Kesehatan MentalParenting

5 Kesalahan Pola Asuh Ini Bisa Merusak Mental Anak

×

5 Kesalahan Pola Asuh Ini Bisa Merusak Mental Anak

Sebarkan artikel ini
5 Kesalahan Pola Asuh Ini Bisa Merusak Mental Anak
5 Kesalahan Pola Asuh Ini Bisa Merusak Mental Anak (www.freepik.com)

5. Pola Asuh Membandingkan Anak: “Lihat Kakakmu, Dia Lebih Hebat”

Setiap anak unik dan memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Namun, pola asuh yang membanding-bandingkan anak dengan saudaranya atau anak lain justru dapat merusak harga diri dan menciptakan persaingan tidak sehat antar saudara. Orang tua dengan pola asuh ini seringkali menggunakan perbandingan sebagai alat motivasi, tanpa menyadari dampak negatifnya pada psikologis anak.

Ciri-ciri pola asuh membandingkan anak:

  • Sering membandingkan: Terus-menerus membandingkan anak dengan saudaranya atau anak lain, baik dalam hal prestasi, kemampuan, maupun karakter.
  • Meremehkan keunikan: Gagal menghargai keunikan dan potensi masing-masing anak, fokus pada kelebihan anak lain yang dianggap lebih baik.
  • Menciptakan persaingan: Secara tidak langsung menciptakan persaingan antar saudara, membuat anak merasa harus bersaing untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua.
  • Kurang apresiasi individual: Jarang memberikan pujian dan apresiasi atas pencapaian atau kelebihan anak secara individual, selalu dikaitkan dengan perbandingan dengan anak lain.
Baca Juga  5 Sinyal Anak Butuh Perhatian Lebih dari Orang Tuanya

Dampak trauma jangka panjang:

Pola asuh membandingkan anak dapat merusak harga diri anak, membuat mereka merasa tidak berharga, tidak dicintai, dan tidak pernah cukup baik. Mereka tumbuh dengan perasaan iri hati, dengki, dan persaingan tidak sehat dengan saudara atau orang lain di sekitar mereka. Penelitian dari Brigham Young University menemukan bahwa anak-anak yang sering dibandingkan dengan saudaranya lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan masalah perilaku di masa remaja dan dewasa. Hubungan antar saudara juga dapat menjadi renggang dan penuh konflik akibat pola asuh yang tidak sehat ini.

Menuju Pola Asuh yang Lebih Sehat dan Empati

Menyadari adanya pola asuh yang kurang sehat adalah langkah awal untuk melakukan perubahan positif. Pola asuh yang ideal adalah pola asuh yang hangat, responsif, dan suportif. Orang tua perlu belajar untuk berempati dengan emosi anak, memberikan dukungan emosional yang memadai, dan menghargai keunikan masing-masing anak. Komunikasi yang terbuka dan jujur, aturan yang jelas namun fleksibel, serta pemberian pujian dan apresiasi yang tulus adalah kunci dalam menciptakan lingkungan pengasuhan yang sehat dan bebas trauma.

Baca Juga  Tanda-Tanda Kamu Mengalami Trauma Masa Kecil

Penting untuk diingat bahwa tidak ada orang tua yang sempurna. Setiap orang tua pasti pernah melakukan kesalahan dalam pengasuhan. Namun, dengan kesadaran dan kemauan untuk belajar dan berubah, kita dapat memutus siklus pola asuh yang tidak sehat dan memberikan yang terbaik untuk generasi penerus. Jika Anda merasa kesulitan dalam menerapkan pola asuh yang lebih sehat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog anak atau konselor keluarga. Kesehatan mental anak adalah investasi masa depan, dan pola asuh yang tepat adalah fondasi yang kuat untuk tumbuh kembang mereka yang optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *