perisainews.com – Mencari pekerjaan impian di era kompetitif seperti sekarang memang bukan perkara mudah. Anda mungkin sudah merasa CV sudah oke, pengalaman mumpuni, tapi kok ya panggilan kerja tak kunjung datang? Jangan langsung menyalahkan diri sendiri! Ternyata, ada banyak faktor tak terduga di luar bagus tidaknya CV yang bisa menggagalkan Anda mendapatkan pekerjaan.
Banyak yang fokus mati-matian mempercantik CV dan portofolio, padahal kesalahan-kesalahan kecil yang seringkali tak disadari justru menjadi batu sandungan utama. Nah, daripada terus penasaran dan bertanya-tanya, yuk kita bedah 10 kesalahan tak terduga yang sering bikin Anda gagal dapat kerja, biar perjuangan cari kerja Anda tidak sia-sia!
1. Meremehkan Riset Perusahaan: Lebih dari Sekadar ‘Apa yang Mereka Lakukan’
Kebanyakan pelamar kerja hanya fokus mencari tahu profil perusahaan secara umum: bergerak di bidang apa, produknya apa saja. Padahal, riset mendalam itu jauh lebih krusial dari itu! Anda perlu menggali lebih dalam tentang budaya perusahaan, nilai-nilai yang dianut, bahkan isu-isu terkini yang sedang dihadapi perusahaan.
Kenapa ini penting? Riset mendalam menunjukkan antusiasme dan keseriusan Anda pada rekruter. Ini juga membantu Anda menyesuaikan jawaban saat wawancara, menunjukkan bahwa Anda benar-benar klik dengan perusahaan, bukan sekadar ‘asal melamar’.
Tips: Jangan hanya baca ‘About Us’ di website! Coba cari artikel berita terbaru tentang perusahaan, ikuti media sosial mereka, lihat review karyawan di platform seperti Glassdoor atau Jobplanet. Intinya, jadilah ‘stalker’ profesional untuk mendapatkan insider knowledge!
2. ‘Silent Treatment’ di Dunia Kerja: Follow Up Itu Bukan Mengemis, Tapi…
Mengirim lamaran kerja serasa mengirim pesan dalam botol ke laut lepas? Jangan heran! Banyak perusahaan memang tidak memberikan kabar jika Anda tidak lolos. Tapi bukan berarti Anda pasrah begitu saja. Follow up yang tepat justru bisa jadi magic touch!
Kenapa ini penting? Follow up menunjukkan proaktifitas dan ketekunan Anda. Ini juga jadi kesempatan emas untuk re-engage dengan rekruter, memastikan lamaran Anda tidak tenggelam di lautan aplikasi lain.
Tips: Kirim follow up email 3-5 hari kerja setelah wawancara (atau sesuai instruksi rekruter). Isinya singkat, padat, dan jelas: nyatakan kembali antusiasme Anda pada posisi tersebut, sebutkan poin penting dari diskusi saat wawancara, dan sampaikan kembali nilai tambah yang bisa Anda berikan. Hindari copy-paste email follow up generik!
3. Kekuatan ‘Personal Branding’ Digital: Jejak Digital Itu Bernilai Kontrak!
Di era serba digital, rekruter tidak hanya melihat CV Anda. Mereka juga ‘mengintip’ media sosial dan jejak digital Anda. Akun media sosial yang tidak terawat, postingan negatif, atau bahkan tidak ada online presence sama sekali bisa jadi bumerang!
Kenapa ini penting? Media sosial adalah cerminan diri Anda di mata rekruter. Personal branding digital yang kuat menunjukkan bahwa Anda profesional, up-to-date, dan punya value lebih.
Tips: Rapikan profil media sosial Anda. Pastikan foto profil profesional, informasi diri relevan dengan karir, dan postingan Anda mencerminkan citra positif. Bangun personal branding dengan aktif berbagi konten positif dan relevan di LinkedIn atau platform lain yang relevan dengan industri Anda.
4. ‘Bahasa Tubuh’ Lebih Lantang dari Kata-Kata: Gestur Bisa Jadi ‘Kartu Mati’
Saat wawancara tatap muka atau video call, bahasa tubuh Anda bicara lebih banyak dari kata-kata. Gestur tubuh yang tidak percaya diri, kontak mata yang minim, atau posisi duduk yang tidak tegak bisa memberikan kesan negatif pada rekruter.
Kenapa ini penting? Bahasa tubuh menunjukkan kepercayaan diri, antusiasme, dan profesionalitas Anda. Ini adalah aspek penting dalam membangun first impression yang kuat.