Gaya HidupPengembangan Diri

Terlalu Sopan Bisa Bikin Orang Ilfeel, Serius!

×

Terlalu Sopan Bisa Bikin Orang Ilfeel, Serius!

Sebarkan artikel ini
Terlalu Sopan Bisa Bikin Orang Ilfeel, Serius!
Terlalu Sopan Bisa Bikin Orang Ilfeel, Serius! (www.freepik.com)

perisainews.com – Kesopanan sering dianggap sebagai kunci utama dalam berinteraksi sosial, namun tahukah kamu bahwa beberapa kebiasaan yang sering kita anggap sopan justru bisa membuat orang lain merasa jengkel atau tidak nyaman? Di era serba cepat dan individualistis ini, batasan-batasan kesopanan pun ikut bergeser. Mari kita telaah lebih dalam beberapa “kesopanan” yang tanpa kita sadari justru bisa menjadi bumerang dalam pergaulan.

Terlalu Banyak Meminta Maaf: Antara Sopan dan Merendahkan Diri

Siapa di antara kita yang tidak pernah mengucapkan “maaf” untuk hal-hal kecil, bahkan ketika bukan sepenuhnya kesalahan kita? Kebiasaan ini seringkali dianggap sebagai bentuk kerendahan hati dan upaya untuk menjaga harmoni. Namun, jika dilakukan terlalu sering, permintaan maaf justru bisa terdengar tidak tulus, bahkan membuat kita terkesan tidak percaya diri atau mencari perhatian.

Bayangkan situasinya: kamu tidak sengaja menyenggol bahu seseorang di keramaian, tentu permintaan maaf itu wajar. Tapi, jika setiap kali berbicara kamu menyelipkan “maaf kalau mengganggu,” “maaf kalau salah,” meskipun kamu menyampaikan ide yang brilian, lama-kelamaan orang akan bertanya-tanya, sebenarnya apa yang kamu sesali? Penelitian psikologi menunjukkan bahwa permintaan maaf yang berlebihan dapat mengurangi persepsi orang lain terhadap status dan kompetensi seseorang. Alih-alih terus-menerus meminta maaf, cobalah menggantinya dengan ucapan terima kasih atas kesabaran atau pengertian orang lain, atau cukup nyatakan fakta dengan tenang.

Baca Juga  Kebiasaan Lama Ini Bikin Hidupmu Stagnan

Pujian Berlebihan yang Terkesan Tidak Tulus

Memberikan pujian adalah cara yang baik untuk membangun hubungan positif dan membuat orang lain merasa dihargai. Namun, pujian yang terlalu berlebihan, tidak spesifik, atau terkesan dibuat-buat justru bisa menimbulkan kecurigaan. Orang akan bertanya-tanya, apa motif di balik pujian ini? Apakah ada udang di balik batu?

Misalnya, memuji “wah, kamu hebat sekali!” tanpa menjelaskan aspek hebatnya di situasi yang biasa saja bisa terdengar hampa. Akan lebih baik jika kamu mengatakan, “Saya sangat terkesan dengan presentasi kamu yang tadi, alurnya jelas dan datanya sangat mendukung argumen.” Pujian yang spesifik menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan dan menghargai usaha orang lain. Sebuah studi tentang komunikasi interpersonal menunjukkan bahwa pujian yang tulus dan spesifik memiliki dampak positif yang jauh lebih besar daripada pujian umum yang berlebihan.

Baca Juga  Skill Wajib Seorang Guest Relation Officer agar Sukses dalam Karier

Terlalu Banyak Bertanya: Rasa Ingin Tahu atau Interogasi?

Menunjukkan minat pada orang lain dengan bertanya adalah bentuk kesopanan yang umum. Namun, terlalu banyak bertanya, terutama pertanyaan yang bersifat pribadi atau terlalu mendalam di awal perkenalan, bisa membuat orang merasa tidak nyaman seperti sedang diinterogasi. Ada garis tipis antara rasa ingin tahu yang tulus dan keinginan untuk mengorek informasi pribadi.

Hindari pertanyaan-pertanyaan seperti “Kapan kamu menikah?”, “Kenapa kamu belum punya anak?”, atau “Berapa gajimu?” di pertemuan pertama atau dengan orang yang tidak terlalu akrab. Fokuslah pada topik-topik yang lebih umum dan santai, biarkan kedekatan terbangun secara alami. Sebuah survei tentang preferensi komunikasi menunjukkan bahwa orang lebih menghargai percakapan yang mengalir dan seimbang daripada bombardir pertanyaan.

Baca Juga  Ingin Jadi Promotor Andal? Kuasai 6 Skill Ini atau Tertinggal!

Janji yang Tidak Bisa Ditepati: Lebih Baik Jujur dari Awal

Dalam upaya untuk terlihat baik dan membantu, kita terkadang tanpa sadar membuat janji yang sulit atau bahkan tidak mungkin untuk ditepati. Mungkin kita merasa tidak enak untuk menolak permintaan, atau kita terlalu optimis dengan waktu dan kemampuan kita. Namun, ingkar janji justru akan merusak kepercayaan dan membuat orang lain kecewa.

Lebih baik untuk jujur dari awal jika kita memang tidak bisa membantu atau memiliki keterbatasan waktu. Katakan dengan sopan bahwa saat ini kamu sedang tidak bisa mengakomodir permintaan tersebut, atau tawarkan alternatif solusi jika memungkinkan. Penelitian tentang manajemen ekspektasi menunjukkan bahwa komunikasi yang jujur dan realistis di awal akan menghasilkan hubungan yang lebih baik dalam jangka panjang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *