- Selalu memprioritaskan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan bersama.
- Tidak pernah mau mengalah atau berkompromi.
- Mengharapkan pasangan selalu memahami dan memaklumi Anda, tetapi Anda tidak berusaha memahami dan memaklumi mereka.
- Tidak peduli dengan masalah atau kesulitan yang dihadapi pasangan.
Mengapa ini membuat kurang dihargai?
Sikap egois dan kurang empati akan membuat pasangan merasa tidak dicintai, tidak dipedulikan, dan tidak didukung. Mereka merasa bahwa Anda hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan kebahagiaan mereka. Sebuah studi dalam Journal of Social and Personal Relationships menemukan bahwa empati adalah prediktor penting dari kepuasan hubungan dan stabilitas jangka panjang.
Solusinya:
- Belajar untuk melihat dari sudut pandang pasangan: Cobalah untuk membayangkan diri Anda berada di posisi pasangan dan merasakan apa yang mereka rasakan. Ini akan membantu Anda lebih memahami perspektif mereka dan lebih berempati.
- Prioritaskan kepentingan bersama: Dalam hubungan, penting untuk mempertimbangkan kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan pribadi. Cari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
- Belajar untuk mengalah dan berkompromi: Tidak semua hal harus berjalan sesuai dengan keinginan Anda. Belajarlah untuk mengalah dan berkompromi demi keharmonisan hubungan.
- Tunjukkan perhatian dan kepedulian: Tanyakan kepada pasangan tentang kabar mereka, masalah yang mereka hadapi, dan dukungan yang mereka butuhkan. Tawarkan bantuan dan dukungan Anda dengan tulus.
6. Komunikasi yang Buruk dan Tidak Efektif
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, komunikasi adalah kunci dalam hubungan. Komunikasi yang buruk dan tidak efektif bisa menjadi sumber masalah besar dan membuat pasangan merasa tidak dihargai. Komunikasi yang buruk bisa dalam bentuk:
- Komunikasi pasif-agresif: Menggunakan sindiran, sarkasme, atau diam seribu bahasa untuk mengungkapkan kekesalan.
- Komunikasi agresif: Berteriak, membentak, atau menggunakan kata-kata kasar saat berbicara dengan pasangan.
- Menghindari komunikasi: Menghindar untuk membicarakan masalah atau perasaan yang mengganggu.
- Tidak jujur dan terbuka: Menyembunyikan informasi penting atau tidak berterus terang tentang perasaan dan pikiran.
Mengapa ini membuat kurang dihargai?
Komunikasi yang buruk akan membuat pasangan merasa frustrasi, tidak dipahami, dan tidak dihargai. Mereka merasa bahwa Anda tidak mau berusaha untuk berkomunikasi dengan baik dan menyelesaikan masalah secara dewasa. Komunikasi yang buruk juga bisa menciptakan kesalahpahaman, konflik, dan jarak emosional dalam hubungan.
Solusinya:
- Belajar komunikasi yang asertif: Komunikasi asertif adalah cara berkomunikasi yang jujur, terbuka, dan menghargai hak dan perasaan diri sendiri maupun orang lain. Ini berarti mengungkapkan pikiran dan perasaan Anda dengan jelas dan hormat, tanpa menyakiti atau merendahkan pasangan.
- Pilih waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara: Hindari membicarakan masalah penting saat Anda sedang lelah, marah, atau terburu-buru. Pilih waktu dan tempat yang tenang dan nyaman untuk berdiskusi.
- Gunakan bahasa “aku” (I-statement): Saat menyampaikan keluhan atau perasaan negatif, gunakan bahasa “aku” untuk fokus pada perasaan Anda sendiri, bukan menyalahkan atau menuduh pasangan. Misalnya, alih-alih mengatakan “Kamu selalu terlambat!”, katakan “Aku merasa kecewa ketika kita terlambat karena…”
- Dengarkan dengan empati dan validasi: Saat pasangan berbicara, dengarkan dengan sungguh-sungguh, tunjukkan empati, dan validasi perasaan mereka. Jangan langsung menyanggah atau membantah, tetapi cobalah untuk memahami perspektif mereka terlebih dahulu.
7. Mengabaikan Kebutuhan Pasangan (Fisik, Emosional, dan Praktis)
data-sourcepos=”161:1-161:219″>Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam hubungan. Mengabaikan kebutuhan pasangan, baik itu kebutuhan fisik, emosional, maupun praktis, bisa membuat mereka merasa tidak dipedulikan dan tidak dihargai.
Jenis-jenis kebutuhan pasangan yang sering diabaikan: