah bagian penting dari memiliki batasan yang sehat.
- Sampaikan Pendapat dengan Jelas dan Ringkas: Hindari bertele-tele atau menggunakan bahasa yang ambigu. Sampaikan maksud Anda secara langsung dan tanpa keraguan.
- Gunakan Bahasa Tubuh yang Percaya Diri: Postur tubuh yang tegak, kontak mata yang baik, dan intonasi suara yang mantap akan memperkuat pesan verbal Anda.
- Berlatih: Mengubah kebiasaan berbahasa membutuhkan waktu dan latihan. Mulailah dengan situasi-situasi kecil dan tingkatkan secara bertahap.
Dampak Positif Komunikasi yang Asertif
Mengadopsi gaya komunikasi yang lebih asertif akan membawa berbagai manfaat positif dalam kehidupan Anda, di antaranya:
- Meningkatkan Rasa Hormat dari Orang Lain: Orang lain akan lebih menghargai pendapat dan batasan Anda jika Anda mampu berkomunikasi dengan tegas.
- Mengurangi Stres dan Frustrasi: Dengan mampu menyampaikan kebutuhan dan menolak permintaan yang tidak masuk akal, Anda akan merasa lebih контроли diri dan terhindar dari perasaan terbebani.
- Membangun Hubungan yang Lebih Sehat: Komunikasi yang jujur dan terbuka adalah fondasi dari hubungan yang kuat dan saling menghargai.
- Mencapai Tujuan dengan Lebih Efektif: Ketika Anda mampu menyampaikan ide dan mempertahankan pendapat dengan yakin, peluang untuk mencapai tujuan akan semakin besar.
- Meningkatkan Kepercayaan Diri: Semakin sering Anda bersikap asertif, semakin besar pula rasa percaya diri Anda terhadap kemampuan diri sendiri.
Berhenti Menjadi “Pushover” dengan Memilih Kata
Kata-kata yang kita pilih memiliki kekuatan untuk membangun atau meruntuhkan citra diri. Dengan menghindari frasa-frasa yang mencerminkan keraguan dan ketidaktegasan, serta melatih diri untuk berkomunikasi dengan lebih asertif, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa kita memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan. Ingatlah bahwa menjadi tegas bukanlah berarti menjadi agresif atau tidak sopan. Justru sebaliknya, komunikasi yang asertif adalah tentang menyampaikan kebutuhan dan pendapat dengan jelas, jujur, dan penuh rasa hormat, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Jadi, mari mulai perhatikan setiap kata yang kita ucapkan dan pilihlah ungkapan yang memberdayakan diri kita dan membangun hubungan yang lebih sehat.