perisainews.com – Seiring bertambahnya usia, ironisnya, beberapa orang justru mulai mengabaikan perawatan diri yang dulunya mungkin menjadi prioritas. Fenomena ini bisa terlihat dari berbagai aspek, mulai dari kesehatan fisik, penampilan, hingga kesejahteraan mental. Padahal, di usia yang semakin matang, menjaga diri justru menjadi semakin krusial untuk kualitas hidup yang optimal. Lantas, apa saja sebenarnya alasan di balik kecenderungan ini? Mari kita telaah lebih dalam beberapa faktor yang seringkali menjadi pemicunya.
Perubahan Prioritas dan Tanggung Jawab yang Bertumpuk
Salah satu alasan utama mengapa orang dewasa yang lebih tua mungkin berhenti merawat diri adalah perubahan prioritas hidup. Di usia produktif, banyak orang disibukkan dengan karier, membesarkan anak, dan berbagai tanggung jawab sosial lainnya. Waktu dan energi yang tersisa seringkali terasa terbatas, sehingga perawatan diri yang dianggap “tambahan” atau “tidak mendesak” akhirnya terpinggirkan.
Ketika anak-anak mulai beranjak dewasa dan mungkin meninggalkan rumah, atau ketika seseorang memasuki masa pensiun, prioritas memang bisa bergeser. Namun, alih-alih memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri, beberapa orang justru merasa kehilangan arah atau tujuan. Rutinitas yang dulunya terstruktur oleh pekerjaan atau keluarga kini menghilang, dan mengisi kekosongan ini dengan aktivitas yang menyehatkan dan menyenangkan diri sendiri mungkin tidak menjadi prioritas utama.
Dampak Kesehatan Fisik dan Mental yang Menurun
Proses penuaan alami membawa berbagai perubahan pada tubuh. Energi mungkin tidak lagi seprima dulu, berbagai keluhan kesehatan mulai bermunculan, dan mobilitas bisa jadi terbatas. Kondisi fisik yang menurun ini terkadang membuat seseorang merasa frustrasi dan tidak berdaya. Merawat diri, seperti berolahraga atau menjaga pola makan sehat, mungkin terasa lebih sulit dan kurang memotivasi ketika tubuh tidak lagi terasa “sekuat” dulu.
Selain itu, kesehatan mental juga memainkan peran penting. Kesepian akibat kehilangan pasangan atau teman sebaya, stres karena masalah keuangan atau kesehatan, hingga gejala depresi dan kecemasan dapat membuat seseorang kehilangan minat untuk merawat diri. Ketika seseorang merasa tidak bersemangat atau putus asa, hal-hal seperti menjaga kebersihan diri, berpakaian rapi, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan bisa terasa sebagai beban.
Persepsi Diri dan Citra Tubuh yang Berubah
Seiring bertambahnya usia, penampilan fisik juga mengalami perubahan. Kerutan mulai terlihat, rambut memutih, dan bentuk tubuh mungkin tidak lagi seperti dulu. Beberapa orang mungkin merasa kurang percaya diri dengan perubahan ini dan akhirnya menyerah pada perawatan diri. Mereka mungkin berpikir bahwa “toh, saya sudah tua” atau “tidak ada gunanya lagi berusaha”.
Pandangan masyarakat terhadap penuaan juga bisa mempengaruhi persepsi diri seseorang. Stereotip negatif tentang orang tua yang dianggap lemah, sakit-sakitan, atau tidak menarik dapat terinternalisasi dan membuat seseorang merasa tidak termotivasi untuk menjaga penampilan atau kesehatan mereka. Padahal, penuaan adalah proses alami yang bisa dijalani dengan anggun dan tetap menjaga kualitas hidup.
Kurangnya Dukungan Sosial dan Motivasi
Lingkungan sosial juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebiasaan perawatan diri seseorang. Jika seseorang merasa terisolasi atau kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman, motivasi untuk merawat diri bisa menurun. Interaksi sosial yang positif dapat memberikan semangat dan dorongan untuk tetap aktif dan menjaga diri.
Sebaliknya, jika lingkungan sekitar cenderung abai atau bahkan memberikan komentar negatif tentang penampilan atau kesehatan seseorang, hal ini bisa semakin memperburuk keadaan. Merasa tidak dilihat atau tidak dihargai dapat menghilangkan keinginan untuk berusaha merawat diri.