Blog

Orang Tua Sering Marah? Ini Dampak Mengerikan yang Jarang Disadari

×

Orang Tua Sering Marah? Ini Dampak Mengerikan yang Jarang Disadari

Sebarkan artikel ini
Orang Tua Sering Marah? Ini Dampak Mengerikan yang Jarang Disadari
Orang Tua Sering Marah? Ini Dampak Mengerikan yang Jarang Disadari (www.freepik.com)

perisainews.com – Membangun kecerdasan emosional anak adalah fondasi penting dalam perkembangan mereka. Lebih dari sekadar kemampuan akademis, kecerdasan emosional memungkinkan anak untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka dengan sehat.

Di era modern ini, di mana tantangan dan tekanan hidup semakin kompleks, memiliki kecerdasan emosional yang baik menjadi bekal berharga bagi anak untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan.

Namun, seringkali tanpa disadari, orang tua atau orang dewasa di sekitar anak justru melakukan hal-hal yang dapat menghambat perkembangan kecerdasan emosional mereka. Salah satu kebiasaan yang umum terjadi dan perlu dihentikan adalah kebiasaan “marah-marah” atau menggunakan nada bicara tinggi saat berkomunikasi dengan anak.

Mengapa “Marah-Marah” Justru Menghambat Kecerdasan Emosional Anak?

Ketika orang tua atau orang dewasa di sekitar anak sering “marah-marah”, ini dapat menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan ketakutan bagi anak. Anak akan merasa tidak aman dan sulit untuk mengekspresikan emosi mereka secara terbuka. Bayangkan, jika setiap kali anak melakukan kesalahan kecil atau bahkan hanya bertanya, respons yang didapatkan adalah bentakan atau omelan, apa yang akan terjadi? Anak akan belajar bahwa emosi, terutama emosi negatif seperti sedih, kecewa, atau takut, adalah sesuatu yang buruk dan harus disembunyikan.

Baca Juga  10 Ciri Suami Idaman Ini Bisa Menentukan Kebahagiaan Pernikahanmu

Lebih dari itu, “marah-marah” juga mengajarkan anak model komunikasi yang tidak sehat. Anak akan meniru cara orang dewasa di sekitarnya dalam mengekspresikan emosi. Jika anak terbiasa melihat orang dewasa marah-marah, mereka akan cenderung menggunakan cara yang sama ketika menghadapi masalah atau konflik.

Padahal, kecerdasan emosional yang baik justru mengajarkan cara berkomunikasi yang efektif, penuh empati, dan solutif, bukan dengan amarah dan kekerasan verbal.

Selain itu, kebiasaan “marah-marah” juga dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak. Anak akan merasa tidak dihargai, tidak dipahami, dan tidak dicintai. Kepercayaan anak terhadap orang tua akan berkurang, dan mereka akan cenderung menjauh dan menutup diri.

Baca Juga  Bahagia Selamanya? Pastikan Anda dan Pasangan Punya Kesepakatan Ini!

Padahal, hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang adalah fondasi penting dalam perkembangan emosional anak. Anak membutuhkan rasa aman dan dukungan dari orang tua untuk belajar mengenali dan mengelola emosi mereka dengan baik.

Kata “Ajaib” yang Lebih Efektif daripada “Marah-Marah”

Lalu, jika “marah-marah” bukan solusi yang tepat, apa yang sebaiknya dilakukan orang tua atau orang dewasa ketika anak melakukan kesalahan atau berperilaku kurang sesuai? Jawabannya sederhana, yaitu dengan menggunakan kata “ajaib” bernama “Tenang”. Ya, kata “tenang” mungkin terdengar sederhana, namun dampaknya sangat luar biasa dalam meningkatkan kecerdasan emosional anak.

Mengapa “tenang” begitu ajaib? Kata ini memiliki kekuatan untuk meredakan emosi yang sedang bergejolak, baik pada diri orang dewasa maupun anak. Ketika orang dewasa merasa ingin marah, menarik napas dalam-dalam dan mengucapkan kata “tenang” dalam hati dapat membantu menenangkan diri dan mencegah respons yang impulsif. Setelah diri sendiri tenang, barulah orang dewasa dapat berkomunikasi dengan anak secara lebih efektif dan rasional.

Baca Juga  10 Ungkulan Bahasa Inggris yang Sering Bikin Orang Indonesia Garuk-Garuk Kepala

Saat anak melakukan kesalahan atau menunjukkan emosi yang kuat, respons pertama yang diberikan orang dewasa sebaiknya adalah mengajak anak untuk “tenang”. Bukan dengan membentak atau mengomeli, tetapi dengan nada bicara yang lembut dan penuh kasih sayang. Misalnya, ketika anak menumpahkan minuman, alih-alih marah, orang tua bisa berkata, “Nak, tidak apa-apa, tenang ya.

Kita bersihkan bersama-sama.” Atau ketika anak sedang tantrum, orang tua bisa memeluk anak sambil berkata, “Sayang, Mama/Papa tahu kamu sedang kesal. Tenang dulu ya, kita bicara baik-baik setelah kamu lebih tenang.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *