- Survei dari Edelman Trust Barometer 2023 menunjukkan bahwa Gen Z adalah generasi yang paling peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, dan mereka mengharapkan perusahaan untuk mengambil tindakan nyata dalam mengatasi isu-isu tersebut.
- Laporan dari PwC “Purpose at Work” menemukan bahwa karyawan yang merasa terhubung dengan tujuan perusahaan memiliki tingkat engagement yang lebih tinggi, produktivitas yang lebih baik, dan lebih kecil kemungkinannya untuk resign.
- Sebuah artikel di MIT Sloan Management Review menekankan bahwa menciptakan makna dalam pekerjaan (meaningful work) adalah kunci untuk menarik dan mempertahankan karyawan, terutama generasi muda.
Bagaimana Menghindarinya?
- Komunikasikan Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan: Pastikan karyawan Gen Z memahami dengan jelas visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan. Komunikasikan hal ini secara konsisten dan berulang, baik melalui internal communication, training, maupun company events.
- Hubungkan Pekerjaan Karyawan dengan Tujuan yang Lebih Besar: Jelaskan kepada karyawan Gen Z bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi pada tujuan perusahaan secara keseluruhan, dan bagaimana pekerjaan mereka memberikan dampak positif bagi pelanggan, masyarakat, atau lingkungan.
- Libatkan Karyawan dalam Inisiatif Sosial dan Lingkungan: Libatkan karyawan Gen Z dalam inisiatif sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan. Berikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan CSR, volunteering, atau program keberlanjutan perusahaan.
- Berikan Umpan Balik Positif dan Pengakuan: Berikan umpan balik positif dan pengakuan atas kontribusi karyawan Gen Z. Tunjukkan apresiasi Anda atas kerja keras dan dedikasi mereka, dan rayakan keberhasilan mereka. Hal ini akan membantu mereka merasa dihargai dan pekerjaan mereka memiliki arti.
5. Komunikasi yang Buruk dan Kurangnya Umpan Balik
Komunikasi yang efektif adalah fondasi dari setiap hubungan yang baik, termasuk hubungan antara manajer dan karyawan. Komunikasi yang buruk dan kurangnya umpan balik adalah kesalahan manajemen yang seringkali dianggap remeh, namun dampaknya sangat besar terhadap kepuasan dan retensi karyawan Gen Z.
Karyawan Gen Z mengharapkan komunikasi yang terbuka, jujur, dan transparan dari manajer mereka. Mereka ingin merasa didengar, dipahami, dan dihargai pendapatnya. Mereka juga membutuhkan umpan balik yang konstruktif dan reguler untuk mengetahui kinerja mereka, area yang perlu ditingkatkan, dan arah pengembangan karier mereka. Jika mereka merasa diabaikan, tidak mendapatkan informasi yang cukup, atau tidak pernah mendapatkan umpan balik, mereka akan merasa tidak terhubung dengan perusahaan dan tidak termotivasi.
Data dan Fakta:
- Survei dari PwC “The Future of Work and Skills” menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif adalah salah satu keterampilan kepemimpinan terpenting di era digital.
- Laporan dari Officevibe “The State of Employee Feedback in 2023” menemukan bahwa 82% karyawan menghargai umpan balik, baik positif maupun negatif, dan mereka merasa umpan balik membantu mereka meningkatkan kinerja.
- Sebuah artikel di Forbes menekankan bahwa umpan balik yang reguler dan konstruktif adalah kunci untuk membangun kepercayaan, meningkatkan engagement, dan mempertahankan karyawan.
Bagaimana Menghindarinya?
- Jadwalkan One-on-One Meeting Reguler: Jadwalkan one-on-one meeting secara berkala dengan setiap karyawan Gen Z. Gunakan waktu ini untuk berkomunikasi secara langsung, mendengarkan keluhan dan aspirasi mereka, memberikan umpan balik, dan mendiskusikan perkembangan karier mereka.
- Gunakan Berbagai Saluran Komunikasi: Gunakan berbagai saluran komunikasi untuk berinteraksi dengan karyawan Gen Z, seperti email, instant messaging, video conferencing, atau platform kolaborasi online. Sesuaikan saluran komunikasi dengan preferensi dan kebutuhan karyawan.
- Berikan Umpan Balik yang Spesifik, Tepat Waktu, dan Konstruktif: Berikan umpan balik yang spesifik, tepat waktu, dan konstruktif kepada karyawan Gen Z. Hindari umpan balik yang terlalu umum atau tidak jelas. Fokus pada perilaku dan kinerja karyawan, bukan pada kepribadian mereka. Berikan umpan balik secara seimbang, antara feedback positif dan area yang perlu diperbaiki.
- Ciptakan Budaya Feedback Dua Arah: Dorong karyawan Gen Z untuk memberikan umpan balik kepada manajer dan perusahaan. Ciptakan budaya feedback dua arah yang terbuka dan jujur. Tunjukkan bahwa Anda menghargai masukan mereka dan bersedia untuk belajar dan berkembang bersama.
Memahami karakteristik dan nilai-nilai Generasi Z adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan kerja yang menarik dan suportif bagi mereka. Dengan menghindari lima kesalahan manajemen di atas, Anda dapat meningkatkan kepuasan, motivasi, dan retensi karyawan Gen Z di perusahaan Anda. Ingatlah bahwa manajemen yang efektif di era modern adalah manajemen yang adaptif, empatik, dan berfokus pada pengembangan potensi karyawan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Anda tidak hanya akan mempertahankan karyawan Gen Z, tetapi juga membangun tim yang solid, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.