DigitalKesehatanTekno

Otak Kita Sedang Dirusak oleh Video Pendek, Benarkah?

×

Otak Kita Sedang Dirusak oleh Video Pendek, Benarkah?

Sebarkan artikel ini
Otak Kita Sedang Rusak oleh Video Pendek, Benarkah?
Otak Kita Sedang Rusak oleh Video Pendek, Benarkah? (www.freepik.com)

perisainews.com – Kecanduan video pendek telah menjadi fenomena global yang tak terhindarkan di era digital ini. Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts menawarkan hiburan tanpa batas yang mudah diakses melalui ujung jari. Namun, di balik kesenangan dan informasi singkat yang disajikan, tersembunyi dampak signifikan terhadap fokus, memori, dan kesehatan mental kita, terutama bagi generasi muda yang tumbuh besar dengan gempuran konten digital.

Mengapa Video Pendek Begitu Adiktif?

Sebelum membahas dampaknya lebih jauh, penting untuk memahami mengapa video pendek begitu adiktif. Algoritma canggih dari platform video pendek dirancang untuk terus menerus membanjiri pengguna dengan konten yang dipersonalisasi. Durasi video yang singkat, biasanya hanya beberapa detik hingga satu menit, menciptakan ilusi bahwa selalu ada sesuatu yang lebih menarik di video berikutnya. Efek “gulir tanpa henti” ini memicu pelepasan dopamin di otak, neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan penghargaan. Setiap kali kita menemukan video yang kita sukai, otak kita mendapatkan “hadiah” dopamin, yang membuat kita ingin terus menggulir dan mencari “hadiah” berikutnya.

Selain itu, video pendek seringkali dikemas dengan musik yang menarik, visual yang dinamis, dan informasi yang mudah dicerna. Kombinasi ini sangat efektif dalam menarik perhatian dan mempertahankan minat, bahkan bagi mereka yang memiliki rentang perhatian pendek. Kemasannya yang ringkas dan menghibur menjadikan video pendek sebagai “camilan digital” yang sempurna untuk mengisi waktu luang, menghilangkan kebosanan, atau bahkan menunda pekerjaan yang lebih penting.

Dampak Negatif Terhadap Fokus dan Konsentrasi

Salah satu dampak paling kentara dari kecanduan video pendek adalah penurunan kemampuan fokus dan konsentrasi. Otak kita menjadi terbiasa dengan stimulasi cepat dan perubahan konten yang konstan. Ketika kita terpapar terus menerus dengan video pendek, otak kita “dilatih” untuk mencari kepuasan instan dan kesulitan untuk mempertahankan fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan perhatian lebih lama, seperti membaca buku, belajar, atau bekerja.

Baca Juga  Overthinking: Masalah Mental atau Justru Tanda Kecerdasan?

Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap media sosial dan konten digital yang bergerak cepat dapat memperpendek rentang perhatian dan mengurangi kemampuan untuk berkonsentrasi. Dalam dunia nyata, ini dapat termanifestasi dalam kesulitan untuk fokus di kelas atau rapat, mudah terdistraksi saat bekerja, atau bahkan kesulitan untuk menikmati kegiatan yang membutuhkan perhatian penuh, seperti membaca atau menonton film panjang.

Pengaruh Terhadap Memori dan Daya Ingat

Kecanduan video pendek juga dapat mempengaruhi memori dan daya ingat kita. Informasi yang disajikan dalam video pendek seringkali dangkal dan tidak mendalam. Kita cenderung mengonsumsi informasi secara pasif tanpa benar-benar memproses atau memahaminya secara mendalam. Akibatnya, informasi tersebut tidak tersimpan dengan baik dalam memori jangka panjang kita.

Baca Juga  Lansia Tetap Bisa Sehat Tanpa Olahraga Berat

Selain itu, gangguan terus-menerus dari notifikasi dan keinginan untuk memeriksa video pendek dapat mengganggu proses konsolidasi memori. Konsolidasi memori adalah proses di mana otak memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang, yang biasanya terjadi selama tidur dan periode fokus tanpa gangguan. Jika kita terus-menerus terganggu oleh keinginan untuk menonton video pendek, proses konsolidasi memori ini dapat terganggu, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi daya ingat kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *