6. Telemarketer
Siapa yang suka menerima telepon dari telemarketer di tengah kesibukan? Sepertinya tidak banyak. Metode pemasaran outbound seperti telemarketing semakin tidak efektif dan mengganggu. Konsumen lebih memilih mencari informasi produk atau layanan secara online. Digital marketing, social media marketing, dan content marketing menjadi strategi yang lebih relevan dan efektif di era sekarang.
7. Resepsionis
Beberapa perusahaan mulai mengganti resepsionis manusia dengan sistem resepsionis digital atau virtual. Sistem ini bisa menjawab pertanyaan umum, mengarahkan tamu, atau bahkan mengatur jadwal pertemuan. Resepsionis manusia mungkin masih dibutuhkan untuk tugas-tugas yang membutuhkan sentuhan personal atau penanganan situasi yang kompleks, tapi jumlahnya pasti akan berkurang.
8. Operator Mesin dan Pekerja Pabrik
data-sourcepos=”41:1-42:480″>Otomatisasi dan robotika telah mengubah wajah industri manufaktur. Banyak tugas-tugas di pabrik yang dulunya dikerjakan manusia, sekarang digantikan oleh mesin dan robot. Operator mesin dan pekerja pabrik yang hanya melakukan tugas-tugas repetitif dan manual sangat berisiko kehilangan pekerjaan. Pekerja pabrik masa depan harus memiliki keterampilan yang lebih tinggi, seperti mengoperasikan dan memelihara mesin-mesin otomatis, atau mengelola sistem produksi berbasis teknologi.
9. Sopir Taksi dan Pengemudi Transportasi Umum
Mobil otonom atau self-driving car bukan lagi sekadar mimpi di film fiksi ilmiah. Teknologi ini terus berkembang dan berpotensi menggantikan sopir taksi, sopir bus, atau pengemudi truk di masa depan. Meskipun masih ada tantangan teknis dan regulasi yang harus diatasi, arahnya sudah jelas. Profesi sopir, terutama untuk rute-rute yang standar dan repetitif, sangat mungkin terotomatisasi.
10. Penerjemah dan Juru Bahasa
Software penerjemah bahasa seperti Google Translate semakin canggih. Meskipun belum sempurna, kemampuannya terus meningkat pesat. Untuk tugas-tugas penerjemahan yang sederhana dan umum, machine translation sudah cukup memadai. Penerjemah dan juru bahasa manusia mungkin akan lebih dibutuhkan untuk pekerjaan yang membutuhkan pemahaman konteks budaya yang mendalam, nuansa bahasa yang halus, atau penerjemahan simultan dalam acara-acara penting.
11. Broker Saham dan Pialang Asuransi
Platform trading online dan aplikasi investasi semakin populer, terutama di kalangan generasi muda. Kita bisa membeli saham atau reksadana sendiri dengan mudah, tanpa perlu jasa broker saham tradisional. Begitu juga dengan asuransi, banyak perusahaan asuransi yang menawarkan penjualan polis secara online. Peran broker saham dan pialang asuransi yang hanya menjadi perantara transaksi semakin tergerus. Mereka harus mampu memberikan nilai tambah berupa konsultasi keuangan yang personal dan strategi investasi yang cerdas.
12. Wartawan dan Jurnalis
Industri media massa mengalami disrupsi yang besar akibat internet dan media sosial. Model bisnis media konvensional tergerus, dan banyak media cetak yang gulung tikar atau beralih ke platform digital. Teknologi AI juga mulai digunakan untuk membuat berita atau artikel sederhana. Wartawan dan jurnalis masa depan harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, mengembangkan skill multimedia, analisis data, atau jurnalisme investigasi yang mendalam, serta membangun personal branding yang kuat di era digital.
Jangan Panik, Tapi Waspada dan Adaptif!
Melihat daftar profesi di atas, mungkin ada yang merasa cemas atau khawatir. Tapi, jangan panik! Tujuan artikel ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk memberikan awareness dan motivasi untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan zaman.