Karir

7 Tanda Kamu Sedang Bekerja dengan Atasan yang Toxic

×

7 Tanda Kamu Sedang Bekerja dengan Atasan yang Toxic

Sebarkan artikel ini
7 Tanda Kamu Sedang Bekerja dengan Atasan yang Toxic
7 Tanda Kamu Sedang Bekerja dengan Atasan yang Toxic (www.freepik.com)

perisainews.com – Di dunia kerja yang dinamis ini, kita sering mendengar tentang pentingnya kepemimpinan yang efektif. Namun, sayangnya, tidak semua orang yang menduduki posisi atasan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Justru, tak jarang kita jumpai perilaku toxic atasan yang alih-alih memotivasi, malah membuat suasana kerja menjadi tidak sehat dan produktivitas menurun drastis. Mengenali perilaku-perilaku toxic ini penting agar kita bisa mengambil langkah yang tepat untuk melindungi diri dan karier kita.

Mengenali Lebih Dalam Ragam Perilaku Toxic di Tempat Kerja

Perilaku toxic di tempat kerja bisa muncul dalam berbagai bentuk dan seringkali tersembunyi di balik kedok “standar tinggi” atau “ketegasan”. Padahal, perbedaan antara pemimpin yang tegas dan atasan yang toxic sangatlah jelas. Pemimpin yang baik akan mendorong timnya untuk berkembang, memberikan umpan balik yang membangun, dan menciptakan lingkungan yang suportif. Sementara itu, atasan yang toxic cenderung merendahkan, memanfaatkan, dan menciptakan suasana penuh tekanan yang tidak sehat.

Salah satu ciri khas atasan toxic adalah komunikasi yang buruk dan tidak konsisten. Mereka bisa memberikan instruksi yang ambigu, berubah-ubah pikiran tanpa alasan yang jelas, atau bahkan sama sekali tidak memberikan informasi penting yang dibutuhkan tim untuk bekerja secara efektif. Bayangkan saja, Anda sedang mengerjakan proyek penting dengan tenggat waktu yang ketat, namun atasan Anda sulit dihubungi untuk memberikan klarifikasi atau persetujuan. Frustrasi? Tentu saja! Komunikasi yang buruk ini tidak hanya menghambat pekerjaan, tetapi juga bisa menimbulkan kebingungan, miskomunikasi, dan akhirnya, konflik internal.

Ketika Pujian Hanya Jadi Mimpi: Minimnya Apresiasi dan Pengakuan

Setiap orang tentu senang jika kerja kerasnya diakui. Namun, bagi atasan toxic, memberikan pujian atau pengakuan atas pencapaian tim atau individu seolah menjadi hal yang tabu. Mereka lebih fokus pada kesalahan atau kekurangan, sekecil apapun itu, dan seringkali mengabaikan kontribusi positif yang telah diberikan. Dampaknya? Motivasi tim akan menurun drastis, rasa tidak dihargai akan tumbuh subur, dan karyawan akan merasa bahwa usaha mereka sia-sia. Sebuah studi menunjukkan bahwa karyawan yang merasa dihargai memiliki tingkat engagement dan produktivitas yang jauh lebih tinggi. Jadi, jika atasan Anda tidak pernah memberikan apresiasi, bahkan untuk pencapaian besar sekalipun, ini bisa jadi salah satu lampu merah yang patut Anda waspadai.

Baca Juga  7 Latihan Mindfulness yang Bikin Kerja Lebih Fokus dan Bebas Stres

Bermain Kekuasaan: Mikromanajemen dan Kurangnya Kepercayaan

Atasan yang toxic seringkali memiliki kecenderungan untuk melakukan mikromanajemen. Mereka merasa perlu mengontrol setiap detail pekerjaan Anda, bahkan yang paling kecil sekalipun. Mereka terus-menerus memeriksa, menginterupsi, dan memberikan instruksi yang terlalu spesifik, padahal Anda sudah cukup kompeten untuk menyelesaikan tugas tersebut. Perilaku ini jelas menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan tim dan bisa sangat membatasi kreativitas serta inisiatif karyawan. Mikromanajemen tidak hanya membuat karyawan merasa tidak dihargai, tetapi juga menghambat perkembangan profesional mereka karena tidak diberi ruang untuk mengambil keputusan dan belajar dari pengalaman.

Emosi Tak Terkendali: Ledakan Amarah dan Perubahan Suasana Hati yang Drastis

Suasana hati atasan yang mudah berubah-ubah juga merupakan salah satu indikator kuat perilaku toxic. Hari ini mereka bisa bersikap ramah dan menyenangkan, namun keesokan harinya bisa tiba-tiba marah tanpa alasan yang jelas. Ledakan amarah di depan umum, komentar-komentar pedas yang merendahkan, atau bahkan ancaman yang tidak proporsional adalah contoh perilaku toxic yang sangat merusak lingkungan kerja. Karyawan akan merasa seperti berjalan di atas kulit telur, selalu waspada dan takut melakukan kesalahan yang bisa memicu kemarahan atasan. Stres dan kecemasan akan menjadi makanan sehari-hari, yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik karyawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *