KarirKeuanganPengembangan Diri

Psikolog Bongkar Rahasia Gelap Gen Z Soal Uang

×

Psikolog Bongkar Rahasia Gelap Gen Z Soal Uang

Sebarkan artikel ini
Psikolog Bongkar Rahasia Gelap Gen Z Soal Uang
Psikolog Bongkar Rahasia Gelap Gen Z Soal Uang (www.freepik.com)

perisainews.com – Generasi Z, atau yang akrab disapa Gen Z, sering kali diasosiasikan dengan gaya hidup serba cepat, teknologi canggih, dan tren viral di media sosial. Namun, di balik fasad digital ini, tersembunyi sebuah isu krusial yang jarang dibahas secara mendalam: hubungan kompleks dan sering kali problematik Gen Z dengan uang. Psikolog kini mulai membuka tabir “rahasia gelap” ini, mengungkapkan tekanan, kecemasan, dan tantangan unik yang dihadapi generasi muda dalam mengelola finansial di era modern.

Bukan lagi sekadar mengikuti tren atau membeli kopi kekinian, akar permasalahan keuangan Gen Z jauh lebih dalam dan dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis serta kondisi sosio-ekonomi yang khas. Mari kita telaah lebih lanjut apa saja “rahasia gelap” tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental serta masa depan mereka.

Tekanan Sosial dan FOMO (Fear of Missing Out) di Era Digital

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Gen Z. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menampilkan gaya hidup ideal yang sering kali tidak realistis dan dipenuhi dengan konsumsi barang-barang mewah, liburan eksotis, dan pengalaman “sempurna”. Paparan konstan terhadap konten semacam ini memicu tekanan sosial yang luar biasa untuk “tidak ketinggalan” atau fear of missing out (FOMO).

Baca Juga  Tanpa Boros? Ini Strategi Jitu Wanita Frugal

Psikolog menjelaskan bahwa FOMO dapat mendorong perilaku konsumtif impulsif. Gen Z merasa perlu membeli barang-barang tertentu, mengikuti tren terbaru, atau menghadiri acara-acara tertentu hanya untuk merasa diterima dan tidak terasing dari lingkaran sosial mereka. Akibatnya, mereka sering kali mengeluarkan uang melebihi kemampuan finansial mereka, terjebak dalam siklus keinginan yang tak berujung dan utang yang menumpuk.

Perbandingan Sosial dan Harga Diri yang Rentan

Selain FOMO, media sosial juga memicu perbandingan sosial yang konstan. Gen Z melihat teman-teman sebaya mereka memamerkan pencapaian materi, yang secara tidak sadar dapat menurunkan harga diri dan memicu perasaan tidak cukup. Mereka merasa perlu “membuktikan” diri melalui kepemilikan barang atau pengalaman tertentu, yang lagi-lagi berujung pada pengeluaran yang tidak bijak.

Baca Juga  Karier Fleksibel untuk Orang Tua, Kerja Santai Gaji Gede

“Harga diri yang dibangun di atas validasi eksternal dan kepemilikan materi sangat rapuh,” ungkap seorang psikolog yang fokus pada kesehatan mental generasi muda. “Ketika standar kebahagiaan dan kesuksesan diukur dari apa yang dimiliki seseorang, bukan dari nilai diri atau pencapaian internal, maka tekanan finansial akan semakin besar.”

Kecemasan Finansial di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Gen Z tumbuh besar di tengah berbagai krisis ekonomi global, mulai dari krisis finansial 2008 hingga pandemi COVID-19. Ketidakpastian ekonomi ini menciptakan kecemasan finansial yang mendalam di kalangan mereka. Mereka menyaksikan orang tua atau kerabat berjuang secara finansial, yang menanamkan rasa takut akan masa depan ekonomi yang tidak stabil.

Survei terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 70% Gen Z merasa cemas tentang masa depan keuangan mereka. Kecemasan ini diperparah oleh isu-isu seperti kenaikan biaya hidup, sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak dengan upah yang sesuai, dan prospek kepemilikan rumah yang semakin jauh dari jangkauan. Rasa tidak aman ini dapat memicu perilaku keuangan yang tidak sehat, seperti menunda investasi jangka panjang atau justru mengambil risiko finansial yang terlalu besar karena merasa “tidak punya pilihan lain”.

Baca Juga  Ternyata Kesuksesan Bukan Tentang Kerja 16 Jam Sehari!

Literasi Keuangan yang Rendah dan Kurangnya Edukasi Formal

Salah satu “rahasia gelap” lainnya adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan Gen Z. Sistem pendidikan formal sering kali gagal membekali mereka dengan pengetahuan dasar tentang pengelolaan uang, seperti budgeting, menabung, berinvestasi, dan memahami utang. Mereka lebih banyak terpapar pada iklan dan promosi konsumtif daripada edukasi finansial yang komprehensif.

Akibatnya, banyak Gen Z yang merasa kebingungan dan tidak percaya diri dalam mengelola keuangan mereka. Mereka mudah terpengaruh oleh saran-saran finansial yang tidak tepat atau bahkan menjadi korban penipuan investasi bodong yang marak di media sosial. Kurangnya pemahaman tentang konsep keuangan dasar membuat mereka rentan terhadap kesalahan finansial yang dapat berdampak jangka panjang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *