Gaya HidupTekno

Dikira Kasar, 5 Kebiasaan Gen Z Ini Justru Lebih Masuk Akal!

×

Dikira Kasar, 5 Kebiasaan Gen Z Ini Justru Lebih Masuk Akal!

Sebarkan artikel ini
Dikira Kasar, 5 Kebiasaan Gen Z Ini Justru Lebih Masuk Akal!
Dikira Kasar, 5 Kebiasaan Gen Z Ini Justru Lebih Masuk Akal! (www.freepik.com)

perisainews.com – Generasi Z atau yang akrab disapa Gen Z, adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka tumbuh di era digital yang serba cepat, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, di tengah segala kelebihan dan inovasi yang dibawa, Gen Z juga seringkali dianggap sebagai generasi yang “kurang sopan” atau “tidak punya etika” oleh generasi yang lebih tua. Padahal, jika kita telaah lebih dalam, banyak dari kebiasaan Gen Z yang dianggap kasar ini sebenarnya sangat masuk akal dan relevan dengan zaman sekarang.

Sebagai contoh, sebuah studi dari Pew Research Center pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 74% Gen Z merasa nyaman berkomunikasi secara digital daripada tatap muka. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini seringkali disalahartikan sebagai kurangnya kemampuan sosialisasi atau preferensi untuk menghindari interaksi langsung. Padahal, bagi Gen Z, komunikasi digital adalah cara yang paling efisien dan efektif untuk terhubung dengan banyak orang sekaligus, tanpa batasan ruang dan waktu.

1. Balas Chat Singkat dan Padat: Efisiensi di Era Serba Cepat

Di era digital yang serba cepat ini, waktu adalah aset yang sangat berharga. Gen Z sangat menghargai efisiensi dalam segala hal, termasuk dalam berkomunikasi. Mereka lebih memilih untuk membalas pesan chat dengan singkat, padat, dan langsung ke inti pesan. Kebiasaan ini seringkali dianggap kasar oleh generasi yang lebih tua, yang terbiasa dengan basa-basi dan percakapan yang lebih panjang.

Baca Juga  Banyak yang Bangkrut Gara-Gara 11 Pengeluaran Bodoh Ini!

Namun, bagi Gen Z, membalas chat dengan singkat bukan berarti tidak sopan atau tidak peduli. Justru sebaliknya, ini adalah cara mereka untuk menghargai waktu lawan bicara dan memastikan pesan tersampaikan dengan jelas dan cepat. Dalam dunia kerja yang dinamis dan serba digital, kemampuan untuk berkomunikasi secara efisien adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan. Gen Z memahami hal ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa Ini Masuk Akal?

  • Hemat Waktu: Di tengah kesibukan dan padatnya informasi, membalas chat singkat membantu menghemat waktu dan energi.
  • Langsung ke Inti: Pesan yang singkat dan padat lebih mudah dipahami dan tidak menimbulkanMiss komunikasi.
  • Efisiensi: Dalam percakapan online, efisiensi lebih diutamakan daripada basa-basi yang panjang.
Baca Juga  Berani Coba 7 Hari Tanpa Notifikasi? Ini yang Akan Terjadi!

2. Multitasking Saat Berbicara: Adaptasi Otak Digital

Kebiasaan lain Gen Z yang sering dianggap kasar adalah melakukan multitasking saat berbicara dengan orang lain. Misalnya, sambil mendengarkan penjelasan, mereka mungkin terlihat sibuk dengan ponsel atau melakukan aktivitas lain. Hal ini seringkali diartikan sebagai tidak fokus, tidak menghargai lawan bicara, atau bahkan dianggap meremehkan.

Padahal, bagi Gen Z yang tumbuh besar dengan teknologi, multitasking adalah kemampuan yang sudah terasah sejak dini. Otak mereka terbiasa memproses berbagai informasi sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Melakukan multitasking bukan berarti mereka tidak mendengarkan atau tidak peduli. Justru, ini adalah cara mereka untuk tetap produktif dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Sebuah studi dari University of Sussex menemukan bahwa digital natives (generasi yang tumbuh dengan teknologi digital) memiliki kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan digital immigrants (generasi yang baru mengenal teknologi di usia dewasa).

Mengapa Ini Masuk Akal?

  • Adaptasi Otak Digital: Otak Gen Z terbiasa memproses banyak informasi sekaligus, sehingga multitasking menjadi hal yang alami.
  • Efisiensi Waktu: Multitasking memungkinkan mereka untuk menyelesaikan lebih banyak hal dalam waktu yang lebih singkat.
  • Tetap Terhubung: Dalam beberapa kasus, multitasking justru membantu mereka tetap terhubung dengan informasi atau orang lain yang relevan dengan percakapan.
Baca Juga  Cara Tetap Bersemangat dan Aktif di Usia 60, Strategi yang Terbukti Efektif

3. Terlalu Jujur dan Blak-blakan: Kejujuran di Atas Segalanya

Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat menjunjung tinggi kejujuran dan autentisitas. Mereka tidak suka basa-basi atau kepalsuan. Dalam berkomunikasi, mereka cenderung lebih jujur dan blak-blakan, bahkan untuk hal-hal yang sensitif sekalipun. Kebiasaan ini seringkali dianggap kasar atau tidak sopan oleh generasi yang lebih tua, yang lebih menghargai kesantunan dan diplomasi.

Namun, bagi Gen Z, kejujuran adalah fondasi dari hubungan yang sehat dan bermakna. Mereka percaya bahwa lebih baik mengatakan yang sebenarnya, meskipun pahit, daripada menyembunyikan kebenaran atau berpura-pura. Kejujuran dan transparansi adalah nilai-nilai yang sangat penting bagi Gen Z, baik dalam hubungan personal maupun profesional. Menurut survei dari Deloitte pada tahun 2022, 87% Gen Z menganggap kejujuran dan integritas sebagai kualitas terpenting dari seorang pemimpin.

Mengapa Ini Masuk Akal?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *