data-sourcepos=”5:1-5:356″>perisainews.com – Investasi adalah langkah penting untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Namun, di balik potensi keuntungan yang besar, ada juga risiko yang mengintai. Sayangnya, banyak investor, terutama pemula, seringkali tanpa sadar melakukan kesalahan investasi yang bisa berakibat fatal bagi keuangan mereka. Alih-alih untung, investasi malah berujung buntung.
Nah, agar Anda terhindar dari kerugian yang tidak perlu, penting untuk mengetahui kesalahan-kesalahan investasi apa saja yang umum terjadi. Dengan memahaminya, Anda bisa mengambil langkah preventif dan membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan menguntungkan. Artikel ini akan membahas 7 kesalahan investasi yang paling sering dilakukan dan bagaimana cara menghindarinya. Yuk, simak selengkapnya!
1. Terlalu Emosional dalam Berinvestasi: Jangan Biarkan Pasar Mengendalikan Anda
Salah satu kesalahan investasi terbesar adalah membiarkan emosi mengendalikan keputusan. Pasar modal, terutama pasar saham dan kripto, seringkali dipenuhi dengan fluktuasi harga yang ekstrem. Saat pasar sedang bullish (naik), euforia berlebihan bisa membuat investor menjadi fear of missing out (FOMO) dan ikut-ikutan membeli aset dengan harga tinggi, tanpa pertimbangan matang. Sebaliknya, saat pasar bearish (turun), kepanikan bisa mendorong investor untuk menjual aset mereka secara terburu-buru, padahal kerugian belum tentu terealisasi jika mereka tetap tenang.
Mengapa ini kesalahan? Keputusan investasi yang didorong oleh emosi seringkali irasional dan kontraproduktif. Saat FOMO, Anda cenderung membeli aset yang sudah terlalu mahal (overvalued), sehingga potensi keuntungan di masa depan menjadi terbatas, bahkan berisiko rugi saat gelembung harga pecah. Sementara itu, penjualan panik saat pasar turun justru mengunci kerugian Anda dan melewatkan potensi rebound harga di masa depan.
Bagaimana cara menghindarinya? Kunci utama adalah berinvestasi dengan kepala dingin. Buatlah rencana investasi yang jelas dan terdokumentasi, termasuk tujuan investasi, jangka waktu, dan toleransi risiko Anda. Patuhi rencana tersebut, dan jangan biarkan fluktuasi pasar jangka pendek mengubah strategi investasi jangka panjang Anda. Ingatlah, investasi adalah maraton, bukan sprint.
2. Tidak Melakukan Riset yang Cukup: Investasi Bukan Judi
Investasi bukanlah ajang spekulasi atau perjudian. Membeli aset hanya karena ikut-ikutan teman, rekomendasi influencer, atau berita viral tanpa riset yang memadai adalah kesalahan besar. Setiap keputusan investasi harus didasari oleh analisis fundamental yang mendalam, baik terhadap aset yang dipilih maupun kondisi pasar secara keseluruhan.
Mengapa ini kesalahan? Tanpa riset yang cukup, Anda seperti berjalan dalam kegelapan. Anda tidak memahami potensi dan risiko aset yang Anda beli, sehingga rentan terhadap kerugian. Ibarat membeli kucing dalam karung, Anda tidak tahu apa yang Anda dapatkan.
Bagaimana cara menghindarinya? Lakukan riset sebelum berinvestasi. Pelajari profil risiko dan potensi keuntungan aset yang Anda minati. Jika berinvestasi saham, analisis laporan keuangan perusahaan, prospek industri, dan kinerja manajemen. Jika berinvestasi properti, teliti lokasi, potensi pertumbuhan nilai properti, dan cash flow sewa. Gunakan berbagai sumber informasi terpercaya, seperti laporan keuangan, berita ekonomi dari media kredibel, analisis dari para ahli, dan platform riset investasi yang terpercaya.
3. Hanya Fokus pada Keuntungan Tinggi Tanpa Memperhatikan Risiko: High Return, High Risk
Setiap investasi pasti mengandung risiko, dan semakin tinggi potensi keuntungan, biasanya semakin tinggi pula risikonya (high return, high risk). Kesalahan investor pemula adalah hanya terpaku pada iming-iming keuntungan besar tanpa mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi. Mereka terpikat pada investasi bodong atau skema cepat kaya yang menjanjikan keuntungan fantastis dalam waktu singkat, tanpa memahami bahwa risiko kehilangan seluruh modal juga sangat besar.
Mengapa ini kesalahan? Investasi dengan imbal hasil tinggi yang tidak realistis seringkali berujung pada penipuan atau bubble investasi yang akan pecah sewaktu-waktu. Saat bubble pecah, investor yang terlambat masuk akan mengalami kerugian besar, bahkan kehilangan seluruh modal.
Bagaimana cara menghindarinya? Pahami dan kelola risiko. Kenali profil risiko Anda sendiri (konservatif, moderat, atau agresif). Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda. Jangan tergiur dengan imbal hasil tinggi yang tidak masuk akal. Selalu ingat prinsip high return, high risk. Diversifikasi portofolio investasi Anda ke berbagai aset yang berbeda untuk mengurangi risiko secara keseluruhan.