HubunganKeluargaPernikahan

Tips Jitu Cegah Keretakan Pernikahan dari Hal-hal Sepele

×

Tips Jitu Cegah Keretakan Pernikahan dari Hal-hal Sepele

Sebarkan artikel ini
Tips Jitu Cegah Keretakan Pernikahan dari Hal-hal Sepele
Tips Jitu Cegah Keretakan Pernikahan dari Hal-hal Sepele (www.freepik.com)

perisainews.com – Pernikahan, sebuah komitmen suci yang diimpikan banyak orang, seringkali diuji bukan oleh badai besar, melainkan oleh gerimis kebiasaan-kebiasaan kecil yang tampak sepele. Tanpa disadari, akumulasi dari tindakan-tindakan remeh ini bisa menjadi erosi yang perlahan menggerogoti fondasi cinta dan kepercayaan dalam rumah tangga. Mari kita telaah lebih dalam kebiasaan-kebiasaan apa saja yang berpotensi merusak keharmonisan pernikahan secara diam-diam.

Meremehkan Komunikasi yang Tulus

Komunikasi adalah jantung dari setiap hubungan, termasuk pernikahan. Namun, seringkali kita terjebak dalam rutinitas percakapan sehari-hari yang dangkal. Bertanya “Apa kabarmu?” tanpa benar-benar mendengarkan jawaban, atau sekadar bertukar informasi logistik rumah tangga, lama-kelamaan bisa menciptakan jurang emosional. Pasangan berhenti merasa didengar, dipahami, dan dihargai.

Kurangnya komunikasi yang tulus juga membuka celah bagi kesalahpahaman dan asumsi yang tidak terucapkan. Ketika masalah kecil tidak dibicarakan, mereka cenderung menumpuk dan suatu saat bisa meledak menjadi konflik besar. Ingatlah, komunikasi yang sehat bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang berbagi perasaan, harapan, dan ketakutan dengan pasangan.

Baca Juga  5 Alasan Pria Lebih Pilih Pisah di Usia Tua

Mengabaikan Kebutuhan Emosional Pasangan

Setiap individu memiliki kebutuhan emosional yang berbeda-beda. Ada yang merasa dicintai melalui sentuhan fisik, ada yang melalui kata-kata pujian, ada pula yang melalui waktu berkualitas bersama. Ketika kita mengabaikan atau tidak menyadari kebutuhan emosional pasangan, mereka bisa merasa tidak terpenuhi dan tidak dicintai.

Mungkin Anda merasa sudah menunjukkan cinta dengan cara Anda sendiri, tetapi belum tentu itu adalah bahasa cinta yang dipahami oleh pasangan. Meluangkan waktu untuk benar-benar memahami apa yang membuat pasangan merasa dihargai dan berusaha untuk memenuhinya adalah investasi penting dalam pernikahan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa pasangan yang saling memahami dan memenuhi kebutuhan emosional cenderung memiliki tingkat kepuasan pernikahan yang lebih tinggi.

Baca Juga  Hati-Hati! Inilah 3 Tahap Perubahan Pria Toxic yang Sering Terjadi

Terlalu Sibuk dengan Diri Sendiri

Dalam kehidupan yang serba cepat ini, mudah sekali untuk terjebak dalam kesibukan masing-masing. Pekerjaan, hobi, dan lingkaran pertemanan bisa menyita sebagian besar waktu dan energi kita, hingga akhirnya pasangan merasa diabaikan. Makan malam terpisah karena lembur, akhir pekan yang dihabiskan dengan kegiatan masing-masing, atau bahkan sekadar menghabiskan waktu bersama namun fokus pada gawai masing-masing, semuanya bisa menciptakan jarak.

Pernikahan membutuhkan waktu dan perhatian. Menyisihkan waktu berkualitas untuk dihabiskan bersama, melakukan aktivitas yang disukai berdua, atau sekadar mengobrol tanpa gangguan, adalah cara untuk memelihara kedekatan dan memperkuat ikatan. Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa pasangan yang rutin melakukan kegiatan bersama memiliki hubungan yang lebih kuat.

Baca Juga  Kesalahan Kecil yang Justru Memperkuat Ikatan Pernikahan

Membawa Urusan Luar ke Dalam Rumah Tangga

Stres dari pekerjaan, masalah dengan keluarga, atau perselisihan dengan teman bisa dengan mudah terbawa ke dalam rumah dan memengaruhi interaksi dengan pasangan. Ketika kita melampiaskan kekesalan atau kejengkelan pada pasangan, atau bersikap dingin dan tidak responsif karena pikiran sedang kalut, ini bisa menciptakan suasana negatif dalam rumah tangga.

Penting untuk belajar memisahkan antara urusan luar dan kehidupan pernikahan. Mencoba untuk hadir sepenuhnya saat bersama pasangan dan mengkomunikasikan masalah dengan cara yang konstruktif, tanpa menyalahkan atau merendahkan, akan membantu menjaga keharmonisan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *