perisainews.com – Di era serba digital ini, bahkan urusan sepenting negosiasi gaji pun bisa dilakukan dengan lebih fleksibel, salah satunya melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. Melakukan negosiasi gaji lewat WhatsApp memerlukan taktik yang tepat agar tetap profesional, sopan, dan pada akhirnya mencapai kesepakatan yang memuaskan. Jangan anggap remeh platform ini; dengan pendekatan yang cerdas, Anda bisa membuka pintu dialog yang efektif dengan atasan atau tim HR. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Anda bisa memanfaatkan WhatsApp untuk mencapai tujuan finansial Anda tanpa mengorbankan profesionalisme.
Mempersiapkan Diri Sebelum Mengetik Pesan Pertama
Sebelum jari Anda menari di atas layar ponsel, ada beberapa hal krusial yang perlu Anda persiapkan. Langkah awal yang tak boleh dilewatkan adalah riset mendalam mengenai standar gaji untuk posisi dan industri Anda saat ini. Situs-situs seperti JobStreet, LinkedIn Salary, atau Glassdoor bisa menjadi sumber informasi yang berharga. Dengan memahami rentang gaji yang berlaku, Anda memiliki landasan yang kuat untuk mengajukan angka yang realistis dan kompetitif.
Selain itu, buatlah catatan yang merangkum pencapaian dan kontribusi signifikan yang telah Anda berikan kepada perusahaan. Jangan hanya sebutkan tugas-tugas rutin, tetapi fokuslah pada proyek-proyek yang berhasil Anda selesaikan, dampak positif yang Anda ciptakan, atau bagaimana keahlian Anda telah membantu perusahaan mencapai tujuannya. Data dan angka akan menjadi amunisi yang ampuh dalam meyakinkan atasan mengenai nilai Anda.
Terakhir, tentukan kisaran gaji yang Anda harapkan. Miliki angka target yang ideal, tetapi juga siapkan batas bawah yang masih bisa Anda pertimbangkan. Fleksibilitas ini menunjukkan bahwa Anda terbuka untuk diskusi dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Ingatlah, negosiasi adalah proses dua arah.
Etika Berkomunikasi: Kunci Sukses Negosiasi Digital
Setelah persiapan matang, saatnya menyusun pesan Anda. Ingatlah bahwa meskipun ini adalah percakapan melalui aplikasi pesan, aturan profesionalisme tetap berlaku.
Memilih Waktu yang Tepat
Perhatikan betul kapan Anda mengirim pesan. Hindari waktu-waktu di luar jam kerja, terutama malam hari atau akhir pekan. Mengirim pesan di waktu yang tidak tepat bisa dianggap mengganggu dan memberikan kesan yang kurang baik. Pilihlah hari kerja dan jam kantor yang wajar agar pesan Anda diterima dengan baik.
Pembukaan yang Sopan dan Profesional
Awali pesan Anda dengan salam yang sopan seperti “Selamat pagi/siang/sore, Bapak/Ibu [Nama Atasan/HRD]”. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada Anda selama ini. Contohnya, “Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk berkontribusi di [Nama Perusahaan] selama ini.” Pembukaan yang baik akan menciptakan suasana positif untuk diskusi selanjutnya.
Menyampaikan Prestasi dan Kontribusi dengan Singkat dan Jelas
Setelah pembukaan, sampaikan prestasi dan kontribusi Anda secara ringkas namun berbobot. Hindari daftar yang terlalu panjang. Fokuslah pada 2-3 poin paling signifikan yang menunjukkan dampak positif dari kinerja Anda. Gunakan bahasa yang jelas dan profesional. Contoh: “Selama [jumlah waktu], saya telah berhasil [sebutkan pencapaian konkret, misalnya: meningkatkan efisiensi tim sebesar 15%, berhasil meluncurkan proyek X yang melampaui target, atau memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kepuasan klien].”
Mengutarakan Keinginan dengan Alasan yang Kuat
Sampaikan keinginan Anda untuk menaikkan gaji secara jelas dan sopan. Sertakan alasan yang mendasari permintaan Anda, yang tentunya didukung oleh riset gaji dan kontribusi Anda. Contoh: “Sehubungan dengan kinerja dan kontribusi yang telah saya berikan, serta setelah melakukan riset mengenai standar gaji untuk posisi [Jabatan Anda] dengan pengalaman dan keahlian yang saya miliki, saya ingin menyampaikan keinginan untuk berdiskusi mengenai penyesuaian gaji saya saat ini.”