HubunganPsikologi

Kenapa Pasanganmu Tak Percaya Pujianmu?

×

Kenapa Pasanganmu Tak Percaya Pujianmu?

Sebarkan artikel ini
Kenapa Pasanganmu Tak Percaya Pujianmu?
Kenapa Pasanganmu Tak Percaya Pujianmu? (www.freepik.com)

perisainews.com – Dalam hubungan asmara, pujian menjadi salah satu bumbu penting yang dapat mempererat ikatan dan meningkatkan kebahagiaan. Namun, pernahkah Anda merasa bingung atau bahkan sakit hati ketika pujian tulus yang Anda berikan kepada pasangan justru ditanggapi dengan keraguan atau penolakan? “Ah, kamu cuma gombal,” atau “Masa sih?” mungkin menjadi respons yang seringkali membuat kita bertanya-tanya, kenapa pujian yang kita maksudkan untuk membahagiakan justru tidak dipercayai?

Fenomena ini ternyata memiliki akar psikologis yang cukup dalam dan kompleks. Memahami alasan di balik ketidakpercayaan pasangan terhadap pujian kita dapat membantu kita untuk berkomunikasi lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih sehat dan saling memahami. Artikel ini akan mengupas tuntas beberapa alasan psikologis mengapa pasangan mungkin tidak mempercayai pujian yang Anda berikan, serta bagaimana cara mengatasinya.

1. Rendahnya Harga Diri (Low Self-Esteem): Akar Permasalahan yang Paling Umum

Salah satu alasan psikologis paling mendasar mengapa seseorang sulit menerima pujian adalah rendahnya harga diri. Orang dengan harga diri rendah cenderung memiliki pandangan negatif tentang diri sendiri. Mereka merasa tidak berharga, tidak menarik, tidak pintar, atau tidak cukup baik dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, ketika mereka menerima pujian, pujian tersebut justru bertentangan dengan keyakinan negatif yang sudah tertanam kuat dalam diri mereka.

Baca Juga  7 Perkataan Gaslighting yang Sering Dipakai Manipulator

Bayangkan seseorang yang selalu merasa dirinya tidak menarik. Ketika pasangannya memuji penampilannya, otaknya secara otomatis akan menolak pujian tersebut. Pikiran seperti “Dia pasti bohong,” atau “Dia cuma kasihan sama aku,” akan muncul sebagai bentuk penolakan terhadap informasi yang tidak sesuai dengan self-image negatif yang telah mereka bangun.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, individu dengan harga diri rendah cenderung menyaring informasi positif dan lebih fokus pada informasi negatif yang mengkonfirmasi pandangan buruk mereka tentang diri sendiri. Pujian, dalam konteks ini, justru menjadi sumber cognitive dissonance atau ketidaknyamanan psikologis karena bertentangan dengan keyakinan inti mereka.

2. Pengalaman Masa Lalu yang Traumatis: Luka Batin yang Membekas

Pengalaman masa lalu, terutama pengalaman traumatis dalam hubungan sebelumnya, juga dapat menjadi faktor signifikan yang menyebabkan ketidakpercayaan terhadap pujian. Jika seseorang pernah mengalami pengkhianatan, kebohongan, atau gaslighting dalam hubungan sebelumnya, mereka mungkin menjadi lebih waspada dan sulit percaya pada perkataan orang lain, termasuk pujian dari pasangan saat ini.

Baca Juga  5 Tanda Orang Tua Menganggap Pola Asuhnya Benar, Padahal Justru Merugikan Anak

Misalnya, seseorang yang pernah dipuji habis-habisan oleh mantan pasangannya, namun kemudian dikhianati atau ditinggalkan secara tiba-tiba, mungkin akan mengembangkan trauma emosional. Trauma ini membuat mereka mengasosiasikan pujian dengan potensi bahaya atau kebohongan. Akibatnya, pujian dari pasangan baru justru memicu kecemasan dan ketidakpercayaan karena mengingatkan mereka pada pengalaman buruk di masa lalu.

Psikolog klinis Dr. Susan Forward dalam bukunya Toxic Parents menjelaskan bagaimana pola asuh yang tidak sehat di masa kecil juga dapat berkontribusi pada masalah kepercayaan di kemudian hari. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kritik atau pengabaian mungkin belajar untuk tidak mempercayai pujian karena mereka jarang atau bahkan tidak pernah menerimanya secara tulus.

3. Insecure dan Takut Kehilangan: Kecemasan yang Mendorong Keraguan

Rasa insecure atau tidak aman dalam hubungan juga dapat menjadi alasan mengapa pasangan Anda mungkin tidak mempercayai pujian. Seseorang yang insecure seringkali diliputi ketakutan akan kehilangan pasangan. Mereka mungkin merasa tidak cukup baik untuk pasangannya dan khawatir bahwa pasangannya akan menemukan orang lain yang lebih baik.

Baca Juga  Terjebak dengan Pria Toxic? Ini Cara Cerdas Keluar Tanpa Drama!

Dalam kondisi insecure ini, pujian justru dapat diinterpretasikan secara negatif. Pasangan mungkin berpikir bahwa pujian tersebut hanyalah cara Anda untuk menenangkan mereka sementara waktu, atau bahkan sebagai bentuk manipulasi agar mereka tidak terlalu menuntut atau merasa aman dalam hubungan. “Dia memuji aku supaya aku tidak curiga,” atau “Dia memuji supaya aku tidak marah kalau dia melakukan kesalahan,” mungkin menjadi pikiran bawah sadar yang muncul.

Menurut teori Attachment, gaya kelekatan seseorang dalam hubungan sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil mereka dengan pengasuh utama. Individu dengan gaya kelekatan cemas (anxious attachment) cenderung memiliki tingkat insecurity yang tinggi dalam hubungan romantis. Mereka selalu membutuhkan validasi dari pasangan dan rentan merasa khawatir akan ditinggalkan. Pujian, meskipun dimaksudkan untuk meyakinkan, justru bisa memperkuat kecemasan mereka karena memicu pertanyaan “Apakah pujian ini benar-benar tulus?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *