4. Menggunakan Terlalu Banyak Kata Pengisi: “E”, “Mmm”, “Seperti”, “Kayak”, “Pokoknya”
Kata-kata pengisi seperti “e”, “mmm”, “seperti”, “kayak”, “pokoknya”, dan lain-lain, seringkali tanpa sadar kita gunakan saat berbicara. Meskipun terlihat sepele, penggunaan kata pengisi yang berlebihan dapat merusak kualitas komunikasi Anda. Kata-kata ini membuat Anda terdengar tidak yakin, tidak terpersiapkan, dan kurang profesional.
Mengapa kata pengisi menjadi masalah:
- Mengurangi kejelasan pesan: Kata pengisi mengganggu alur kalimat dan membuat pesan Anda terdengar bertele-tele dan tidak fokus.
- Menunjukkan kurang percaya diri: Penggunaan kata pengisi yang berlebihan seringkali diinterpretasikan sebagai tanda keraguan atau ketidakpastian.
- Mengganggu perhatian pendengar: Kata pengisi dapat menjadi distraksi dan membuat pendengar kehilangan fokus pada pesan utama yang ingin Anda sampaikan.
- Membuat Anda terlihat kurang cerdas: Dalam konteks profesional, penggunaan kata pengisi yang berlebihan dapat merusak citra diri dan membuat Anda terlihat kurang kompeten.
Cara Memperbaiki:
- Kesadaran diri: Langkah pertama adalah menyadari kebiasaan Anda menggunakan kata pengisi. Perhatikan diri Anda saat berbicara atau rekam percakapan Anda untuk mengidentifikasi kata pengisi yang sering Anda gunakan.
- Jeda sebagai pengganti: Alih-alih menggunakan kata pengisi saat Anda berpikir atau mencari kata yang tepat, cobalah untuk menggantinya dengan jeda. Diam sejenak lebih baik daripada mengisi kekosongan dengan kata-kata yang tidak perlu.
- Latihan berbicara terstruktur: Latih berbicara dengan terstruktur dan terorganisir. Persiapkan poin-poin yang ingin Anda sampaikan sebelumnya, sehingga Anda tidak perlu terlalu banyak berpikir saat berbicara.
- Fokus pada pesan utama: Ingatlah pesan utama yang ingin Anda sampaikan. Fokus pada penyampaian pesan tersebut secara ringkas dan jelas, tanpa terdistraksi oleh kata-kata pengisi.
- Umpan balik dari orang lain: Minta teman atau kolega untuk memberikan umpan balik tentang penggunaan kata pengisi Anda. Mereka bisa membantu Anda menyadari kebiasaan yang mungkin tidak Anda sadari.
Menghilangkan atau mengurangi penggunaan kata pengisi membutuhkan latihan dan kesadaran diri. Namun, upaya ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas komunikasi Anda dan membuat Anda terlihat lebih percaya diri dan profesional.
5. Terlalu Banyak Menggunakan Jargon atau Bahasa Teknis: Membuat Bingung Orang Awam
Dalam berkomunikasi dengan orang yang tidak memiliki latar belakang atau keahlian yang sama dengan kita, menggunakan terlalu banyak jargon atau bahasa teknis adalah kesalahan besar. Ini dapat membuat pendengar bingung, merasa bodoh, dan akhirnya kehilangan minat pada percakapan. Komunikasi yang efektif haruslah inklusif dan mudah dipahami oleh semua orang, terlepas dari latar belakang mereka.
Mengapa penggunaan jargon berlebihan menjadi masalah:
- Membuat pendengar merasa terasingkan: Penggunaan bahasa teknis yang tidak dipahami dapat membuat pendengar merasa bodoh, terpinggirkan, atau tidak dihargai.
- Menghambat pemahaman: Jargon dan istilah teknis seringkali tidak familiar bagi orang awam, sehingga menghambat pemahaman pesan yang ingin Anda sampaikan.
- Merusak kredibilitas: Alih-alih terlihat pintar, Anda justru bisa terlihat sombong atau tidak peduli pada pemahaman pendengar jika terlalu banyak menggunakan jargon.
- Menghambat kolaborasi: Komunikasi yang efektif adalah kunci kolaborasi. Jika Anda menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh rekan kerja atau klien Anda, kolaborasi akan sulit terwujud.
Cara Memperbaiki: