Karir

Gen Z: Kerja untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Kerja

×

Gen Z: Kerja untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Kerja

Sebarkan artikel ini
Gen Z: Kerja untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Kerja
Gen Z: Kerja untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Kerja (www.freepik.com)

Kesejahteraan Holistik: Lebih dari Sekadar Fisik

Konsep kesejahteraan bagi Gen Z melampaui sekadar kesehatan fisik. Mereka memahami bahwa kesejahteraan mencakup kesehatan mental, emosional, sosial, dan finansial. Oleh karena itu, mereka mencari pekerjaan yang tidak hanya memberikan penghasilan yang layak, tetapi juga mendukung kesejahteraan mereka secara holistik, misalnya melalui program kesehatan mental, fleksibilitas kerja, atau dukungan untuk pengembangan diri.

Mereka juga sangat menghargai lingkungan kerja yang inklusif, di mana ide dan perspektif yang beragam dihargai. Mereka ingin bekerja di tempat di mana mereka merasa aman untuk menjadi diri sendiri, tanpa harus takut akan diskriminasi atau perlakuan tidak adil.

Bukan Hidup untuk Bekerja, Tapi Bekerja untuk Hidup

Filosofi yang mendasari pandangan Gen Z terhadap pekerjaan adalah bahwa mereka tidak hidup untuk bekerja, tetapi bekerja untuk hidup. Pekerjaan adalah sarana untuk mencapai tujuan hidup yang lebih luas, yang mencakup kebahagiaan, keseimbangan, dan pemenuhan diri. Mereka menolak gagasan bahwa pekerjaan harus menjadi pusat dari seluruh eksistensi mereka.

Baca Juga  Gen Z Bukan Malas, Mereka Hanya Memprioritaskan Hal yang Berbeda

Data dari berbagai penelitian menunjukkan tren ini semakin menguat. Sebuah studi oleh Deloitte pada tahun 2023, misalnya, menemukan bahwa keseimbangan kehidupan kerja tetap menjadi salah satu prioritas utama bagi Gen Z dan Millenial dalam memilih pekerjaan. Mereka bahkan bersedia mempertimbangkan untuk mengambil pekerjaan dengan gaji yang lebih rendah jika menawarkan fleksibilitas dan keseimbangan yang lebih baik.

Selain itu, laporan dari McKinsey pada tahun yang sama menyoroti bahwa Gen Z lebih cenderung mencari pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka dan memberikan dampak positif, baik secara sosial maupun lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa bagi mereka, pekerjaan bukan hanya tentang mencari nafkah, tetapi juga tentang berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar.

Baca Juga  Cowok Pemalu Wajib Tahu! Cara Ampuh PDKT Tanpa Takut Ditolak

Fenomena “quiet quitting” yang sempat ramai beberapa waktu lalu juga dapat dilihat sebagai salah satu manifestasi dari keinginan Gen Z untuk menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka menolak untuk melakukan pekerjaan di luar deskripsi tugas mereka atau bekerja lembur tanpa kompensasi yang jelas, sebagai bentuk menjaga keseimbangan hidup mereka.

Implikasi bagi Perusahaan dan Masa Depan Dunia Kerja

Pergeseran prioritas ini memiliki implikasi yang signifikan bagi perusahaan yang ingin menarik dan mempertahankan talenta dari Generasi Z. Perusahaan perlu beradaptasi dengan menawarkan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, termasuk fleksibilitas kerja, program kesehatan mental, dan budaya perusahaan yang inklusif dan menghargai karyawan sebagai individu yang utuh.

Baca Juga  Otak Kita Sedang Dirusak oleh Video Pendek, Benarkah?

Perusahaan yang gagal memahami dan merespons kebutuhan Gen Z berisiko kehilangan akses ke sumber daya manusia yang potensial dan inovatif. Sebaliknya, perusahaan yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang selaras dengan nilai-nilai dan prioritas Gen Z akan memiliki keunggulan kompetitif dalam menarik dan mempertahankan talenta terbaik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *