Parenting

Memahami Psikologi Anak Pemarah dan Bagaimana Mengatasinya

×

Memahami Psikologi Anak Pemarah dan Bagaimana Mengatasinya

Sebarkan artikel ini
Memahami Psikologi Anak Pemarah dan Bagaimana Mengatasinya
Memahami Psikologi Anak Pemarah dan Bagaimana Mengatasinya (www.freepik.com)

perisainews.com – Pernahkah Anda menghadapi situasi di mana anak Anda tiba-tiba meledak marah? Fenomena anak pemarah adalah hal yang umum terjadi dan seringkali membuat orang tua merasa kewalahan, bingung, bahkan frustrasi. Namun, memahami akar permasalahan dari sudut pandang psikologi dapat membantu kita merespons dengan lebih bijak dan efektif. Artikel ini akan membahas tuntas mengapa anak bisa menjadi pemarah, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan strategi jitu untuk membantu mereka mengelola emosi dengan lebih sehat.

Mengapa Anak Bisa Menjadi Pemarah? Telaah Psikologi di Baliknya

Kemarahan pada anak bukanlah sekadar kenakalan atau pembangkangan. Dalam psikologi, kemarahan adalah emosi dasar yang normal dan penting bagi perkembangan anak. Namun, ketika kemarahan muncul terlalu sering, intensitasnya berlebihan, atau tidak terkontrol, ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih dalam. Berikut adalah beberapa faktor psikologis yang seringkali menjadi penyebab anak menjadi pemarah:

1. Perkembangan Emosi yang Belum Matang

data-sourcepos=”15:1-15:532″>Anak-anak, terutama usia prasekolah dan sekolah dasar, masih dalam tahap perkembangan emosional. Otak mereka, khususnya bagian prefrontal korteks yang bertanggung jawab atas regulasi emosi dan kontrol impuls, belum sepenuhnya matang. Akibatnya, mereka kesulitan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi yang kompleks seperti frustrasi, kecewa, atau marah. Ledakan kemarahan seringkali menjadi cara mereka untuk mengkomunikasikan kebutuhan atau perasaan yang belum mampu mereka ungkapkan dengan kata-kata.

2. Frustrasi dan Ketidakberdayaan

Dunia anak-anak seringkali penuh dengan batasan dan aturan yang mungkin sulit mereka pahami. Ketika keinginan mereka tidak terpenuhi, mereka menghadapi larangan, atau merasa tidak berdaya dalam situasi tertentu, frustrasi dapat dengan cepat memicu kemarahan. Misalnya, ketika mainan kesukaannya rusak, tidak diizinkan bermain game, atau gagal melakukan sesuatu yang diinginkan, anak mungkin merasa sangat frustrasi dan melampiaskannya dengan marah.

Baca Juga  Bebas atau Terlalu Longgar? Kesalahan Pola Asuh Digital yang Wajib Dihindari!

3. Pola Asuh dan Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga memainkan peran krusial dalam membentuk emosi anak. Pola asuh yang otoriter, permisif, atau tidak konsisten dapat meningkatkan risiko anak menjadi pemarah. Orang tua yang sering marah, menggunakan kekerasan fisik atau verbal, atau tidak memberikan batasan yang jelas dapat mencontohkan perilaku marah sebagai cara menyelesaikan masalah. Sebaliknya, keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan menerapkan disiplin positif akan membantu anak belajar mengelola emosi dengan lebih baik.

4. Masalah Kesehatan Mental yang Mendasari

Dalam beberapa kasus, kemarahan yang berlebihan pada anak bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan, depresi, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), atau gangguan perilaku. Jika kemarahan anak sangat sering, intens, dan disertai dengan gejala lain seperti sulit tidur, perubahan nafsu makan, atau menarik diri dari pergaulan, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk evaluasi lebih lanjut.

Baca Juga  Orang Tua Wajib Tahu! 9 Aturan Lama yang Justru Merugikan Anak!

5. Faktor Biologis dan Temperamen

Setiap anak dilahirkan dengan temperamen yang unik. Beberapa anak secara alami lebih sensitif, reaktif, atau memiliki ambang frustrasi yang rendah. Faktor biologis seperti ketidakseimbangan neurotransmitter di otak juga dapat memengaruhi regulasi emosi. Meskipun temperamen adalah bawaan lahir, lingkungan dan pola asuh tetap memainkan peran penting dalam membentuk ekspresi emosi anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *