HubunganKeluarga

6 Hal yang Sering Bikin Milenial Jengkel pada Orang Tua

×

6 Hal yang Sering Bikin Milenial Jengkel pada Orang Tua

Sebarkan artikel ini
6 Hal yang Sering Bikin Milenial Jengkel pada Orang Tua
6 Hal yang Sering Bikin Milenial Jengkel pada Orang Tua (www.freepik.com)

perisainews.com – Sebagai generasi yang tumbuh di era digital dengan segala kemudahan informasi dan perubahan yang serba cepat, milenial seringkali mendapati diri mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan generasi orang tua. Perbedaan ini tak jarang menimbulkan gesekan atau bahkan kesalahpahaman dalam komunikasi sehari-hari. Meskipun cinta dan kasih sayang orang tua tak pernah pudar, ada beberapa hal spesifik yang masih seringkali membuat milenial merasa jengkel atau kurang dipahami. Apa saja itu? Mari kita telaah lebih dalam.

1. Meremehkan Kesehatan Mental: “Ah, Kamu Kurang Bersyukur!”

Salah satu jurang pemisah yang cukup signifikan adalah pandangan terhadap kesehatan mental. Bagi banyak milenial, isu seperti kecemasan, depresi, atau burnout adalah hal yang nyata dan memerlukan penanganan serius. Mereka terbuka untuk mencari bantuan profesional, berbagi pengalaman dengan teman, atau bahkan mengonsumsi obat-obatan jika memang dibutuhkan. Namun, tak jarang orang tua merespons dengan kalimat-kalimat yang meremehkan, seperti “Kamu kurang bersyukur,” “Dulu Ibu/Bapak lebih susah dari ini,” atau “Itu cuma pikiranmu saja.”

Penting untuk dipahami bahwa generasi orang tua tumbuh di era yang berbeda, di mana stigma terhadap masalah kesehatan mental masih sangat kuat. Namun, respons semacam ini seringkali membuat milenial merasa tidak didengarkan, tidak dipahami, dan bahkan merasa bersalah karena perasaan yang mereka alami. Padahal, validasi dan dukungan dari keluarga adalah salah satu pilar penting dalam pemulihan kesehatan mental.

2. Intervensi Berlebihan dalam Kehidupan Pribadi: “Kapan Nikah?”, “Kok Belum Punya Anak?”

Pertanyaan-pertanyaan klise seperti “Kapan nikah?”, “Kok belum punya anak?”, atau “Kerja kok masih gitu-gitu aja?” masih menjadi momok bagi sebagian besar milenial. Meskipun mungkin maksud orang tua adalah baik dan penuh perhatian, pertanyaan-pertanyaan ini seringkali terasa seperti tekanan dan mengabaikan kompleksitas pilihan hidup yang dihadapi generasi muda saat ini.

Baca Juga  AI: Solusi atau Ancaman Sistem Pendidikan?

Milenial hidup di dunia dengan berbagai pilihan karir, gaya hidup, dan pandangan tentang pernikahan serta keluarga yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka mungkin memilih untuk fokus pada karir, menikmati masa lajang lebih lama, atau memiliki pandangan yang berbeda tentang berkeluarga. Intervensi yang berlebihan dalam keputusan pribadi ini seringkali membuat milenial merasa privasi mereka dilanggar dan tidak dihargai sebagai individu yang mandiri.

3. Kurang Terbuka Terhadap Perubahan dan Teknologi: “Main HP Terus!”

Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan milenial. Mereka tumbuh dengan internet, media sosial, dan berbagai aplikasi yang memudahkan komunikasi, pekerjaan, dan hiburan. Namun, tak jarang orang tua menunjukkan sikap kurang terbuka atau bahkan resisten terhadap perubahan ini. Keluhan seperti “Main HP terus!”, “Kerja kok di depan laptop melulu?”, atau “Nggak ngerti deh sama gadget kamu itu!” seringkali dilontarkan.

Baca Juga  7 Kebiasaan Orang Kaya di Pagi Hari yang Bisa Kamu Tiru

Meskipun penting untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata, bagi milenial, teknologi adalah bagian integral dari kehidupan mereka. Pekerjaan mereka mungkin bergantung pada teknologi, komunikasi dengan teman dan kolega seringkali dilakukan secara daring, dan informasi dengan mudah mereka dapatkan melalui internet. Kurangnya pemahaman atau apresiasi terhadap hal ini bisa membuat milenial merasa orang tua mereka ketinggalan zaman dan sulit diajak berdiskusi tentang perkembangan terkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *