perisainews.com – Beberapa aturan di tempat kerja yang berlaku saat ini sebenarnya tidak terpikirkan atau bahkan tidak masuk akal jika diterapkan 40 tahun yang lalu, mencerminkan betapa dinamisnya dunia profesional dan ekspektasi karyawan saat ini. Mari kita telaah lebih lanjut beberapa contoh aturan tersebut dan mengapa aturan-aturan ini terasa kurang relevan di konteks zaman sekarang.
Evolusi Tempat Kerja dan Pergeseran Paradigma
Empat dekade silam, lanskap pekerjaan sangat berbeda. Teknologi belum merasuki setiap aspek kehidupan kita, komunikasi berjalan lebih lambat, dan hierarki perusahaan cenderung lebih kaku. Aturan-aturan yang lahir dari konteks tersebut mungkin bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan standardisasi dalam lingkungan kerja yang serba manual dan terstruktur. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan ekspektasi pekerja, banyak aturan lama yang terasa menghambat produktivitas, kreativitas, dan kesejahteraan karyawan.
Aturan-Aturan “Aneh” di Era Digital
Mari kita bayangkan beberapa aturan yang mungkin umum 40 tahun lalu dan bagaimana aturan tersebut akan terasa janggal di masa kini:
1. Pembatasan Penggunaan Telepon Pribadi di Meja Kerja
Dulu, telepon kantor adalah satu-satunya alat komunikasi utama. Penggunaan telepon pribadi mungkin dianggap tidak profesional atau mengganggu. Namun, di era smartphone, larangan total penggunaan perangkat pribadi di meja kerja terasa tidak masuk akal. Karyawan sering kali perlu memantau urusan keluarga, menerima informasi penting di luar pekerjaan, atau bahkan menggunakan ponsel mereka untuk mendukung tugas-tugas tertentu. Kebijakan yang terlalu ketat dalam hal ini dapat menimbulkan frustrasi dan ketidakpercayaan.
2. Jam Kerja yang Rigid dan Tidak Fleksibel
Empat puluh tahun lalu, gagasan tentang jam kerja fleksibel atau kerja jarak jauh mungkin hanya ada dalam fiksi ilmiah. Pekerja diharapkan hadir di kantor dari jam 9 pagi hingga 5 sore, tanpa banyak ruang untuk negosiasi. Di masa kini, dengan teknologi yang memungkinkan kolaborasi tanpa batas ruang dan waktu, aturan jam kerja yang kaku terasa menghambat produktivitas dan keseimbangan kehidupan kerja. Banyak penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas waktu dan lokasi kerja justru dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja karyawan.
3. Larangan Berpakaian Kasual di Kantor
Dulu, berpakaian formal (jas, dasi, sepatu pantofel untuk pria; blus, rok/celana formal, sepatu hak untuk wanita) mungkin dianggap sebagai norma dan simbol profesionalisme. Namun, di banyak industri saat ini, terutama di sektor teknologi dan kreatif, pakaian kasual justru dianggap lebih mencerminkan inovasi dan kenyamanan yang mendukung kreativitas. Memaksakan aturan berpakaian formal di lingkungan kerja yang santai dapat terasa tidak relevan dan bahkan menghambat ekspresi diri karyawan.
4. Pertemuan Tatap Muka untuk Segala Hal
Sebelum era email, konferensi video, dan aplikasi kolaborasi daring, pertemuan tatap muka adalah satu-satunya cara untuk berdiskusi dan mengambil keputusan. Akibatnya, banyak waktu terbuang untuk perjalanan dan logistik pertemuan. Di era digital ini, memaksakan pertemuan fisik untuk setiap hal kecil terasa tidak efisien. Alat komunikasi daring memungkinkan kolaborasi yang cepat dan efektif tanpa harus berada di ruangan yang sama.
5. Pembatasan Akses ke Informasi
Dulu, informasi mungkin lebih terpusat dan hanya dapat diakses melalui saluran-saluran tertentu. Aturan yang membatasi akses karyawan ke informasi perusahaan secara luas mungkin dianggap sebagai cara untuk menjaga kerahasiaan atau kontrol. Namun, di era transparansi dan kolaborasi, membatasi akses ke informasi yang relevan dapat menghambat pengambilan keputusan yang cepat dan inovatif. Karyawan yang memiliki akses ke informasi yang mereka butuhkan cenderung lebih terlibat dan berkontribusi secara maksimal.