Karir

CV Kamu Dibaca HRD? Belum Tentu Kalau Masih Begini

×

CV Kamu Dibaca HRD? Belum Tentu Kalau Masih Begini

Sebarkan artikel ini
CV Kamu Dibaca HRD? Belum Tentu Kalau Masih Begini
CV Kamu Dibaca HRD? Belum Tentu Kalau Masih Begini (www.freepik.com)

perisainews.com – Siapa sangka, di tengah persaingan ketat dunia kerja, bukan hanya kurangnya pengalaman atau skill yang mumpuni menjadi batu sandungan. Seringkali, justru hal-hal sepele dalam berkas lamaran yang tanpa sadar membuat Human Resources Department (HRD) menghela napas dan tanpa ragu menggeser aplikasimu ke tumpukan “lain kali saja”. Padahal, bisa jadi potensi dirimu sangat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Lantas, apa saja sih “biang keladinya”? Yuk, kita bahas lima kesalahan sepele yang seringkali tidak disadari, namun berefek besar pada nasib lamaran kerjamu.

1. Alamat Email yang Terlalu Alay atau Tidak Profesional

Pernahkah kamu berpikir ulang tentang alamat email yang kamu gunakan saat melamar pekerjaan? Mungkin saat membuatnya dulu, alamat seperti “imutzzbebby@…”, “anakgaul99@…”, atau “pencintadrakorforever@…” terasa keren dan mewakili diri. Namun, di mata seorang profesional HRD yang setiap harinya menerima ratusan bahkan ribuan email lamaran, alamat email yang tidak profesional justru menimbulkan kesan kurang serius dan tidak dewasa.

Bayangkan, di antara tumpukan email dengan subjek dan nama pengirim yang formal, muncul sebuah email dari alamat yang terdengar kurang pantas. Hal ini secara tidak langsung bisa mengurangi kredibilitasmu sebelum HRD bahkan sempat membuka CV dan surat lamaranmu. Sebuah alamat email yang baik dan profesional biasanya terdiri dari kombinasi nama lengkap atau inisialmu, misalnya nama.belakang@… atau inisialnamalengkap@…. Ini menunjukkan keseriusan dan profesionalitas sejak langkah pertama.

2. Subjek Email yang Kosong atau Tidak Jelas

Setelah alamat email, subjek email menjadi gerbang kedua yang dilihat oleh HRD. Subjek email yang kosong atau hanya berisi kata-kata tidak jelas seperti “Lamaran Kerja” tanpa keterangan lebih lanjut, bisa membuat emailmu tenggelam di antara ratusan email lainnya. HRD yang efisien biasanya menggunakan subjek email sebagai panduan awal untuk memilah dan mengkategorikan lamaran.

Sebuah subjek email yang baik seharusnya ringkas, jelas, dan informatif. Contohnya, “Lamaran Kerja – Posisi [Nama Posisi yang Dilamar] – [Nama Lengkap Pelamar]”. Dengan subjek yang jelas, HRD akan lebih mudah mengidentifikasi tujuan emailmu dan segera membukanya. Bayangkan jika ada puluhan email dengan subjek yang sama atau bahkan kosong, tentu akan menyulitkan proses seleksi dan berpotensi membuat lamaranmu terlewatkan.

Baca Juga  Produktivitas Tanpa Stres, Apakah Kesibukan Anda Hanya Ilusi?

3. Surat Lamaran yang Terlalu Singkat, Generic, atau Penuh Typo

Surat lamaran adalah representasi tertulis dari antusiasme dan kesungguhanmu terhadap posisi yang dilamar. Surat lamaran yang terlalu singkat, generik (copy-paste dari contoh tanpa penyesuaian), atau bahkan dipenuhi dengan kesalahan ketik (typo) memberikan kesan bahwa kamu tidak meluangkan waktu dan perhatian yang cukup dalam mempersiapkan aplikasi ini.

Sebuah surat lamaran yang efektif seharusnya personal, menyoroti bagaimana pengalaman dan keterampilanmu relevan dengan posisi dan perusahaan yang dituju. Riset kecil tentang perusahaan dan posisi yang dilamar akan sangat membantu dalam menyesuaikan isi surat lamaranmu. Hindari penggunaan kalimat klise yang terlalu umum. Lebih baik, tunjukkan antusiasmemu dan berikan contoh konkret bagaimana kamu bisa memberikan kontribusi positif. Jangan lupa, periksa kembali tata bahasa dan ejaan sebelum mengirim. Satu atau dua typo mungkin terlihat sepele, namun bisa mengurangi kesan profesional secara keseluruhan.

Baca Juga  Keahlian Tersembunyi Gen Z, Senjata Rahasia di Era Digital

4. Format CV yang Berantakan dan Sulit Dibaca

CV adalah “etalase” profesionalmu. Di dalamnya, HRD mencari informasi penting tentang riwayat pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, dan informasi relevan lainnya. Jika format CV-mu berantakan, tidak konsisten, menggunakan terlalu banyak font yang berbeda, atau tata letaknya membingungkan, HRD akan kesulitan menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat. Dalam kesibukan mereka menyeleksi banyak kandidat, CV yang sulit dibaca cenderung akan diabaikan.

Gunakan format CV yang bersih, profesional, dan mudah dipindai. Pilih font yang umum dan mudah dibaca (seperti Arial, Calibri, atau Times New Roman) dengan ukuran yang sesuai. Pastikan ada konsistensi dalam penggunaan heading, bullet points (gunakan seperlunya), dan spasi. Susun informasi secara logis dan kronologis terbalik (pengalaman terbaru di atas). Ingat, tujuan utama CV adalah menyampaikan informasi penting secara efektif dan efisien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *