perisainews.com – Dalam menjalin hubungan asmara, sering kali kita terpukau dengan gestur-gestur yang tampak romantis, namun tanpa disadari, beberapa di antaranya justru dapat menjadi bumerang dan perlahan menggerogoti keharmonisan. Memang benar, perhatian dan kasih sayang adalah fondasi penting, tetapi bagaimana jika ungkapan tersebut justru berlebihan atau tidak sehat? Mari kita telaah tujuh kebiasaan yang mungkin terlihat romantis di permukaan, namun menyimpan potensi merusak hubungan jangka panjang.
Terlalu Sering Memberi Kejutan Mewah
Siapa yang tidak suka kejutan? Bunga, cokelat, atau hadiah-hadiah mahal sesekali tentu menyenangkan. Namun, jika ini menjadi kebiasaan yang terus-menerus, dampaknya bisa kurang baik. Pertama, pasangan mungkin merasa tertekan untuk membalas dengan setimpal, menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan. Kedua, fokus menjadi bergeser dari kualitas waktu dan komunikasi yang tulus menjadi materi semata. Sebuah studi tahun 2023 dalam Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa pengalaman bersama dan dukungan emosional memiliki korelasi yang lebih kuat dengan kepuasan hubungan dibandingkan dengan hadiah materi. Ingatlah, romantisme sejati sering kali terletak pada hal-hal sederhana dan bermakna, bukan pada label harga.
Selalu Ingin Tahu Segala Hal tentang Pasangan
Ketertarikan pada kehidupan pasangan adalah hal wajar, bahkan penting. Namun, keinginan untuk mengetahui setiap detail, memeriksa ponsel, atau menuntut laporan aktivitas secara terus-menerus dapat berubah menjadi obsesi yang mencekik. Ini bukan lagi romantisme, melainkan invasi privasi dan tanda ketidakpercayaan. Setiap individu membutuhkan ruang pribadi untuk berkembang dan merasa nyaman. Sikap posesif dan kontrol berlebihan justru akan menciptakan jarak dan rasa tidak aman dalam hubungan. Sebuah survei oleh Pew Research Center pada tahun 2024 menemukan bahwa kepercayaan dan rasa hormat terhadap batasan pribadi merupakan faktor kunci dalam hubungan yang sehat dan langgeng.
Mengorbankan Segalanya Demi Pasangan
Pengorbanan dalam hubungan memang diperlukan, tetapi ada batasnya. Jika Anda terus-menerus mengabaikan kebutuhan, impian, dan pertemanan Anda demi menyenangkan pasangan, ini bukanlah romantisme, melainkan bentuk kehilangan diri. Hubungan yang sehat adalah tentang dua individu yang tumbuh bersama tanpa harus kehilangan identitas masing-masing. Keseimbangan antara “kita” dan “aku” sangat penting. Ketika salah satu pihak terlalu dominan dan yang lain selalu mengalah, akan timbul rasa frustrasi dan ketidakbahagiaan di kemudian hari. Ingatlah, Anda tidak bisa memberikan yang terbaik dalam hubungan jika diri Anda sendiri tidak utuh.
Terlalu Bergantung Secara Emosional
Memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan pasangan adalah hal yang indah. Namun, jika keterikatan itu berubah menjadi ketergantungan yang berlebihan, di mana Anda merasa tidak bisa berfungsi tanpa kehadiran pasangan, ini bisa menjadi masalah. Ketergantungan emosional membebani pasangan dan menghambat pertumbuhan pribadi Anda. Romantisme yang sehat adalah tentang dua individu yang saling mendukung namun tetap memiliki kemandirian emosional. Belajarlah untuk mencintai diri sendiri dan menemukan kebahagiaan dari dalam, bukan hanya dari validasi pasangan.
Cemburu yang Berlebihan Atas Nama Cinta
Sedikit rasa cemburu mungkin dianggap sebagai bumbu dalam hubungan, tetapi jika tidak terkontrol, cemburu bisa menjadi racun yang mematikan. Kecurigaan yang terus-menerus, tuduhan tanpa dasar, dan keinginan untuk mengontrol interaksi sosial pasangan bukanlah tanda cinta, melainkan indikasi insecure dan kurangnya kepercayaan. Cemburu yang berlebihan akan menciptakan suasana tegang, pertengkaran yang tidak perlu, dan pada akhirnya merusak ikatan emosional yang ada. Sebuah studi psikologi tahun 2022 menyoroti bahwa kepercayaan adalah pilar utama dalam membangun hubungan yang kuat dan tahan lama.