BisnisKarir

5 Kalimat Terlarang dalam Negosiasi! Merusak Kesepakatan

×

5 Kalimat Terlarang dalam Negosiasi! Merusak Kesepakatan

Sebarkan artikel ini
5 Kalimat Terlarang dalam Negosiasi! Merusak Kesepakatan
5 Kalimat Terlarang dalam Negosiasi! Merusak Kesepakatan (www.freepik.com)

3. “Itu Tidak Mungkin!” atau “Tidak Bisa!”

Respons spontan yang bernada negatif ini seringkali muncul ketika kita mendengar permintaan atau penawaran dari pihak lain yang terasa tidak masuk akal atau di luar batas.

Mengapa Merugikan?

  • Menghambat Kreativitas dan Solusi: Negosiasi yang sukses seringkali membutuhkan kreativitas dan kemampuan untuk berpikir “di luar kotak.” Mengatakan “tidak mungkin” atau “tidak bisa” secara langsung menutup ruang untuk mencari solusi inovatif.
  • Mematikan Semangat Diskusi: Respons negatif yang terlalu dini bisa mematikan semangat diskusi dan membuat pihak lawan merasa tidak dihargai atau tidak didengarkan. Ini bisa mengakhiri negosiasi sebelum benar-benar dimulai.
  • Terkesan Tidak Profesional: Respons “tidak mungkin” atau “tidak bisa” terdengar kurang profesional dan kurang bijaksana. Negosiator yang handal selalu berusaha untuk tetap terbuka dan mencari jalan keluar, bahkan dalam situasi yang sulit.
Baca Juga  Trik Cerdas Negosiasi Termin Pembayaran untuk Keuntungan Maksimal

Alternatif yang Lebih Baik:

Alih-alih langsung menolak, cobalah untuk merespons dengan lebih konstruktif dan terbuka. Anda bisa mengatakan:

  • “Saya mengerti permintaan Anda, namun ini adalah tantangan yang cukup signifikan bagi kami. Bisakah Anda menjelaskan lebih lanjut mengapa aspek ini sangat penting bagi Anda?”
  • “Untuk saat ini, permintaan ini berada di luar kemampuan atau kebijakan kami. Namun, mari kita diskusikan lebih lanjut, mungkin ada cara lain untuk mencapai tujuan yang Anda inginkan, atau ada area lain yang bisa kita eksplorasi bersama.”

Dengan merespons secara lebih terbuka dan mengajak diskusi lebih lanjut, Anda menunjukkan bahwa Anda tetap tertarik untuk mencari solusi, meskipun ada tantangan yang perlu diatasi.

4. “Ini Sudah Harga Mati!” atau “Harga Pas!”

Kalimat ini, yang sering digunakan dalam konteks jual beli, memang terdengar tegas dan meyakinkan. Namun, dalam konteks negosiasi yang lebih luas, kalimat ini bisa menjadi kontraproduktif.

Baca Juga  WFH Berbasis AI: Masa Depan Pekerjaan atau Akhir Karier?

Mengapa Merugikan?

  • Menghilangkan Ruang Negosiasi: Mengatakan “harga mati” atau “harga pas” secara eksplisit menutup ruang untuk negosiasi lebih lanjut. Ini bisa membuat pihak lawan merasa tidak dihargai atau tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan penawaran mereka.
  • Terkesan Kaku dan Tidak Fleksibel: Negosiator yang baik selalu terlihat fleksibel dan terbuka untuk kompromi. Menggunakan istilah “harga mati” atau “harga pas” justru membuat Anda terkesan kaku dan tidak bersedia untuk bernegosiasi.
  • Berpotensi Kehilangan Kesepakatan: Dalam banyak kasus, sedikit fleksibilitas dalam harga bisa menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Terlalu terpaku pada “harga mati” bisa membuat Anda kehilangan peluang kesepakatan yang sebenarnya bisa dicapai.

Alternatif yang Lebih Baik:

Alih-alih menggunakan istilah yang terlalu kaku, cobalah untuk menyampaikan batasan harga Anda dengan lebih halus dan terbuka untuk diskusi. Contohnya:

  • “Harga yang kami tawarkan ini sudah sangat kompetitif dan mencerminkan nilai yang kami berikan. Namun, kami bersedia untuk mempertimbangkan beberapa penyesuaian jika ada aspek lain dalam kerjasama ini yang bisa kita optimalkan bersama.”
  • “Investasi yang kami ajukan ini adalah yang paling efektif untuk mencapai hasil yang Anda harapkan. Kami sangat yakin dengan nilai yang kami tawarkan. Bagaimana menurut Anda?”
Baca Juga  Terjerat FOMO? Rahasia JOMO untuk Hidup Lebih Tenang

Dengan bahasa yang lebih terbuka dan fokus pada nilai, Anda tetap menyampaikan batasan harga Anda tanpa menutup kemungkinan untuk diskusi yang lebih konstruktif.

5. “Oke, Terserah Anda Saja!” (Diucapkan dengan Nada Pasrah atau Kesal)

data-sourcepos=”87:1-87:154″>Kalimat ini, yang sering diucapkan dalam kondisi frustrasi atau merasa tidak didengarkan, adalah bentuk penyerahan diri yang sangat buruk dalam negosiasi.

Mengapa Merugikan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *