perisainews.com – Sering dengar kalimat “Ah, Ibu cuma bercanda!” terlontar saat kamu merasa tersindir atau bahkan terluka dengan ucapan orang tua? Mungkin kamu menganggapnya sepele, tapi tahukah kamu bahwa kalimat yang seringkali dilontarkan dengan nada enteng ini bisa menyimpan bahaya tersembunyi bagi kesehatan mental dan hubunganmu dengan orang tua? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Dampak Psikologis yang Mungkin Kamu Rasakan
Mungkin kamu pernah merasa bingung, marah, atau sedih setelah mendengar “candaan” dari ibumu yang terasa menyakitkan. Perasaanmu valid! Meskipun maksudnya mungkin tidak buruk, kalimat “hanya bercanda” sering kali digunakan untuk meremehkan perasaan seseorang. Ketika ini terjadi berulang kali, dampaknya bisa lebih serius dari yang kamu bayangkan.
Merasa Tidak Didengarkan dan Tidak Valid
Bayangkan kamu sedang curhat tentang masalah di sekolah atau dengan teman, lalu ibumu menanggapi dengan “Ah, lebay kamu, Ibu cuma bercanda biar kamu nggak sedih.” Alih-alih merasa terhibur, kamu justru merasa bahwa perasaanmu tidak dianggap penting. Lama kelamaan, kamu bisa jadi enggan untuk terbuka lagi karena takut diremehkan. Perasaan tidak valid ini bisa mengikis kepercayaan dirimu dan membuatmu merasa sendirian.
Munculnya Rasa Cemas dan Overthinking
Ketika “candaan” ibumu sering kali mengandung kritik atau perbandingan dengan orang lain, tanpa disadari kamu bisa menjadi lebih cemas dan mudah overthinking. Kamu mungkin jadi sering bertanya-tanya, “Apakah aku memang seburuk itu?”, “Kenapa Ibu selalu membandingkanku?”, atau “Apa yang salah denganku?”. Pikiran-pikiran negatif ini bisa terus berputar di kepala dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menurunnya Kepercayaan Diri
“Kamu gendutan deh, kayak badut!” lalu diikuti dengan “Ibu cuma bercanda!” Meskipun diucapkan dengan nada ringan, komentar-komentar seperti ini bisa merusak self-esteem. Apalagi jika kamu sedang dalam masa perkembangan dan sangat peduli dengan penampilan. Ejekan yang dibungkus dengan kata “bercanda” bisa membuatmu merasa tidak percaya diri dan insecure.
Hubungan yang Renggang dengan Orang Tua
Komunikasi yang tidak sehat, di mana perasaanmu sering kali diremehkan, bisa membuat jarak antara kamu dan ibumu semakin lebar. Kamu mungkin jadi lebih tertutup, menghindari percakapan yang mendalam, atau bahkan merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Padahal, hubungan yang baik dengan orang tua adalah salah satu fondasi penting dalam kesehatan mental.
Mengapa Kalimat “Hanya Bercanda” Bisa Berbahaya?
Inti masalah dari kalimat “hanya bercanda” terletak pada beberapa hal:
Meremehkan Emosi
Ketika seseorang mengatakan “hanya bercanda” setelah menyakiti perasaanmu, secara tidak langsung mereka meremehkan emosi yang sedang kamu rasakan. Seolah-olah apa yang kamu rasakan itu tidak penting atau berlebihan. Padahal, setiap emosi itu valid dan perlu diakui.
Menghindari Tanggung Jawab
Kalimat ini juga bisa menjadi cara untuk menghindari tanggung jawab atas ucapan yang menyakitkan. Dengan mengatakan “hanya bercanda,” orang yang bersangkutan seolah-olah lepas dari konsekuensi perkataannya. Mereka tidak perlu meminta maaf atau mengakui bahwa ucapannya mungkin telah menyakiti.
Pola Komunikasi yang Tidak Sehat
Jika “bercanda” yang menyakitkan dan diikuti dengan “hanya bercanda” menjadi pola komunikasi yang berulang, ini bisa menciptakan lingkungan yang tidak sehat secara emosional. Kamu jadi belajar untuk tidak mengungkapkan perasaanmu atau merasa bersalah karena merasa sakit hati.
Bagaimana Jika Kamu Mengalaminya?
Jika kamu sering mendengar kalimat “hanya bercanda” yang terasa menyakitkan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan: